SUHU DOMINO |
6100game - Satu lagi kisahku yang berkaitan dengan isteriku adalah ketika aku harus ke Manado untuk suatu urusan. Biasanya aku tak pernah mampir kerumah keluarga isteriku yang memang berasal dari sana, tetapi kali ini aku terpaksa harus mampir ke Amurang karena isteriku menitipkan beberapa barang untuk adik dan kakaknya disana. Setelah selesai urusanku dikota Manado, maka aku segera memanggil taksi untuk ke Amurang yang letaknya cukup jauh dari kota Manado.
Aku sebenarnya kepengen menginap di Manado saja karena disana ceweknya hebat hebat dan menyenangkan, tetapi karena aku harus ke Amurang, maka aku putuskan untuk menginap disana saja, tokh aku tahu kalau rumah keluargaku cukup besar disana dan aku bisa menempati paviliunnya yang sangat menyenang-kan. Aku sampai di Amurang sekitar jam 4 sore, dirumah aku disambut oleh mertuaku, Ersa kakak isteriku serta Vena adik isteriku. Aku menatap wajah ketiga orang ini dengan pikiran yang melayang layang, karena sejujurnya saja baik itu ibu mertuaku, kakak iparku maupun adik iparku semuanya cantik dan mempunyai keseksiannya sendiri sendiri. Mereka tanpa canggung memelukku serta menciumiku seperti biasanya orang yang kangen. Tetapi aku jadi cekot cekot sendiri. Bayangkan, meskipun mertuaku sudah hampir 55 tahun, tetapi badannya masih montok dengan buah dada yang benar benar hebat ditambah lagi wajah yang cantik, kalau Ersa kakak iparku wajahnya kalem khas Manado, tetapi bentuk badannya benar benar ideal karena tinggi langsing dengan buah dada dan pinggul yang tak terlalu besar, kulitnya bersih dan bibirnya selalu tersenyum, berbeda sekali dengan adik iparku Vena yang wajahnya seksi dengan tubuh yang pendek dan padat ditambah buah dada yang montok hampir hampir tak sesuai dengan badannya yang kecil itu. Aku jadi bertanya tanya apakah Vena masih perawan, karena badannya begitu subur.
Kami masuk kerumah bersama sama, Ibu mertuaku merangkul aku dengan mesra sehingga dapat kurasakan buah dadanya menempel ketat dilenganku. Aku jadi nggak karu karuan, apalagi ketika kuperhatikan Vena, roknya yang tipis menyebabkan pantatnya yang memakai celana dalam kecil itu terbayang nyata dihadapanku. Benar benar membuat jakunku turun naik. Aku memang menyadari sejak dulu bahwa keluarga isteriku semuanya cantik, tetapi aku tak pernah menduga bahwa aku dihadapkan pada suasana seperti ini, aku sudah merasakan bahwa malam ini aku akan mendapat santapan yang lezat, entah yang mana tetapi aku pasti akan main dengan salah satu dari mereka atau bahkan dengan ketiganya, karena ibu mertuaku sendiri juga masih “layak dinikmati”
Dalam kamar aku berusaha untuk tidur sejenak karena memang tubuhku penat sekali, aku mencoba untuk tidur barang satu jam agar supaya nanti bisa keluar makan malam dengan keluargaku semuanya. Tetapi entah berapa lama aku tertidur karena ketika aku bangun kulihat diluar sudah gelap dan tak seorangpun yang berani membangunkan aku. Dengan tergesa gesa aku mengambil handukku dan pergi mandi. Tak kulihat seorangpun dirumah, entah kemana semua, tetapi ketika aku mendekati kamar mandi kudengan suara deburan air serta nyanyian wanita yang sayup sayup. Dari suaranya kukira itu suara ibu mertuaku. Benar saja ketika kuketuk pintunya ibu mertuakulah yang menjawab. Kutunggu dimuka pintu dan tak lama kemudian keluarlah mertuaku dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang dilibatkan dibadannya. Aku terpana menyaksikan sembulan buah dada mertuaku yang menonjol dari balik handuk yang dipakainya itu, apalagi ketika mertuaku mengambil pakaian yang ditaruhnya digantungan maka aku dapat melihat bulu ketiaknya yang lebat dan hitam itu. Secara otomatis aku melihat keantara selangkangannya sayang tertutup dengan handuk yang sedikit menutupi pangkal pahanya itu. Dengan nekad aku sengaja menjatuhkan handukku dan ketika mengambilnya aku melirik kepangkal paha mertuaku, benar saja, kulihat kerimbunan jembutnya yang masih basah dengan air. Entah mengerti atau tidak, tetapi mertuaku hanya tersenyum melihatku. Aku segera masuk kekamar mandi dan mulai mandi. Pikiranku yang ngeres menyebabkan kontolku jadi ngaceng nggak karu karuan. Kupercepat mandiku dengan harapan aku bisa nyamperin mertuaku yang kuharapkan masih belum berganti pakaian.
Kusambar handuk, kubiarkan bajuku tergantung dikamar mandi dan aku setengah berlari menuju kekamar mertuaku untuk menjalankan tipu muslihatku. Dengan hanya memakai handuk saja aku berhenti sejenak didepan kamar mertuaku, aku menarik nafas panjang dan tanpa mengetuk aku masuk kekamar itu. Benar saja kulihat mertuaku telanjang bulat didepan kaca sambil menyisir rambutnya yang panjang. Mataku terbeliak melihat buah dada serta jembut mertuaku yang amit amit tebalnya itu. Mertuaku menjerit kaget, dan menoleh kearahku, wajahnya merah padam, tetapi tak sedikitpun ia berusaha untuk menutupi memeknya ataupun susunya. Dengan wajah yang kubuat serius aku meminta tolong mertuaku untuk melihat kontolku yang kukatakan digigit semut, memang tadi sengaja aku mencari semut merah didepan kamar mandi dan kugigitkan kebatang kontolku sehingga kontolku jadi bentol kena sengat semut kecil itu. Ketika melihat aku menyodorkan kontolku yang seperti anak kucing besarnya itu mertuaku jadi terpana, dia tak bisa berkata apa apa namun kuperhatikan matanya terus melekat memandang kontolku itu. Mertuaku mengambil daster dan memakainya untuk kemudian mengambil obat gosok dan mendekati aku.
Dengan agak gemetar mertuaku mendekat dan dipegangnya kontolku untuk melihat bagian yang digigit semut itu. ” Aduh Ray, ngana ini kok ada ada saja sih, untung nih Ersa dan Vena lagi keluar, kalau nggak kan Mamie jadi nggak enak ya, sini Mamie kasih minyak gosok biar nggak sakit” Aku merasakan sentuhan tangan mertuaku yang dingin sekali, kurasa kalau dia masih sungkan atau takut karena kenekatanku ini. Setelah membubuhkan minyak gosok, mertuaku mau berdiri, tetapi aku sengaja bilang ”Mamie masih sakit nih, tolong dong dipijit pijit biar nggak terasa sakitnya. Mertuaku tertawa geli dan menyuruh aku duduk dikursi panjang yang ada dikamar itu, setelah aku duduk mertuakupun duduk disampingku dan tangannya mulai memijit mijit bagian kontolku yang sakit itu. Tapi dasar kontolku memang kurang ajar, begitu dipijit sedikit langsung saja dia ngaceng dan berdiri tegak lurus. Mertuaku dengan setengah berbisik berkata ” Ray ngana punya barang kok galak sekali ya” Aku diam aja karena aku juga merasakan sentuhan buah dada mertuaku yang menyenggol lenganku. Tanpa ragu ragu aku membetulkan tangan mertuaku agar supaya memegang kontolku dengan lebih tepat.
Tiba tiba saja mertuaku melepaskan tangannya dan sambil tertawa menyuruh aku keluar dari kamarnya ” Ayo Ray, itu sudah sembuh sekarang ngana keluar ” Aku yang sudah bernafsu yakin bahwa mertuaku sebenarnya juga kepengen merasakan kontolku ini, tetapi mungkin dia kuatir sehingga dia menyuruh aku keluar. Karena itu tanpa bicara ba atau bu langsung saja kuterkam mertuaku dan kutarik dasternya sehingga kami sama sama telanjang bulat. Langsung aku menciumi bukit memeknya yang penuh dengan jembut keriting itu sementara tanganku dengan terlatih memilin milin puting susu mertuaku. Mertuaku berusaha untuk memberontak dan mendorong kepalaku, meskipun aku tahu itu tidak dengan sungguh hati, dan justru karena gerakannya itu paha mertuaku jadi terkuak yang menyebabkan aku mudah untuk menyelipkan bibirku keliang memeknya. Sekali lidahku menyentuh itilnya, mertuaku langsung ambruk dan terlentang diatas kursi panjang tanpa berdaya apa apa. Matanya terpejam sambil menggigit bibir, menahan rasa geli yang aku berikan. Tanpa menunggu lama, aku langsung mengarahkan kontolku keliang memek mertuaku dan sekali kedut kontolku langsung amblas, begitu aku menggerakkan kontolku, mertuaku langsung merangkul aku dan menggigit pundakku dengan keras sekali, kedua kakinya diangkat tinggi dan dijepitkan pada pinggangku. Kurasakan memek mertuaku sudah longgar, tetapi untuk ukuran kontolku yang over size ini, maka memek seperti ini cocok sekali rasanya, karena kalau terlalu sempit justru membuat aku cepat finish.
SUHU DOMINO
6100game |
Aku tahu bahwa dari cara mertuaku menikmati persetubuhan tadi, dia sudah lama tak pernah merasakan kontol pria, tetapi aku yakin hal itu tak berarti dia tak pernah merasakannya semenjak mertua laki lakiku meninggal. Pasti ada satu atau dua pria yang mengisi kesepiannya dengan memberikan kehangatan seks. Aku sendiri sebenarnya masih belum puas dengan permainan tadi, karena dengan tubuh seperti mertuaku itu, rasanya aku masih mampu mendayung dua tiga kali lagi, tetapi apa mau dikata, mertuaku kuatir kalau diketahui orang. Ketika aku lewat kamar mertuaku, kulihat kamar itu tertutup rapat, sebenarnya aku ingin mengetuknya, tetapi saat itu kulihat Ersa berjalan kearahku, sehingga aku mengurungkan niatku itu. Ersa tersenyum melihatku,”kenapa ngana kok baru mandi Ray ?” aku jawab kalau aku ketiduran karena terlalu lelah. Ersa tersenyum manis yang membuat jantungku berdegup keras, senyuman itu benar benar merangsang dan penuh isyarat undangan yang dapat kutangkap. Sesampai dikamar, aku berbaring dulu ditempat tidur, disamping untuk relax, aku juga memikirkan Ersa kakak iparku yang cakep itu. Kalau dilihat dari wajahnya sih memang cantik isteriku yang juga adiknya, tetapi kalau badannya, isteriku bukan apa apa dibandingkan Ersa yang lebih mirip mamienya itu. Kubayangkan, apakah mungkin malam ini rejekiku bertumpuk tumpuk sehingga bisa menyantap ketiga wanita yang ada dirumah ini, memikirkan hal ini aku jadi tersenyum sendiri. Aku berpikiran bahwa ketiga perempuan dirumah ini memang kelihatannya nafsunya gede, aku bandingkan mertuaku dengan isteriku yang juga anaknya, tidak jauh berbeda nafsunya. Entah kalau si Ersa atau Vena, tetapi aku berani bertaruh bahwa mereka itu juga hebat.
Sedang asyiknya aku melamun, kudengar ketukan pelan dipintu kamarku, aku melompat dari tempat tidurku membenahi handukku dan membuka pintu itu. Kulihat Ersa dimuka pintu sambil tersenyum dia berkata ” Ray ayo ngana makan dulu, biar nggak letih itu badan” Aku menyahut “nggak dulu deh Er, gimana kalau kita omong omong saja dulu disini, nanti kita makan sama sama ya” Ersa tak menyahut, tetapi dia langsung masuk dan aku dengan acuh tak acuh menutup pintu itu. Jantungku berdegup keras,”ini dia dapat lagi satu santapan”. bagiku Ersa bukan sekedar merangsangku karena tubuhnya, tetapi aku lebih tertarik karena dia adalah kakak isteriku seperti aku juga tertarik pada mertuaku sendiri yang ternyata juga mau main dengan menantunya itu. Karena kursi dikamar itu hanya satu, maka agar supaya Ersa duduk diatas tempat tidurku, maka aku cepat cepat duduk dikursi yang cuma satu itu. Benar saja, Ersa setelah menoleh kiri kanan dan tak menemukan tempat duduk maka dia duduk diatas tempat tidurku. Dengan hanya memakai handuk aku mengajak Ersa berbicara sementara mataku memperhatikan Ersa yang memakai daster tanpa lengan itu. Kalau kuperhatikan, Ersa tampaknya tak memakai beha, aku hanya ingin dia mengangkat tangannya agar aku bisa melihat ketiaknya, apakah lebat seperti isteriku dan juga mamanya ataukah bersih yang kurang kusukai itu.
Ersa menanyaiku keadaan Jakarta, juga bagaimana keadaan Nofie isteriku disana. Aku bercerita panjang lebar tentang keadaan keluarga di Jakarta, juga aku ceritakan tentang Dicky adik laki laki satu satunya yang juga membantu perusahaanku di Jakarta. Pembicaraan kami jadi makin serius ketika aku mulai menanyakan keberadaan bung Danny, suami Ersa. Danny seorang dokter yang ganteng dan baik sekali, sayangnya sampai saat ini mereka belum dikaruniai anak seorangpun, entah siapa yang salah. Ketika kutanyakan dimana bung Danny, Ersa menjawab kalau Danny sedang dinas kedaerah untuk beberapa hari. Hal ini membuatku gembira karena berarti kesempatanku makin besar untuk menikmati Ersa. “Ersa kenapa sih kok belum punya anak juga, apa memang dicegah ?” Ersa tersenyum simpul saja katanya “Bagaimana mau punya anak, kalau produksinya jarang jarang” Aku tersenyum dan dengan santai aku bercerita tentang hubunganku dengan Nofie isteriku dalam hal seks. Kuceritakan betapa Nofie hampir setiap malam mengajakku untuk main, belum lagi hobby Nofie yang senang posisi macam macam.
Ersa hanya tersenyum saja mendengar ceritaku itu, aku yakin kalau dia terangsang mendengarnya. “Ray, kenapa sih Nofie kok demikian gede nafsunya, apa kamu kasih minum obat ya?” Aku jawab enteng, “enggak tuh, tapi biasanya, perempuan yang bulunya lebat, itu nafsunya juga gede” Ersa terkikik mendengar jawabku itu, aku langsung bertanya lagi ” apakah Ersa juga lebat bulunya, kasih lihat dong !” Ersa dengan terus tertawa geli balas bertanya “bulu apa Ray ?” Kujawab “bagaimana dengan bulu ketiak Ersa ?” Ersa dengan malu malu mengangkat lengannya yang putih bersih itu sehingga aku bisa melihat ketiaknya yang penuh dengan rambut hitam keriting itu. Aku bergaya tenang saja, padahal hatiku dag dig dug melihat ketiak yang lebatnya melebihi ketiak isteriku bahkan lebih lebat dari ketiak mertuaku tadi. Sambil mengatur suaraku agar tak kentara kalau aku nervous aku berkata lagi “waduh Ersa, nafsumu pasti segede nafsu Nofie, malah bisa bisa kamu lebih gede lagi, kalau bung Danny nggak punya modal yang hebat, pasti rontok deh sama kamu” “Apakah barangnya Danny gede dan mainnya kuat Er ? Ersa tak menjawab malahan bertanya “kalau Ray gimana ?” Inilah pertanyaan yang aku tunggu tunggu langsung saja kujawab “kalau aku sih minimal dua kali semalam ya masih OK, karena barangku cukup besar untuk membuat Nofie puas dalam waktu yang relatif singkat”
Saat itu dengan sengaja kusingkap handukku hingga kontolku yang sudah setengah ngaceng itu dapat dilihat dengan nyata oleh Ersa. Ersa menjerit lirih melihat kontolku itu, katanya ” aduh Ray masukkan deh, aku ngeri habis gede sekali sih” Aku tertawa saja, tanpa berusaha untuk menutup handukku lagi, malah aku bertanya : “kalau punya Danny seberapa Er ? Ersa menjawab “pokoknya nggak segede punya kamu deh” “Ah nggak apa apa Er, Nofiepun aku rasa susunya tak semontok kepunyaanmu, pasti Danny senang karena punya isteri yang susunya gede” “Coba aku lihat Er, sebentar saja” Ersa tertawa tawa malu namun dibukanya kancing dasternya bagian atas sehingga terbukalah buah dadanya yang putih mulus tanpa beha itu. Benar benar besar dan padat sekali, pentilnya coklat muda dan dibeberapa tempat kulihat masih ada bekas gigitan yang berwarna merah. Aku berdiri dan mendekati Ersa, kataku “aduh Ersa, susumu bagus sekali, aku kepengen memegangnya ya” tanpa menunggu aku sudah meremas buah dada yang montok itu, sementara karena tadi handukku terlepas, maka ketika aku berdiri aku sudah tak memakai apa apa lagi. Sengaja kupepetkan badanku ketubuh Ersa sehingga sementara tanganku meremas susu Ersa, kontolku yang panjang itu menggeser geser lengannya. Ersa hanya diam saja merasakan remasan dan pelintiran jariku pada putingnya. Bahkan dia berkata “Ray aku boleh pegang barangmu ya!” Aku tak menjawab, hanya kontolku kusorongkan kearahnya, dengan gemas Ersa balas meremas kontolku dan entah disengaja atau tidak Ersa menarik kontolku sehingga aku terjerembab keatas tempat tidur menimpa tubuhnya.
Saat itu aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya yang tebal dan menantang itu. Ersa membalas ciumanku dengan menggigit bibir bawahku pelan pelan. Aku membalas ciuman Ersa dengan menyelusupkan lidahku kedalam rongga mulutnya yang dibalas Ersa dengan menghisap ujung lidahku itu. Benar benar jago berciuman, sementara bibir kami bertautan, tanganku mulai mengembara kepaha Ersa, kurasakan celana dalamnya menutupi bukit memeknya, karena itu pelan pelan kutarik celana dalam itu hingga terlepas, ketika kuraba bukit memeknya aku merasakan kerimbunan yang sangat tebal. Ketika jariku berusaha mencari liang memek Ersa, aku berhasil menyentuh itil Ersa yang sudah membengkak dan keras itu. Memek Ersa sudah licin dengan cairan sehingga jariku dengan mudah menelusup kedalam liangnya yang hangat dan terus menerus mempermainkan itilnya itu. Saat itu Ersa berbisik agar supaya aku mengunci pintu lebih dahulu. Dengan tergesa gesa aku menuju pintu serta menguncinya. Kembali ketempat tidur kulihat Ersa sudah membuka dasternya sehingga tubuhnya yang montok dan putih mulus itu terpampang dihadapanku. Kaki Ersa sudah direntangkannya sendiri membuat liang memeknya yang berwarna merah tua itu merekah berkilat karena lendir yang membasahinya. Aku tak mau lagi menunggu terlalu lama, kuarahkan kontolku keliang memeknya dan pelan pelan kutusukkan keantara bibir memek Ersa, aku sengaja tak memasukkannya sekaligus karena aku kepengen Ersa yang bereaksi menekan kontolku agar masuk semuanya.
Ersa yang sudah bernafsu itu menekan pantatku sehingga akhirnya kontolku amblas dalam liangnya. Begitu Ersa merasakan ujung kontolku sudah menyentuh leher rahimnya, dia langsung memutar mutar pantatnya seperti ayakan agar supaya ujung kontolku itu makin kuat menggeser leher rahimnya. Kulihat mata Ersa terpejam rapat, begitu juga bibirnya. Setiap kali dia merasakan kegelian pada memeknya, Ersa merintih, aku dapat mengetahui hal ini karena setiap kali merasa geli, memek Ersa selalu mengejang. Ku biarkan saja Ersa memuaskan dirinya, sementara aku asyik menciumi susunya yang montok itu, aku sama sekali tak berani menggigit susunya karena aku kuatir kalau bung Danny curiga. Merasa kurang puas dengan posisi dibawah, Ersa mendorong tubuhku dan menyuruhku terlentang dengan posisi kontolku menjulang keatas, dengan gemetar ia mengangkangi kontolku dan ditepatkannya ujung kontolku keantara bibir memeknya, sambil tetap menggenggam kontolku, Ersa pelan pelan menurunkan badannya sehingga kontolku tertelan oleh jepitan memeknya itu, tanpa sungkan sedikitpun Ersa dengan penuh nafsu mulai menaik turunkan pantatnya, matanya terpejam rapat dan susunya terguncang guncang karena gerakan Ersa yang cepat itu. Ersa merintih ” Ssst…Ray, barangmu rasanya mekar ya, aduh geli sekali Ray, aku tak tahan lagi Ray………..! Gerakan Ersa yang tadinya ritmis meskipun cepat itu mendadak jadi seperti tersendat sendat, Ersa meremas sendiri susunya dan “…….aduh…… Ray, aku .kkkkkellluuuuuuaaarrrrr ! Kurasakan memek Ersa mengejang seakan memijat batang kontolku yang masih belum merasakan apa apa itu. Memang setelah sekali memuntahkan sperma setelah main dengan mamie mertuaku, aku sekarang jadi agak kebal terhadap geli, jadi meskipun kontolku ngaceng dan siap tempur, tetapi justru spermaku yang tak mau keluar sehingga membuat aku jadi berang juga. Setelah kulihat Ersa berhenti bergerak dan menelungkup diatas dadaku, aku langsung menggulingkan tubuhku sehingga sekarang Ersa yang ada dibawah lagi. Aku segera memompa lagi memek Ersa yang masih basah kuyup dengan lendir itu, aku tak perduli dengan suaranya yang berkecipakan itu.
6100game |
Keringatku bertetesan sementara pantatku terus bergerak untuk memompa sperma keujung kontolku. Ersa berkali kali merintih karena ia kembali mengalami orgasme, padahal aku belum apa apa sama sekali. Karena kurasakan memek Ersa licin sekali, maka aku mengeluarkan kontolku dan kubersihkan memek Ersa dengan handukku agar lebih kering dan tidak terlalu menimbulkan suara, Ersa hanya diam saja, dia benar benar sudah keok, tangannya terentang dan pahanya mengangkang sementara dispreiku penuh dengan bercak bercak lendir dari dalam memek Ersa. Ketika sudah cukup kering, kembali aku mengarahkan kontolku keliang memek Ersa, Ersa sendiri membantuku dengan merentangkan liang memeknya agar aku mudah untuk menyelipkan kontolku diantaranya. Mendadak saja, kami sama sama terperanjat karena dipintu terdengar ketukan serta suara Vena yang memanggil namaku. Ersa segera mendorong tubuhku dan mengambil dasternya, dengan tergopoh gopoh ia lari kejendela dan melompat keluar dari jendela yang tertutup kerimbunan pohon pohon itu, sebelumnya masih sempat ia mencium serta menggigit bibirku sambil berpesan agar nanti malam aku datang kekamarnya.
Aku hanya tersenyum, setelah kulihat Ersa sudah lenyap, aku segera memakai handukku lagi dan membuka pintu untuk Vena. Vena terkejut melihat wajahku yang merah padam serta tubuhku yang penuh keringat itu. Ia bertanya dengan pelan ” kenapa ngana Ray ?” Kujawab kalau aku barusan berolahraga, tanpa kusuruh Vena masuk kedalam kamarku dan berkeliling memeriksa kamarku itu, aku diam saja melihat tingkah adik iparku itu, ketika ia melihat bercak bercak dispreiku ia menoleh kearahku dan tersenyum ” itu apa Ray ?” Aku agak gelagapan juga mendengar pertanyaan Vena itu, aku terdiam dan tak menjawab sedang Vena sendiri juga tak bertanya lagi, hanya matanya saja yang menatap tonjolan kontolku yang ada dibalik handuk itu. Ketika kupersilahkan untuk duduk, Vena langsung duduk dikursi sambil berkata, “Ray ayo kita makan, Mamie menunggu”. “Tunggu ya Ray mau ganti dulu ya !”. Meskipun tahu kalau aku mau ganti pakaian, Vena tetap saja duduk dikursi itu, aku jadi salah tingkah, apakah memang Vena ini juga doyan seperti yang lainnya ? Karena sudah dua kali mendapat green light, kali ini aku juga mau mencoba rejekiku, paling tidak aku bisa menunjukkan pada Vena kontolku yang seperti anak kucing itu, pasti dia tak akan pernah lupa sampai kapanpun.
Dengan pikiran seperti ini, aku langsung saja melepaskan handukku sehingga kontolku yang masih ngaceng itu, langsung menyembul keluar. Meskipun posisiku agak jauh dan menyamping disisi Vena, tetapi aku yakin Vena melihat keadaanku yang telanjang itu,.Sengaja aku minta tolong Vena untuk mengambilkan parfumku yang ada dimeja, dengan tenang Vena berjalan kearahku sambil tersenyum senyum katanya “Ray barang ngana mengerikan ya, kenapa dingin begini kok malahan berdiri ? Aku menjawab dengan cepat, ” Dia berdiri karena melihat kamu yang tak pakai beha itu ! Susu kamu membuat dia marah marah ! Vena tertawa menyeringai. Memang dari balik dasternya yang tipis jelas sekali kelihatan kalau Vena tidak memakai beha, susunya besar dan padat sekali, bahkan pentilnya kelihatan menonjol. “Susu kamu besar sekali Ven, punya Nofie tak ada apa apanya dibanding punya kamu lho !
Vena hanya tertawa, malahan ia sengaja membusungkan dadanya sambil berkata ” Ia dong, ini kan Vena rawat baik baik, setiap hari Vena massage biar montok dan kencang ! Ketika Vena menyerahkan botol parfum itu, langsung saja kutangkap tangannya dan kutarik Vena sehingga susunya menempel didadaku yang telanjang itu, Vena hanya tersenyum sambil memandangku, langsung saja aku cium bibirnya yang merekah tipis itu. Vena dengan hangat membalas ciumanku, sementara tangannya langsung saja sudah meremas kontolku. Ketika kuremas susu Vena, Vena malahan menyuruh aku membuka dasternya itu, ketika sudah kubuka, Vena langsung berjongkok dan mengulum kontolku itu. Kuluman Vena benar benar ganas, dijilatinya ujung kontolku serta dikulumnya kontolku sampai habis dan digigitnya pelan pelan. Aku yang sebenarnya sudah kebal selama permainan dengan Ersa tadi sekarang benar benar jadi keenakan. Cepat cepat kutarik kontolku dan kudorong Vena ketempat tidur untuk langsung kusetubuhi, Vena nurut saja ketika kudorong ketempat tidur, ketika kuturunkan celana dalam Vena, aku terperangah karena tidak seperti mertuaku atau seperti kakaknya, Vena sama sekali tak berjembut, memeknya licin, persis seperti bayi, ketika kubuka liang memeknya, itilnya yang merah itu kelihatan sudah membatu.
Aku langsung naik keatas tempat tidur dan kutindih Vena sambil mengarahkan kontolku keliang memeknya itu. tetapi Vena merangkulku sambil berbisik “Ray, ngana masih perawan, masukan saja dipantat ya ” ! Aku terkejut lagi mendengar pengakuan Vena ini, Vena langsung mengganjal pantatnya dengan bantal sambil mengangkat kedua pahanya tinggi tinggi. Kulihat memek Vena memang masih rapat seperti garis, tetapi lubang pantatnya yang justru agak menganga menanti coblosan kontolku. Langsung saja aku mendekatkan kontolku keantara kedua selangkangannya dan dengan tenang Vena menuntun kontolku kearah liang pantatnya itu. Ketika sudah tepat arahnya, Vena menepuk pundakku sementara matanya terpejam erat.
Dengan pelan pelan kudorong kontolku memasuki liang pantat Vena, terasa peret sekali dan agak sulit untuk maju. Kulihat Vena agak menyeringai merasakan desakan kontolku yang besar itu diliangnya, tetapi dia malahan menekan pantatku agar kontolku bisa masuk makin dalam. Dengan lancar akhirnya kontolku bisa masuk semuanya, tanpa menunggu dua kali aku langsung menggoyang pantatku mendayung Vena. Vena dengan sigap menarik kepalaku dan menciumi bibirku, dengan bibir yan bertautan aku terus merasakan kenikmatan pantat Vena yang seret itu. Tanganku asyik meremas susu Vena yang montok dan kenyal itu dengan penuh nafsu. Rasa nikmat yang kudapat benar benar lain daripada yang lain, belum lagi rasa kuatir ketahuan oleh orang, karena sebenarnya aku kan diajak makan, menyebabkan nafsuku makin memuncak sehingga mendadak spermaku sudah menyemprot nyemprot dalam liang pantat Vena. Vena sendiri menggigit bibirku, rupanya dia juga mencapai kenikmatannya dengan hanya berciuman dan diremas remas susunya. Ketika aku sudah merasa lega, langsung aku cabut kontolku dan Vena sendiri langsung memakai dasternya serta lari keluar kamarku tanpa berkata apa apa lagi. Aku tertawa geli, tak kusangka bahwa seisi rumah ini dapat kulahap dalam sekali jalan. Andaikan saja Nofie ikut, berarti aku sekaligus akan menyantap empat orang…
Tamat.
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment