SUHU DOMINO |
6100game - Deni dan Raka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Novita ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Nindy, adiknya Deni. Novita yang mendengar suara tangisan anaknya pun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Novita kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Deni dan Raka. “Oi, Den.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Deni juga merasakan hal yang sama dengan Raka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya. “Gini deh, gue punya ide” kata Raka.
“Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Raka ke Novita.
“Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Nindy. Ntar dia gak kenyang lagi”
“Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan” “Hmm.. terus?”
“Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Raka sambil menunjuk ke arah payudara Novita yang masih menyusui bayi kecilnya. “Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Novita malah merespon permintaan mesum Raka sambil tertawa-tawa. “Oke deh, tante turutin. Deni, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..” “Iya ma.. Deni usahain” Novita melepaskan Nindy dari sisinya. Tampak Nindy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Novita lalu meletakkan Nindy ke kursi di sebelahnya. “Mau sekarang?” tanya Novita dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.
Deni dan Raka mendekati Novita, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Novita. Tangan Novita mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Novita, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan. “Ayo Deni.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Novita menyemangati anaknya.
“Oughh.. iya ma..” jawab Deni. Tapi apa daya, ketahanan Deni masih belum dapat menandingi Raka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka. “Yes, gue menang.. hehe” sorak Raka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
“Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Novita dengan wajah yang dicemberutkan ke Deni.
“Kamu mau ambil hadiahnya sekarang Raka?” tanya Novita dengan tatapan nakal ke Raka.
“Boleh tante.. ” “Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Novita sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Raka duduk di sebelahnya. Rakapun akhirnya duduk di sebelah Novita dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Novita yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Raka menempel ke pucuk payudara kanan Novita. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot puting payudara tersebut.
Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Deni tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horny, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Novita, mata Raka sesekali menatap ke Deni sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya. “Raka, jangan godain Deni seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Novita yang tahu apa yang sedang dipikirkan Raka.
“Hehe.. gak kok tante..” jawab Raka enteng.
“Ma…” kata Deni lirih.
“Ya sayang?”
“Deni mau juga dong…” “Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Raka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Novita. Sekali lagi tampak Raka cengengesan melirik ke Deni, membuat hati Deni makin pedih. “Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Raka.
“Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”
“Iya.. boleh yah tante..”
“Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Novita akhirnya menyetujui permintaan mesum Raka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas. “Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Raka lagi.
“Dasar nakal. Deni, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Novita malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua. “Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Deni.
Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horny dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Novita cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu. “Udah nih, puas kan kamu Raka?”
“Hehe.. tante emang baik” “Dasar” kata Novita sambil mencubit pipi Raka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Novita yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Raka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Novita. Tapi Novita tidak menganggapnya masalah.“ Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Raka mesum. “Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” Novita menyuruh Raka berbaring di atas sofa dengan kepala Raka berada di atas paha Novita yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Raka kini tepat di depan payudara Novita. Tangan Novita kini meraih penis Raka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Raka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Novita. Sambil membiarkan Raka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Raka masih saja melirik cengengesan ke arah Deni. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Deni yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Deni makin tidak karuan.Tapi suara rewelan Nindy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Raka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai. “Raka, bentar yah.. tante urus Nindy dulu” kata Novita melepaskan kocokan tangannya dari penis Raka.
SUHU DOMINO
6100game |
“Bentar kok sayang.. yah?” kata Novita lagi ke Raka, tapi Raka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Novita akhirnya menuruti kemauan Raka dan kembali mengocok penis Raka.
“Bentar yah Nindy sayang.. Om Raka masih belum puas nih.. hihi” kata Novita ke bayinya. Sungguh gila, Novita lebih memilih memuaskan Raka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.“Belum Raka? Kasihan tuh Nindy..” kata Novita.
“Belum tante, duh si Nindynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Raka yang betul-betul tidak tahu diri. “Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Deni, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Novita ke anaknya. Deni dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Nindy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Deni menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Nindy untuk tertidur lagi. Setelah Nindy tertidur, barulah Deni kembali ke tempat tadi. “Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Nindynya?” tanya Deni berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Raka. “Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Novita. Dengan berat hati Deni membawa Nindy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Nindy, gerutunya.
Saat Deni kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Novita berada di bawah tindihan Raka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Raka pun masih tetap dikocok oleh Novita dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Novita makin acak-acakan karena perbuatan Raka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Novita sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Raka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Novita berusaha untuk mendorong tubuh Raka. “Raka.. udah dong.. lama amat sih” kata Novita. Raka tidak memperdulikan omongan Novita dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Deni sudah kembali.
“Udah dong Raka sayang..” katanya lagi. Sebenarnya Deni cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Nindy tapi Raka belum juga ngecrot. Apa Raka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Nindy tadi? Pikirnya.
Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya Raka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi. “Sayang, sorry yah. Ini Raka masih belum puas aja” kata Novita pada Deni. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Raka masih saja meneruskan aksinya. Raka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Novita, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Novita dengan mulut dan lidahnya. Deni yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan. Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Novita tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Raka dari dirinya. “Udah dulu Raka, kasian Deni tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Novita mencoba memberi Deni kesempatan sekali lagi.
“Kalau gitu boleh dong Deni nyusu kalau Deni menang?” tanya Deni semangat.
“Iya.. boleh..” jawab Novita sambil tersenyum manis.
“Terus kalau Raka yang menang gimana tante?” tanya Raka yang masih belum puas juga.
“Hmm.. kamu maunya apa?” kata Novita balik nanya. “gimana kalau Raka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Raka kurang ajar. Deni sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Raka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Raka ini. “Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Deni” kata Novita sambil mencubit perut Raka.
“Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
“Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Deni tuh..” kata Novita sambil melirik ke anaknya. “Gimana Deni? Gak boleh kan?” tanya Novita ke Deni.
“Nggg…”
“Boleh kan DEN? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Raka main serobot. “Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Novita dengan senyum nakal. Memberi Raka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya. “Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Raka. Deni yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Raka, yang juga berarti Raka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Raka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini. “Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Raka. “Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Novita. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Novita hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Deni yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya. “Deni.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Novita.
“Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Raka.
“Ayo dong Deni, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Novita menyemangati anaknya.
Ronde selanjutnyapun dimulai, Deni ternyata memang kalah pengalaman dari Raka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Raka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Raka.“Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Raka. Novita tersenyum mendengarnya. “Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat apa-apa dari tadi” kata Novita sambil melirik ke Deni yang sedang terduduk kecewa. Rakapun mendorong tubuh Novita ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai. “Duh.. aww.. Raka, pelan-pelan dong..” kata Novita. Tanpa menjawab Raka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Novita yang lain, termasuk wajah dan mulut Novita. Deni lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Raka dan Novita kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Raka lalu menjulurkan lidahnya, Novita yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Raka tersebut, sungguh erotis sekali. Raka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Novita yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali. “Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Raka. Novita melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan. “Coba buka mulut tante..” suruh Raka. Novita mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Raka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Novita, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka.
6100game |
Lagi-lagi Raka cengengesan sambil melirik ke Deni setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Deni setelah menelan liur Raka. Bagi Novita sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Deni yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. “Lagi ya tante..” kini Raka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Novita. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Raka keluar dari mulut Novita karena tidak mampu menelan semuanya. “Udah ah kamunya, ada-ada aja”
“Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
“Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Deni”
“hehe.. oke deh..” setuju Raka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Novita.
“Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau ketahuan sama om, hihi..” “oke tante.. hehe” jawab Raka.
“Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Deni dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja. “Maaf yah sayang, Kan Raka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Deni hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Raka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Deni. Kini Deni tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Deni benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Deni berdiri ini. Tubuh Deni jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana.
Deni penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam. “Enak sayang?” terdengar suara mamanya samar-samar.
“Enak tante..”
“Enak banget yah?? hihi” “…. Duh, aw.. Raka, pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha..” terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
“Oughh.. Novita..”
“Ngghh.. sayang, udah… sshhh.. kamu ini, ntar Nindy nya bangun”
“Nggmmhh..”
“Oughh..”
Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Raka, entah apa yang mereka lakukan. Deni betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Nindypun terdengar dari sana, sepertinya Nindy terbangun karena ulah Novita dan Raka di dalam sana. “Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih..”
“Nindy, kamu mau ikutan nyusu kaya om Raka?, sini-sini..” kata mamanya. Deg, Deni terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi? Deni putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Deni hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Novita sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Deni betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan. “Lama amat sih ma?” tanya Deni dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
“Habis.. temanmu ini sih..” jawab Novita sambil tersenyum ke Raka.
“Udah yah Raka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
“Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Rakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Raka bahkan tidak pamit dengan Deni, Raka hanya berpamitan dengan Novita sambil mencium tangannya. “Ma..” kata Deni lirih memanggil mamanya.
“hmm? Apa sayang?”
“Deni juga mau dong..”
“ Hihihi.. kamu mau juga?”
“Iya mah..”
“Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
“Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma” “Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Novita memberi harapan pada Deni sambil mengedipkan matanya. “Kok gak sekarang aja sih ma?” “Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Deni. Akhirnya Deni setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Deni senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.
Tamat.
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment