Les Privat Mama

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Ma.. Pa.. Deni berangkat dulu”Kata Deni pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.“Iya.. hati-hati yah sayang..” kata ibunya. “Maaf yah sayang, papa gak bisa antar” kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi. “Gak apa kok.. daaaah..” kata Deni dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.

Namanya Deni, umur 15 tahun dan masih duduk di kelas 3 smp. Tampang Deni biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang. Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Ibunya Deni, Novita, berusia 33 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Deni dan satu lagi si kecil Nindy yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Novita menikah dengan suaminya Pandi, papanya Deni, saat masih berumur 19 tahun.

Novita sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus. Keseharian Novita dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu. Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali. Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Novita yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Deni yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Nindy di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang. Kalau sedang dirumah memang Novita hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Deni.

Awalnya Deni tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Deni juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon. Suatu hari Novita kedapatan memergoki Deni yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Novita melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.“Mama gak marah kan?” tanya Deni lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.

“Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baik” ujar Novita.
“Jangan kasih tau papa juga yah ma?” pinta Deni lagi.
“Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diam”
“Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..” sambungnya lagi.“Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?” Goda Novita lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Deni. Tentu saja hal itu membuat Deni jadi salah tingkah karena malu. Sejak saat itu Deni merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Novita hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini. Pernah saat itu Deni pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Novita sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Deni pulang. Deni tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Novita yang sadar diperhatikan Deni memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.“Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..” goda Novita.

SUHU DOMINO

6100game

“Eh, ng-nggak kok ma..” jawab Deni tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
“Beneran gak nafsu?” entah kenapa Novita malah tertarik menggoda anaknya sendiri.
“Ng-nggak mah.. maaf mah..”
“Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti baju” suruh Novita.

“Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinya” entah dari mana lagi ide gila Novita itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Deni yang mendengar ajakan mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.“Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihi” kata Novita menuju kamar mandi meninggalkan Deni yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Deni mengeluarkan darah karena mimisan. Setelah mengganti pakaiannya, Deni sempat ragu menerima ajakan mamanya tadi. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.“tok-tok” suara ketukan pintu kamar mandi oleh Deni. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
“Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda aja” kata Novita pura-pura.
“Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..” kata Deni dengan wajah kecewa.“Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masuk” ajak Novita lagi. Deni dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Deni terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan.

Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.“Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjang” suruh Novita pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Deni yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesusahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Novita jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Deni mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Deni disunat, Deni masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.Novita tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Deni merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.“Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Novita. Memang Novita sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Deni sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Deni dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.

Mereka akhirnya mandi bersama, Novita berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Deni yang mupeng berat agar Deni tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Novita kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Deni bisa melihat vagina beserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Novita juga membantu Deni menyabuni punggung Deni dan membasuh rambut Deni dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Deni selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang dengan keadaan ini. Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Deni jadi terkejut dan malu.“Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Novita menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Deni karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Deni beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya. Setelah itu, Novita semakin berani saja menggoda anaknya Deni. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Novita menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Deni ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus.

6100game

Intensitas onani Deni semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Deni lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.“Gak apa nih ma? Deni malu nih..”“Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Novita menggoda Deni. Darah Deni berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Novita langsung. Deni akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.

Novita hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Deni makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Deni untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.“Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Novita.
“Enakan ini mah..” jawab Deni malu.
“Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Novita tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Deni. Deni senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.“Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
“Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Deni” jawab Deni malu.
“Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Novita menyiram genangan sperma Deni. Sebenarnya Novita menyuruh Deni keluar karena dia juga merasa horny, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Deni keluar dan pintu tertutup. Novita berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Deni tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Deni, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.“Ohh.. Deni.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Novita berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.“Kamu nakal Dennis.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi.

Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.“Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.“mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Novita cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Deni. Novita baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Deni anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya. Setelah saat itu Deni beberapa kali mengajak Novita mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Novita melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Novita mulai menggunakan tangannya membantu Deni onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Novita juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.

“Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Deni berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
“Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Novita tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya. “Oughh.. enak mah.. terus..” racau Deni. Sepertinya Deni masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor.

Bersambung..


BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...