SUHU DOMINO |
6100game - Di kamar kostnya Robi berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Robi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Dita, ibu kostnya.
Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda. Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.
Blarrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Robi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Ramdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Ramdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.
Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Dita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Ramdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Robi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Robi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya. Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Robi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.
Tiba-tiba Robi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Dita. Robi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.
“Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Robi tergagap
“Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.
Yang membuat Robi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Dita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Dita.
Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alis matanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi. Entah mengapa Robi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Dita tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Dita yang masih dibawah tiga puluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Ramdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Dita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.
Tapi malam ini Dita berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Dita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Robi, Dita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.
“Gambar tivinya jelek ya?” tanya Dita mengagetkan Robi.
“Eh, iya. Antenenya kali” jawab Robi sambil menunduk.
Robi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Robi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Robi menelan ludah.
”Semuanya jelek,” kata Dita ”Nonton VCD saja ya?”
“Terserah Teteh” kata Robi masih berdebar menghadapi situasi itu.
“Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Dita sambil tersenyum menggoda.
Robi paham maksud Dita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
“Ya terserah Teteh saja” jawab Robi. Dita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya.
Robi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Dita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.
“Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Robi. Robi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
“Eh, ah yang mana sajalah” kata Robi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
“Yang ini saja, ada ceritanya” kata Dita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Robi mencoba menenangkan diri.
“Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Robi memancing
“Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Dita sambil tertawa kecil
“Bapak juga?” tanya Robi lagi
SUHU DOMINO
6100game |
“Bapak kan orangnya kolot” lanjut Dita “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”
Robi tertegun mendengar pengakuan Dita tentang hal yang sangat rahasia itu. Robi mulai paham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.
Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Robi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Dita duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Robi sudah tidak ragu lagi.
“Teteh kesepian ya?” Tanya Robi sambil menatap perempuan itu Dita balik menatap Robi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
“Kamu mau tolong saya?” tanya Dita sambil memegang tangan Robi.
“Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Robi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
“Jangan sampai Bapak tahu” kata Dita ”Itu bisa diatur” lanjut Dita sambil mulai merapatkan tubuhnya.
Robi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Dita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Robi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Robi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Dita.
Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Dita memegang belakang kepala Robi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Robi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Dita. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.
Dita bergetar ketika jemari Robi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Robi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Dita telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Dita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Robi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.
Segera saja tangan Robi merambahi kembali lembah hangat milik Dita yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Robi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah. Dita makin mendesah ketika jemari Robi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Dita rasakan pada daerah kemaluannya.
Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Dita. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Dita. Selama hampir delapan tahun menikah, Dita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Ramdan suaminya yang berusia hampir empat puluh lima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.
Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak. Sehingga selama bertahun-tahun, Dita tidak lebih dari benda mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Dita sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.
Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Dita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Eulis namanya, Dita mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.
Tetapi sebagai perempuan normal Dita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Dita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.
“Ah..terus Bi..” desahnya membara.
Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Robi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Dita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Dita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal. Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Robi kost dirumahnya, Dita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.
Malam ini Dita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan. Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Robi mulai menyusuri leher jenjang Dita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Robi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Dita, tapi tiba-tiba Robi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Dita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu. Rupanya Robi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Dita juga paham maksud Robi.
Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Robi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Dita menunduk memperhatikan kepala Robi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hot. Dihadapan Robi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas, terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.
Robi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu. Kedua tangan Robi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
“Ahhh….!” Dita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.
Desahannya semakin menjadi ketika lidah Robi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Dita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Robi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.
Rupanya Dita sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Dita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Robi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di pikirkannya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.
Demikian juga dengan Robi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Robi rupanya telah menaikkan nafsu Dita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Dita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Eulis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknya kepala Robi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Robi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.
“Ahhh…duh gusti…! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
Robi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Dita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Dita menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Robi kembali membuka sehingga Robi dapat melepaskan diri. Muka Robi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Dita.
6100game |
Robi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
“Hatur nuhun ya Bi” kata Dita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Robi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Robi mendekat dan meraih tangan Dita, dan menariknya berdiri. Kemudian Robi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.
” Kenapa sih?” tanya Dita sambil senyum-senyum.
“Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Robi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.
Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Dita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Dita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.
Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Robi. Dan Dita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Dita kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Robi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Dita ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.
Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Robi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Dita mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.
Dita mencoba mempraktekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Robi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Dita adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Robi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Dita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.
Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya. Robi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Dita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya….
“Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Robi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
Tapi Dita yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Dita. Robi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Dita semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Dita semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Robi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu, tanpa rasa jijik atau mual.
“Bagaimana rasanya Teh?” tanya Robi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
“Enak, gurih” kata Dita tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Dita bangkit.
“Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Robi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Dita di dapur membuatkan minuman.
Bersambung..
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment