Aku Alvin 21 tahun, masih jomblo dan kuliah di salah satu universitas di Jogja. Aku tinggal bersama bibi ku Surtini 51 tahun yang telah menjanda lebih dari 4 tahun. Anak-anak Surtini telah menikah dan tinggal bersama keluarga mereka masing-masing. Aku yang termuda dari 3 bersaudara dan hanya aku yang bisa berkuliah, jadi ketika aku berkuliah aku tinggal bersama bibi ku Surtini. Surtini pada dasarnya adalah orang yang pendiam dan aku lumayan akrab dengan bibi ku ini, ayahku Juwono bersikeras agar aku tinggal dengan saudara perempuannya ini ketika aku kuliah di karenakan keterbatasan ekonomi keluarga kami.
SUHU DOMINO
Selain aku bisa menemani bibi ku yang tinggal sendiri, bibi ku juga bisa memastikan aku belajar dan tidak keluyuran seperti anak-anak muda lainnya. Aku tidak pernah sekalipun ke acara pesta dan belum pernah berkencan, berbeda dengan sepupuku Marni. Aku mengantarnya ke pesta temannya karena paksaan dari ibuku.
Aku kurus tetapi aku selalu menjaga diri ku untuk tetap fit. Surtini sedikit kelebihan berat badan dan masih terlihat cantik mengingat umurnya yang sudah tua. Pada bulan September aku perhatikan ada yang berbeda darinya, dia bukan dirinya yang ceria seperti biasanya dan seperti khawatir tentang sesuatu. Aku tahu dia telah mengunjungi seorang Dokter dan kemudian aku mendengar dia juga membuat janji untuk pengecekan berkala dengan Dokter itu.
Wartono, suami Surtini telah meninggal karena kanker dan aku khawatir dia mungkin memiliki sesuatu yang salah dengannya sekarang. Aku tidak mengatakan apa-apa kepadanya karena aku tahu dia akan memberi tahu semua orang ketika dia siap. Pada hari Kamis malam aku mengawasinya dan dia tampak gelisah, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Aku bertanya-tanya apakah aku harus memberi tahu orang tua ku, tetapi aku memutuskan untuk menanyakannya langsung kepada bibi ku.
Kemudian pada hari Jumat malam, dia sedikit terganggu dari rutinitas normalnya. Aku bertanya kepadanya apakah semuanya baik-baik saja, dia menjawab ya semuanya baik-baik saja. Tetapi melihat kekhawatiran di wajahku, dia menambahkan bahwa dia sedang menderita gatal yang sangat menggangu dan Dokter telah memberikan salep anti gatal dan alat untuk mengoleskannya tetapi tidak bisa mencapai area gatal tersebut.
Dokter telah memberikan resep salep gatal yang terbaik dan salep tersebut seharusnya bisa mengatasi gatal itu, tetapi tidak berhasil. Aku memutuskan untuk berhenti di situ dan tidak bertanya lagi tentang hal itu. Sekitar satu jam kemudian dia mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur dan dia mendekati ku dan bertanya apakah aku mau membantu untuk mengoleskan salep ke bagian yang gatal. Aku agak malu begitu aku tau ternyata bagian dalam memeknya lah yang terserang gatal, tetapi karena dia terlihat menderita jadi aku menyetujuinya.
Dia berbaring di tempat tidur dengan kaki melebar dan memberi ku alat untuk mengoleskan salepnya, perlahan-lahan aku mendorong alat itu ke dalam memeknya, sedalam yang bisa ku jangkau dan memutarnya untuk menyebarkan salep tersebut. Setelah aku mengeluarkan alat pengolesnya dari dalam lubang memek bibi ku, dia mengatakan kalau gatalnya sudah mereda, tetapi masih ada sedikit gatal di bagian terdalamnya.
Mungkin jika kita bisa mengoleskannya lebih dalam dan menyebarkan salep itu bisa meredakan gatalnya. Alat itu hanya sekitar empat inci panjangnya dan di tambah dengan jari ku yang memegangnya bisa menambahkan sekitar dua inci lagi untuk bisa masuk ke dalam. Bermain dengan memek bibi ku telah membangkitkan gairah seks ku yang aku coba sembunyikan darinya.
6100GAME
Lalu tiba-tiba dia bangun dan terduduk di atas kasur, dan saat itulah dia melihat kontolku mulai membesar di dalam celana pendek ku. Dia tersenyum dan dia bertanya apakah dia yang telah membangkitkan kontolku itu, aku hanya mengangguk dan berharap dia tidak akan menganggap aku aneh. Kemudian dia memintaku untuk menunjukkan padanya kontolku yang membesar, aku sedikit ragu pada awalnya tetapi akhirnya aku menunjukkan padanya.
Dia bilang aku punya kontol yang bagus dan kemudian dia tiba-tiba terdiam. Lalu dia berkata kontolmu setidaknya 8 inci atau lebih bukan, aku menjawab "ya kurasa". Kemudian dia memperhatikan kontolku dan akhirnya berkata "jika kita menaruh banyak salep di dalam memekku dan kamu kemudian mendorong lebih jauh dengan kontolmu, mungkin bisa menggapai gatal yang berada paling dalam itu".
Aku terkejut untuk sesaat dan menjawab jika itu akan membantu. Dia kembali ke tempat tidurnya dan mengosongkan seluruh isi salep itu ke dalam lubang memeknya. Kemudian aku memasukkan kontolku, dan mendorong kontolku agar bisa masuk sedalam-dalamnya ke lubang memek bibi ku. Setelah sudah sepenuhnya dimasukkan aku berhenti dan menunggu dia mengatakan kepada ku untuk menarik kontolku keluar. Dia memaksa saya untuk bergerak bolak-balik agar salepnya tersebar dan dia mengatakan itu berhasil.
6100GAME SUHU DOMINO
Beberapa saat kemudian aku mulai merasakan air mani ku sudah ingin keluar, dan aku semprotkan air mani ku di dalam lubang memeknya dan itu tidak menjadi masalah baginya karena rasa gatalnya telah hilang. Setelah aku menarik kontolku keluar, dia menyuruhku berbaring di sampingnya untuk menunggu dan melihat apakah gatal itu akan kembali. Ketika aku berbaring di sampingnya dan memikirkan tentang apa yang baru saja kulakukan kontolku menjadi keras lagi dan saat melihatnya dia berkata aku boleh memasukkan kontolku lagi ke dalam lubang memeknya dan aku melakukannya. Aku telah melakukan hubungan seks dengan bibi ku, kami menikmatinya dan gatalnya pun hilang.
Alvin.
SUHU DOMINO
ReplyDelete