Keluarga Yang Haus

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Kisah ini merupakan pengalaman pribadiku sendiri. Namaku Andi, umur 23 tahun waktu itu. Aku baru saja berkenalan dengan seorang gadis yang berumur 23 tahun juga. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sedang dia bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta. Namanya Yeni.

Aku baru berkenalan dengannya sekitar 2 bulan. Waktu awal kenalan, aku tidak pernah mampir kerumahnya. Kami hanya bertemu diluar saja dan ngobrol-ngobrol saja. Tapi lantaran perasaan kami yang semakin akrab, maka suatu kali aku mampir juga kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan keluarganya. Yeni punya seorang ibu tiri yang umurnya sekitar 38 tahun dan dua orang kakak perempuan, yang tertua namanya Lina, umurnya 28 tahun dan yang nomor dua namanya Shanti umurnya 26 tahun. Walaupun ibunya ibu tiri, tapi sangat baik. Mereka tinggal 3 orang satu rumah. Sedang kakaknya yang pertama sudah menikah, belum punya anak dan tinggal ditempat lain. Hubungan mereka sekeluarga sangat akrab. Keluarganya ramah terhadapku.

Waktu kedatanganku yang pertama aku cuma duduk diruang tamu. Kedatanganku yang selanjutnya aku sudah biasa aja dirumahnya. Aku sudah bisa masuk keruangan yang lainnya. Suatu kali aku masuk kekamar Yeni, didalam kami ngobrol-ngobrol aja. Jarak antara kami makin dekat. Kupegang tangannya, kemudian perlahan-lahan kudekatkan wajahku kepadanya. Kami saling berciuman. Kulumat bibirnya yang berwarna kemerah-merahan dan Yeni membalas ciumanku. Cukup lama kami berciuman dan aku tidak berani menyentuh bagian yang lain. Sehabis itu kami main Play Stasion.

Minggu berikutnya aku main lagi ke rumah Yeni. Waktu itu kakaknya yang no.2 yaitu Shanti ada dirumah. Dia tidak masuk kerja. Setelah basa basi dengan kakaknya aku masuk kekamar Yeni. Didalam seperti biasa setelah kami ngobrol-ngobrol sedikit aku mendekati Yeni. Kami kembali berciuman, aku meremas tangannya, kemudian ciumanku menyusuri lehernya yang putih bersih. Nafas Yeni terdengar agak terengah-engah. Aku meneruskan ciumanku dengan meremas dadanya yang indah. kemudian satu persatu kancing bajunya kutanggalkan, sampai dia hanya pakai BH saja. BH nya yang berukuran 36B itupun kutanggalkan.

Payudaranya yang sekal dan indah itu pun habis kuciumi. Sementara tanganku meremas-remas dengan lembut payudaranya itu. Kemudian puting payudaranya yang berwarna agak kecoklatan kuhisap dan kujilati. Yeni makin menderu nafasnya. Aku terus asyik menghisap payudaranya yang sekal itu. Tapi secara tiba-tiba aku melirik ke pintu yang sedikit terbuka, disitu kulihat shanti berdiri termangu. Aku segera menghentikan gerakanku.

Shanti kemudian masuk kekamar Yeni. Tapi Yeni cuek saja melihat kakaknya masuk kedalam kamarnya. Dia tidak berusaha menutupi tubuhnya. Malah membiarkan saja tubuhnya dalam keadaan terbuka. Aku tentu saja merasa grogi. Aku takut Shanti marah kemudian melarangku main kerumahnya lagi. Tapi Shanti tidak marah malah tersenyum melihat aku yang salah tingkah. Kemudian Shanti bicara:
"Kamu mau kubuatkan teh Andi?"
"Ya mbak, boleh ....eh..terima kasih..." jawabku agak gugup.
Dalam hati aku merasa senang karena Shanti tidak marah padaku. Kemudian aku keluar dari kamar dan Yeni memakai bajunya tanpa mengenakan BH lagi. Masih kelihatan payudaranya yang montok itu dibungkus baju kaos yang tipis. Aku diruang tamu ngobrol-ngobrol saja bersama Yeni dan kakaknya. Shanti sama sekali tidak menyinggung kejadian tadi, dan bicara hal-hal lain.

Minggu berikutnya aku kembali datang kerumah Yeni. Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakaknya Shanti, aku kembali masuk kekamar Yeni. Didalam kami kembali berciuman. Aku mencium bibir Yeni yang harum. Yeni membalas ciumanku. Berbeda waktu kemarinnya, kali ini Yeni agak agresif. Dia mencium bibirku dengan ganasnya. Aku juga semakin berani membuka pakaian Yeni, sehingga dia hanya memakai celana dalam saja. Aku segera menyapu lehernya yang jenjang dan putih bersih. Yeni terlihat menggelinjang membuat aku semakin bersemangat. Nafasnya mulai terengah-engah. Ciumanku terus kearah dadanya yang montok. Aku menghisap puting payudaranya. Sungguh sangat enak rasanya. Aku menghisap puting payudaranya bergantian.Yeni makin terengah-engah.

Lalu aku membuka celana dalamnya, sehingga sekarang dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun. Aku menjilati pahanya yang putih mulus. Jilatanku terus naik kearah vagina Yeni yang memancarkan hawa harum dan wangi. Aku menjilat klitorisnya yang sebelumnya aku menyibakkan bulunya yang belum begitu lebat. Lama aku menghisap klitorisnya. Sampai aku merasakan cairan yang khas, mungkin dia sudah semakin teransang.

Yeni lalu mendorongku, sehingga aku berada dalam posisi telentang. Dia langsung mengarahkan bibirnya yang mungil ke penisku. Wahhh...enak sekali ... Yeni mengulum dan menghisap penisku .Aku semakin terengah-engah.Yeni pun semakin semangat mendengar desahan nafasku. Lalu aku mendorong Yeni dengan lembut agar dia segera telentang. Yeni pun mengerti dengan keinginanku. Penisku kuarahkan kearah vagina Yeni dan memasukkannya dengan perlahan-lahan. Yeni menjerit tertahan begitu penisku masuk semua kedalam vaginanya. Aku mengangkat pantatku perlahan-lahan, dan memasukkannya. Begitu seterusnya aku lakukan, memaju-mundurkan pantatku. Yeni pun kelihatan sangat menikmatinya.

Lalu aku mengangkat kaki kiri Yeni dan tetap aku menggoyang pantatnya yang montok. Sampai akhirnya dia menjerit dengan suara yang agak keras. Dan akupun merasakan cairan hangat yang membasahi penisku didalam vaginanya. Rupanya Yeni sudah keluar. Sementara aku nampaknya masih lama untuk mencapai puncak orgasmeku. Tiba-tiba aku dikejutkan suara yang sudah aku kenal.
"Wah..kamu kuat juga ya Andi..."
Rupanya itu suaranya Shanti kakak Yeni. Rupanya dia sudah dari tadi berdiri dibelakangku memperhatikan apa yang kuperbuat bersama dengan adiknya. Aku sangat kaget sekali, dan mencabut penisku yang masih tegang dari vagina Yeni. Kupikir tadi Yeni sudah mengunci pintu kamar.

Shanti segera menghampiri kami berdua. Kulihat Yeni cuek saja dan masih menikmati puncak orgasmenya. Shanti duduk disamping kami dan memperhatikan punyaku yang masih tegang. Sementara aku sendiri masih jauh dari puncak orgasmeku. Melihat situasinya seperti itu aku jadi memberanikan diriku meraih tangan Shanti. Kutarik lembut tangannya dan aku segera melumat bibirnya yang lembut. Sementara tanganku langsung meremas-remas payudaranya. Sekilas aku melirik Yeni dan kulihat dia tersenyum melihat yang kuperbuat dengan kakaknya. Dia bilang,
"Nah...sekarang giliran saya yang nonton kakak ya...?"
Shanti hanya menjawab dengan tersenyum saja. Nampaknya Yeni ingin aku berbuat yang sama dengan kakaknya.

Tanganku terus saja meremas-remas payudaranya dari luar. Aku segera melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya, sampai dia tidak mengenakan pakaian selembar benangpun alias bugil, seperti Yeni. Aku terus melumat bibirnya. Shanti pun tidak kalah membalas ciumanku. Ciumanku terus turun kelehernya yang putih bersih. Shanti mengelinjang membuat aku semakin bersemangat saja. Aku terus menciumi payudaranya yang montok, mungkin ukurannya ada sekitar 36, aku tidak tahu persis tapi sama dengan ukurannya si Yeni.

Aku menghisap puting payudaranya dengan lahap.Aku kembali melirik Yeni dan melihat dia tersenyum manis padaku. Aku jadi semakin bersemangat saja. Sementara Shanti terus saja menggelinjang keenakan. Aku terus saja menghisap puting payudara Shanti. Sementara tangan kiriku meraba-raba selangkangan Shanti. Aku merasakan bulu-bulu vaginanya yang lembut. Ciumanku terus kuturunkan kedaerah vaginanya. Aku menjilati klitoris Shanti dan dia terus saja menggelinjang. Aku merasakan cairan yang khas dari vaginanya, tapi aku yakin dia belum orgasme.

Aku lalu mendekatkan penisku kedalam mulut Shanti dan diapun melumat penisku dan menghisapnya. Sungguh sangat enak sekali. Lama Shanti menghisap penisku yang sudah sangat tegang sekali. Aku hampir tidak tahan lagi. Aku menyuruh Shanti supaya menungging. Aku lalu mengatur posisiku di belakang Shanti. Perlahan-lahan aku memasukkan penisku kedalam vaginanya. Tapi sebelum aku memasukkan penisku, Yeni bergerak mendekatiku dan tangannya menggenggam penisku.
"Biar kumasukin Ndi...," katanya.
Tapi sebelum itu dia masih sempat-sempatnya menghisap penisku. Setelah itu dia mengarahkan penisku ke kemaluan kakaknya. Dia tersenyum padaku. Shanti juga tersenyum padaku. Aku semakin tidak tahan dan segera memasukkan penisku ke vagina Shanti. Shanti menjerit tertahan,
"Ahh...Andi...punyamu enak sekhali...shayang..."
Aku semakin bersemangat menggoyangkan pantatku.Sementara Yeni duduk disampingku. Aku segera meraih tangan Yeni dan aku bilang,
"Yen, sini payudaramu aku hisap..."
Yeni segera menyodorkan payudaranya kemulutku.Jadi sementara aku menggoyang Shanti, mulutku menghisap payudaranya Yeni. Shanti semakin histeris menjerit-jerit keenakan kugoyang vaginanya dari belakang. Aku lalu menyuruh Yeni berdiri dan mengarahkan selangkangannya ke mulutku. Aku kembali menjilati klitoris Yeni. Yeni terdengar menjerit-jerit keenakan seperti kakaknya.

Tak lama tubuh Shanti menegang. Agaknya dia sudah mau keluar. Benar saja tak lama aku merasakan cairan hangat membasahi penisku yang masih menancap di vaginanya. Yeni juga masih menjerit-jerit. Aku lalu berdiri dan mengarahkan penisku yang masih tegang ke kemaluan Yeni yang berada dalam posisi berdiri dari depan. Aku mengangkat kaki Yeni dan meletakkan kakinya di pinggir tempat tidur. Aku memasukkan penisku kedalam vagina Yeni dari depan dan kugoyang-goyang, maju mundur.

Yeni kembali mendesah-desah,
"...Ahh...Andi...kamu pintar juga pake gaya berdiri seperti dalam film ...ahhh...akh.." mulutnya terus saja meracau.
Aku terus saja menggoyangnya, sementara mulutku tidak berhenti menciumi payudaranya yang montok kiri kanan bergantian dan juga menghisapnya bergantian. Yeni semakin melayang-layang kenikmatan saja. Tak lama aku juga sudah ingin keluar. Tapi sebelum aku keluar, Yeni sudah keluar duluan dan badannya mendadak jadi lemas. Aku segera mencengkram pantatnya dan memeluk tubuhnya. "Akh..." akhirnya aku keluar juga dengan perasaan yang melayang-layang. Spermaku membasahi vagina Yeni. Aku tidak kuat lagi menahan tubuh Yeni dan membiarkan dia terduduk dan akhirnya penisku pun tercabut dari vaginanya.

POKER TERPERCAYA

6100game

Shanti yang dari tadi memperhatikan, kembali mendekatkan kepalanya ke penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana. Yeni pun tidak ketinggalan juga menghisap penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana. Kedua kakak beradik tadi masih dengan lahap menghisap penisku bergantian.

Akhirnya kami bertiga terbaring lemas. Aku berada ditengah-tengah mereka. Tanganku masih saja bergantian meremas-remas payudara Yeni dan Shanti bergantian. Mereka juga masih menikmati remasan tanganku di payudaranya. Kami sama-sama menarik nafas panjang. Lama kami terdiam.

Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan.
"Shanti, Yeni kalian dimana? Ini mbak Lina datang nih...kok nggak ada yang menyahutin?"
Rupanya kakaknya yang tertua datang.Shanti lalu berdiri dan berkata pada Yeni,
"Yen, biar mbak saja yang menemuin mbak Lina, kayaknya dia sendirian saja kesini. Suaminya kayaknya nggak ikut tuh..."

Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Shanti berdiri dan jalan keluar kamar. Aku kaget dan bertanya pada Yeni,
"Yen,kalau ketahuan mbak Lina bagaimana nih...?" kataku agak cemas.
Tapi Yeni hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar, mbak Lina sangat terkejut melihat adiknya Shanti menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun.
"Shanti...kamu ngapain..? Kok nggak pake pakaian...?" tanya mbak Lina.
Tapi Shanti cuma tersenyum saja dan berkata,
"Nggak apa-apa kok mbak...Mbak nggak usah banyak tanya deh..." sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Yeni.

Sesampai dikamar Yeni, mbak Lina kelihatan terkejut melihatku dan Yeni juga tanpa pakaian. Shanti segera menjelaskan,
"Mbak, itu Andi pacarnya Yeni...Mbak udah kenal kan?" kata Shanti.
Sementara aku masih agak cemas, takut kalau-kalau mbak Lina marah besar. Tapi rupanya Yeni mengerti perasaanku. Dia berkata pada Lina,
"Mbak ayo duduk disini, ngapain berdiri disitu. Apa mbak nggak pingin merasakan punya Andi yang perkasa ini..? Bukankah Mbak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami mbak...?"

Mulanya mbak Lina ragu-ragu. Tapi Shanti segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama-sama bugil dengan adik-adiknya. Akhirnya mbak Lina duduk juga didekatku. Shanti berkata,
"Ayo Andi...kita teruskan, nih kakaknya Yeni yang paling tua udah datang. Dia nggak pernah puas kalau main. Mungkin kamu ketemu lawan tangguh...," kata Shanti bercanda.
Mbak Lina dan Yeni kulihat hanya tersenyum saja.
"Sekarang aku dan mbak Shanti cuma nonton aja, kamu main sama mbak Lina...habis kami capek sih..." kata Yeni dengan manjanya.

Akupun nggak jadi takut dan ikut tersenyum. Aku jadi berani dengan situasi seperti ini. Aku merasa seperti diberi lampu hijau. Aku langsung saja mengarahkan tanganku ke payudara Lina dan meremas-remas payudaranya dari luar pakaiannya. Lina hanya tersenyum saja aku perlakukan begitu. Aku segera melumat bibirnya dan Lina membalasnya juga dengan ganasnya. Nampaknya dia benar-benar membutuhkan seks. Aku semakin senang.

Aku segera melucuti pakaian yang dikenakan Lina, sampai dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun seperti adik-adiknya. Aku merasa kaget juga, karena payudaranya mbak Lina lebih besar dibandingkan payudara adik-adiknya. Terus terang aku sangat senang dengan ukuran payudaranya yang besar itu. Aku segera menciumi payudaranya bertubi-tubi dan bergantian, maklum nafsu seksku mulai bangkit lagi. Lina sudah mulai terengah-engah menghadapi seranganku. Aku kembali melumat bibir mbak Lina yang indah. Mbak Lina juga kembali membalas ciumanku dengan bernafsu.

Sementara itu aku juga melirik Shanti dan Yeni dan mereka cuma tersenyum menatapku sambil mengelus-elus vaginanya masing-masing. Ciumanku kembali kuarahkan keleher Lina yang putih bersih. Dan terus kuturunkan ke payudaranya yang montok. payudaranya kuciumi bergantian dan puting payudaranya kuhisap dengan lahap. Lama aku menghisap payudaranya. Lina berkata,
"akh...Andi...terus hisap...sayhang..enakh..sekali. terus sayang...kamu sekarang jadi bayi...ya....terus hisap payudara Mbak...sayang...?" katanya meracau.
Aku nggak peduli dengan rintihan dan erangan mbak Lina. Malah aku semakin bersemangat saja. Ciumanku kuturunkan keperutnya yang putih dan ramping dan terus turun kepahanya yang mulus. Pahanya kujilatin sampai basah semua. Jilatanku kunaikkan ke sela-sela pahanya yaitu ke vaginanya.
"Akh...apa ini Andi...ohhh..terus Andi..."kata mbak Lina.
Kayaknya dia juga tidak peduli lagi dengan sekitarnya.

Aku menjilati vaginanya. Aku mencari klitorisnya dan menghisapnya. Mbak Lina menjerit tertahan dan menekan belakang kepalaku, sehingga aku semakin mencium bau wangi dari vaginanya. Aku terus menjilati klitorisnya itu, sampai akhirnya aku merasakan cairan yang keluar dari vagina mbak Lina. Tapi mbak Lina sendiri belum keluar. Sementara punyaku sendiri sudah semakin tegang. Aku segera merubah posisiku dan menyodorkan penisku kemulut mbak Lina. Mbak Lina membuka mulutnya dan melahap penisku dan menghisap penisku dengan sangat bernafsu. Aku menyadari nafsu seks mbak Lina sangat tinggi. Tapi aku yakin bisa memuaskannya.

Akhirnya kusuruh mbak Lina telentang. Diapun menurut untuk telentang dan membuka kakinya lebar-lebar. Akupun segera mengatur posisiku untuk mengarahkan penisku kedalam lubang kemaluannya. Tapi sebelum aku memasukkannya, Yeni dan shanti mendekat dan berkata,
"Andi...sebentar dulu.." kata Shanti.
Tanpa menunggu jawabanku dia langsung memegang penisku dan memasukkan kedalam mulutnya lalu menghisapnya. Setelah itu giliran Yeni yang menghisap penisku. Aku melihat mbak Lina sudah nggak sabaran untuk merasakan penisku. Akhirnya setelah Yeni menghisap penisku, dia membimbing penisku dan mengarah kan ke lubang vagina kakaknya. Setelah posisinya pas, aku segera menekan pantatku perlahan-lahan.

Terdengar desahan dan jeritan kecil keluar dari mulut mbak Lina. Rupanya lubang vagina mbak Lina masih sempit seperti punya adik-adiknya. Aku sangat senang sekali. Aku segera menaik-turunkan pantatku ke vagina mbak Lina. Jeritan dan desahan nafas mbak Lina makin keras. Aku tidak peduli dan terus saja menggenjot dan menaik turunkan pantatku. Sama seperti vagina adik-adiknya, vagina mbak Lina seperti meremas-remas penisku.

Aku sudah hampir keluar, tapi aku berusaha bertahan selama mungkin. Dan kuperhatikan mbak Lina hampir mencapai puncak orgasmenya.
"...akh...akh..akh..terus andi..akh...aku sudah mau keluar nih...akh..," katanya terus meracau.
" Aahh aku juga mau keluar mbak..." kataku sambil meremas dan menghisap payudaranya.
Akhirnya aku merasakan cairan hangat membasahi penisku.
"Ahh...Andiii..mbak sudah keluar..." kata mbak Lina. Rupanya dia sudah keluar. Bersamaan dengan itu akupun merasa sudah nggak kuat lagi.
"Mbak...akhu...jugha..mau keluar...h.." kataku dengan suara agak parau.
Akhirnya spermaku tumpah membasahi vaginanya. Aku tertelungkup lemas diatas tubuh mbak LIna. Kulihat Shanti dan Yeni tersenyum menatapku. Aku lalu mencabut penisku dari lubang vagina mbak Lina dan tidur terlentang.

Shanti dan Yeni segera mendekatkan mulutnya dan kembali menghisap penisku bergantian. Begitu juga dengan mbak Lina bangun untuk menghisap penisku bergantian. Akhirnya kami kembali rebahan. Mbak Lina disebelah kananku, Shanti disebelah kiriku, sementara Yeni dengan manjanya telungkup diatas tubuhku. Kami sama-sama menarik nafas panjang. Sementara tanganku kembali bergerilya seperti tadi meraba seluruh tubuh kakak-adik itu dan meremas-remas payudara mereka bergantian. Kadang-kadang mereka juga bangun sebentar hanya untuk menghisap penisku. Kami sama-sama terbaring lemas.

Tak lama Shanti membuka pembicaraan,
"Wah...Andiii...kamu memang kuat bisa mengalahkan mbak Lina, penismu juga besar dan kuat lho Andi."
Aku hanya tersenyum saja dan meremas payudara Shanti dengan lembut dan memainkan puting payudaranya dengan ujung jariku.
"Baru kali ini aku merasa puas kalo main gini Ndi.."kata mbak Lina.
Aku hanya tersenyum saja mendengar pujian mereka dan tanganku semakin nakal dengan memasukkan jariku kelubang vagina mbak Lina.
"Aww...Andi...tanganmu nakal.. aku lagi capek nih..." kata mbak Lina manja.
Aku lalu berkata, "Wah...Yeni, Shant, mbak Lina, kayaknya kita harus berpakaian nih sebelum ibumu datang."
Yeni segera menjawab,
"Nggak apa-apa kok Andi. Kalau ibu datang dan melihat kita begini nggak bakalan marah kok...ya kan mbak?" kata Yeni sambil bertanya pada kakaknya.
Kedua kakaknya tersenyum saja dan Shanti berkata,
"Kalau kamu mau, kamu juga boleh main sama ibu..."
"Iya...ibu pasti senang sekali ya kan mbak Lina?" tanya Yeni kepada mbak Lina.
Mbak Lina menganggukkan kepalanya. Sekarang aku sudah mulai tenang. Sekarang tenagaku sudah mulai pulih. Lama kami terdiam, tapi tanganku tetap tidak bisa diam dan selalu menggerayangi tubuh ketiganya. Tapi mungkin karena kecapean, mereka bertiga cuma diam saja ketika tanganku menggerayangi tubuhnya, walaupun jari tengahku mengorek-ngorek vaginanya.

6100game

Tiba-tiba terdengar suara dari luar,
"Shanti,Yeni..kalian dimana?"
Rupanya ibunya sudah datang.
"Kami disini Bu..." sahut Yeni.
Lalu Yeni berkata padaku,
"Ayo Andi...kamu boleh coba ibuku..katanya tersenyum.
Aku cuma mengangguk saja dan sekarang tenagaku sudah benar-benar pulih lagi.

Tak lama kemudian ibunya Yeni sampai di kamar dan terkejut,
"hai...kalian lagi ngapain?" katanya sambil menutup mulutnya.
Ibunya Yeni masih melotot tidak percaya menatapku. Setelah dekat tanganku langsung memeluk ibu Yeni dan langsung meremas-remas payudaranya. Sementara itu dia masih setengah tidak percaya, tapi dia membiarkan tanganku meremas-remas payudaranya. Sambil berdiri aku menciumi bibirnya dan sekarang dia mulai membalas ciumanku. Aku tidak menduga ciuman ibunya ganas juga. Sementara tanganku masih terus meremas-remas payudaranya. Aku segera melucuti pakaiannya satu demi satu. Kulihat dia sekarang sudah bisa tersenyum dan berkata,
"Lina, Shanti, Yeni...kalian benar-benar nakal ya...? tapi kalian baik juga mau mengajak ibu main sama Andi."

Lina, Shanti dan Yeni hanya tersenyum saja dan berkata,
"ya Bu..jangan malu-malu ya...ya...penis Andi enak lho Bu..."
Setelah pakaian luarnya kulucuti, hingga hanya tinggal BH dan CD aja. Tanganku masih saja meremas-remas payudaranya. Nafas ibu Yeni mulai naik turun. Dia membiarkan saja apapun yang kulakukan pada tubuhnya dan menikmatinya. Aku mulai melepaskan BH nya dan aku kaget juga payudara dia masih kencang, putih dan montok dan besarnya hampir sama dengan payudara mbak Lina. Aku segera menyerbu payudaranya dengan ciuman-ciumanku. Aku menghisap puting payudaranya sambil berdiri.

Dia hanya merintih-rintih saja. Aku meremas-remas pantatnya yang montok, sementara mulutku tidak berhenti menghisap puting payudaranya kiri kanan. Setelah puas dibagian payudara, ciumanku kulanjutkan ke bawah. Ciumanku kuarahkan ke pahanya yang putih mulus dan terus naik keselangkangannya. Aku melepaskan CD nya sehingga dia tidak mengenakan apa-apa lagi, bugil seperti aku dan anak-anak tirinya.

Aku lalu menjilati vaginanya. Sambil berdiri, dia membuka kakinya agar mulutku leluasa menjilati vaginanya. Sementara tangannya menekan belakang kepalaku. Aku terus saja menghisap klitorisnya. Dia menjerit-jerit kecil dan kakinya kulihat agak gemetaran. Setelah puas menjilati vaginanya, aku lalu menekan tubuhnya supaya duduk jongkok menghadapku. Dia mengerti dan langsung saja mulutnya melumat penisku. Aku merasa sangat enak. Kayaknya Dia lebih berpengalaman dalam hal menjilat penis. Dia terus saja menghisap penisku dengan penuh semangat.

Akhirnya aku sudah tidak tahan lagi, aku lalu menyuruhnya membelakangiku. Aku lalu mengatur posisi dan mengarahkan penisku ke lubang vaginanya dari belakang dan menekannya pelan-pelan. Dia menjerit tertahan. Tapi aku tidak peduli. sementara Lina, Shanti dan Yeni hanya menonton dengan bersemangat dari samping. Aku menggoyang pantatku maju mundur sambil berdiri. Tangan kirinya kutarik kebelakang dan tangan kananku meremas-remas payudaranya yang sebelah kanan. Dia kembali menjerit-jerit dengan desahan nafasnya yang memburu.
"Andi...kamu...punyamu sangat enakh...akh...akh.." katanya meracau.
Aku semakin bersemangat mendengar rintihannya. Lalu aku menarik tangan kanannya sehingga kedua tangannya kutarik kebelakang. Sementara pantatku tetap maju mundur menggoyang pantatnya. payudaranya yang besar terus saja bergoyang-goyang ke bawah.

Aku lalu merubah posisi dan menyuruhnya telentang. Dengan nafas memburu dia menurut saja dan telentang dengan membuka kakinya lebar-lebar. Aku segera mengarahkan penisku ke vaginanya. Penisku pun segera menusuk vaginanya dan pantatku naik turun menghujam vaginanya. vaginanya tidak kalah rasanya dibandingkan vagina anak-anaknya. Masih menggigit dan meremas-remas penisku. Nafaskupun semakin cepat seperti nafasnya.

Sementara penisku menusuk-nusuk vaginanya, aku selalu menghisap payudaranya bergantian Sekitar hampir satu jam kami main, sampai akhirnya dia berkata,
"Andi...ahh...penismu sangat enakh...kuat...lubang vagina ku jadi penuh oleh penismu...ahh...ahhh..terus sayang..aku sudah hampir keluarhh..ahh..ahhh.."
Dan tak berapa lama akupun segera merasakan penisku jadi hangat karena cairan dari vaginanya sebagai tanda dia sudah sampai puncak orgasmenya. Badannya yang tegang tadi mulai lemas. Aku masih saja menggenjot vaginanya dan akhirnya akupun merasakan sesuatu yang hendak keluar. penisku kubenamkan dalam-dalam kedalam vaginanya. Dan spermaku pun keluar membasahi liang vaginanya. Aku tertelungkup lemas dengan nafas tidak beraturan.

Dia juga begitu lemas dan nafasnya juga tidak beraturan.Aku lalu mencabut penisku dari vaginanya dan telentang sambil menarik nafas panjang. Aku memejamkan mataku.Walaupun sudah keluar tapi penisku masih ngaceng. Mbak Lina, shanti dan Yeni mendekat dan mereka bergantian menghisap penisku dan menelan sisa-sisa spermaku. Aku merasakan nikmatnya hisapan mereka bergantian.

Mereka bertiga akhirnya merebahkan badannya disampingku. Lama kami terdiam karena kelelahan. Akhirnya Yeni berkata,
"Gimana Bu..? Enakkan penisnya Andi..?"
Ibunya berkata, "Wah..Andi...kamu memang luar biasa. penismu besar, kuat...wah...enak sekali..."
Aku menjawab, "Kalian juga sangat enak sekali. vagina kalian terasa meremas-remas penisku. Aku juga sangat suka dengan payudara kalian yang montok-montok ini." kataku sambil meremas-remas payudara mereka bergantian.

Akhirnya aku tidak diperbolehkan pulang dan harus menginap malam itu. Kami kembali main bergantian. Aku kembali main sama mbak Lina, Shanti, Yeni dan ibunya. Sungguh aku merasa sangat terpuaskan saat itu. Aku bisa menikmati tubuh mereka, tubuh kakak Yeni, tubuhnya sendiri dan tubuh ibunya. Aduh sangat enak sekali. Apalagi kulit tubuh mereka putih semua, maklum karena mereka adalah orang cina turunan. Apalagi payudara mereka sangat montok dan vaginanya juga bisa memijit-mijit penisku.

Setelah hari itu, tiap kali aku main ke sana, walau baru sampai di rumah Yeni, aku selalu meremas-remas payudara mereka bergantian. Kadang-kadang aku langsung melucuti pakaian mereka dan langsung menghisap payudara mereka bergantian. mereka pun sangat senang dengan caraku waktu aku datang itu. Kadang-kadang kalau baru datang, aku langsung membuka celanaku dan menyodorkan penisku kedalam mulut Yeni, Shanti, ibunya atau mbak Lina. Mereka pun sangat senang sekali. Sehingga tiap kali aku datang kesana pasti main dengan mereka bergantian.

Kadang-kadang Yeni, Shanti, mbak Lina atau ibunya juga memperkenalkan aku dengan teman-temannya dan akupun sering juga main dengan teman-teman mereka. Aku bilang pada mereka, kalau mau mengundang teman untuk main harus yang bersih. Rata-rata teman-teman mereka itu adalah wanita yang tidak bisa dipuaskan oleh suaminya. Ada salah satu temannya yang mau memberiku bayaran, tapi aku menolaknya karena aku melakukannya dengan suka sama suka. Karena aku sangat suka seks.


TAMAT.




BACA JUGA !!!

ONLINE POKER DAN DOMINO

6100game

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...