Awalnya itu adalah pertemuan yang tidak disengaja, dia mengambil cangkir-cangkir kosong itu kembali padaku ketika aku membuatkan ibunya dan beberapa cangkir teh untuk orang-orang yang telah membantu ketika mereka pindah ke sebelah rumahku. Reymond namanya, dia tampak sangat pemalu, tetapi sangat sopan dan aku tahu dia baru berusia 18 tahun. Orang tua Reymond memutuskan untuk pindah kota demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Empat hari sebelum aku berbicara lagi dengan Reymond, dia tampak bingung, berkeliaran di kebun belakangnya, jadi aku mengundangnya untuk minum teh dan mengobrol. Reymond sekarang telah meninggalkan sekolah lamanya dan semua teman-temannya dan sedang menunggu untuk memulai semester keenam di sekolah baru setelah liburan, jadi dia merasa cukup membosankan sekarang melihat ibunya mulai bekerja penuh waktu.
Aku membawanya ke garasi yang kami ubah ke ruang permainan TV untuk empat anakku yang lebih muda. Semua dimulai dengan baik, bermain domino, bermain tenis, lalu kompetisi di antara kami pun mulai, Aku harus berusaha lebih keras hanya untuk memukul bola. Aku tidak pernah bermain sekeras ini dan aku bisa merasakan payudaraku memantul yang agak membuatku bersemangat.
Aku bisa merasakan tali bra-ku terlepas dari bahuku tetapi aku tidak bisa berhenti bermain, payudaraku yang berukuran 40f berayun-ayun ketika aku mengayunkan bola. Payudaraku bergerak dan menggosok bra-ku, ini adalah yang paling menyenangkan dan kegembiraan yang aku rasakan. Dan untuk beberapa kali, aku bisa merasakan pentilku keluar dari mangkuk bra semakin aku melompat dan melompat.
Reymond berdiri di depanku sambil menatap, melihat ke arah bawah dan ada puting besar yang terlihat menyembul dari dalam balik kaosku. Sesuatu menghentikanku dari melakukan hal yang benar untuk menutup-nutupi putingku yang menyembul seolah ingin keluar dari balik kaosku. Aku hanya merentangkan tanganku di atas kepalaku dan membiarkannya menatap dada-ku.
"Ayo, main game lain?" Pintaku, lalu tangan kami bersentuhan untuk pertama kalinya ketika dia menarik ku. Aku melihat selangkangannya, terjadi pembengkakan besar di celananya. Kami berdiri bersama, masih berpegangan tangan, tidak ada yang mau melepaskan, kami saling memandang tanpa berkata apa-apa.
Aku punya perasaan, perasaan seksual mengalir di sekujur tubuhku, aku ingin menciumnya, apakah aku bodoh berpikir dia menginginkan ku, aku jelek dan gemuk. Dia melepaskan tanganku dan mengalirkannya ke sisi leherku dengan sangat lembut, lalu melewati bibirku. Sentuhannya seperti listrik, dia menelusuri jarinya di bibirku lalu aku mengisap ujung jarinya sebelum menciumnya. Dia tampak malu-malu, tetapi masih terus menatap ku sambil menyentuh lembut sisi wajahku lagi.
Entah bagaimana Reymond membangkitkan gairah ku dengan rasa malu dan tidak bersalahnya, ini seperti nya adalah kali pertamanya dia menyentuh lawan jenis. Aku mengangkat tanganku ke wajahnya dan menggosok pipinya yang halus dan turun ke bibirnya.
Dengan lembut aku mendorong jariku di antara bibirnya dan merasakan kehangatan lidahnya yang hangat dan mulai mendorong masuk dan keluar dengan lembut beberapa kali. Selanjutnya, aku menariknya kembali dan mengambilnya kembali ke mulutku sendiri dan dengan lembut mencium ujungnya sebelum ku kembalikan lagi ke bibirnya.
Dia mencium jariku, sekali dua kali kemudian aku menggerakkan tanganku ke sisi kepalanya. Aku bergerak mendekat, memutar kepalaku sedikit, menunggu bibir kami bersentuhan, aku menciumnya lalu menariknya, mata kami masih terkunci bersama.
Dia tidak mengatakan apa-apa dan aku menciumnya lagi, kali ini aku merasakan bibirnya bergerak di bibirku. Aku berpegangan pada kepalanya, menarik kita bersama dan dia melakukan hal yang sama dengan tangannya. Akhirnya kami berciuman; tidak ada yang istimewa pada awalnya lalu aku mendorong lidahku ke bibirnya.
Aku meraba-raba mulutnya dan dia segera menerima pesan itu saat lidah kita bersentuhan, pada awalnya lembut. Aku merasa, dia menggodaku, menahan dan melihat apa yang ku lakukan pertama kali saat aku melingkarkan lidahku di lidahnya.
Kami berdiri mencium, mulut kami terkunci bersama, seperti ciuman pertama saya bertahun-tahun yang lalu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan mengingat apa yang suamiku lakukan sekarang, tidak ada ciuman hanya memasukkan penisnya ke dalam dan selesai, lalu berguling dan tertidur.
Aku menarik diri beberapa menit kemudian untuk melihat wajah muda Reymond yang naif. "Apakah itu ciuman pertamamu, Reymond?" Tanya ku pelan, dia mengangguk. Aku sadar ini sangatlah salah bagi ku tetapi dia lebih membuat ku bersemangat dengan kepolosannya, dia membuat ku merasa muda lagi. "Apakah kamu ingin mencium ku lagi?" Tanya ku, "Bisa kah aku?" Jawab Reymond.
Kali ini lidahnya mendorong melalui bibirku dan menyerang mulutku, dia membangkitkan bagian-bagian tubuhku yang tidak dihuni selama bertahun-tahun dan dia tidak menyadari dampak apa yang di alami olehku.
Kami masih berpegangan tangan dan aku mulai mengarahkan tangannya ke dadaku, pentil yang masih terselip di antara bra-ku tapi sedikit lebih rendah dari biasanya. Aku mendorong tangannya ke arahku, memasukkannya ke dalam bra-ku untuk menyentuh dada ukuran melonku dan rasanya begitu nakal tapi enak.
Dia hanya memegang dadaku sambil terus mencium. Kami berciuman selama lima menit sebelum aku melepaskan diri dan melangkah mundur tetapi masih cukup dekat sehingga tangannya masih berada di dadaku.
Dia melihat ke bawah dan aku bisa melihat kegembiraan baru dalam senyumnya. Aku menggerakkan tangan kami ke sisi lain, dada yang jatuh keluar dari bra dan masih menunjukkan puting ereksi yang perkasa melalui kaosku.
Sentuhannya seperti tembakan kilat menembakan putingku melalui tubuhku, lalu aku ke sofa dan duduk sambil menarik Reymond ke samping ku.
Aku mendorong tangannya dari dada-ku, menarik dada dan putingku keluar dari bra, "Maukah kamu mencium putingku?" Reymond membungkuk ketika tangan kami bergerak dan aku tidak punya waktu untuk memperlihatkan putingku yang telanjang kepadanya.
Dia mencium putingku dan mengisapnya ke mulutnya; Aku mengerang dan menarik kepalanya ke dada besarku. Reymond mengisapnya dengan baik, menemukan zona erotis yang ku pikir sudah lama hilang.
Tiba- tiba, aku mendengar suara telepon, ku abaikan suara telepon itu dan memilih untuk menikmati tubuhku berbaring di sofa dengan putingku yang di hisap-hisap sambil sesekali di elus-elus. Tetapi telepon terus berdering, aku menatap jam dan sial sudah waktunya untuk menjemput anak-anak dari sekolah, kemana pergi nya tiga jam terakhir?.
"Reymond, aku harus pergi," aku mengatakan kepadanya, "aku terlambat". Reymond pindah dari samping ku dan aku melompat bergerak cepat untuk menjemput anak-anakku sambil memasukkan dada-ku ke dalam bra lalu menyelipkan tali bra-ku kembali ke bahu-ku.
Aku menarik Reymond ke pintu belakang dan berkata, "Apakah kamu ingin datang lagi besok?" lalu memberi dia ciuman cepat dan mendorongnya keluar.
Ahh dosa terindah yang pernah ku rasakan dan akan berlanjut di keesokan hari pastinya, dan aku bergegas pergi menjemput anak-anakku dari sekolah.
SUHU DOMINO
No comments:
Post a Comment