Ngerjain Seorang IT kantor

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Hari itu aku datang ke kantor sekitar pukul 9.30 pagi. Sebenarnya aku malas untuk masuk kerja hari ini, tetapi akan ada rapat bulanan yang diikuti semua departemen. Terlebih ayahku akan datang juga dalam rapat itu, jadi akupun harus masuk kerja.

Sebenarnya aku lebih suka pergi dengan teman kuliahku dulu di Amerika yang datang ke Jakarta. Dia ingin aku ajak jalan-jalan.. Tapi yach karena ada rapat sialan ini aku harus tunda deh sampai malam nanti. Aku sudah janjian dengan dia, akan aku jemput sehabis pulang kantor nanti. Eh.. Dia malah menolak dan bilang dia yang akan ke kantorku sore nanti. Dia bilang tidak apa harus menunggu karena dia bisa bertemu dengan sekretarisku, Nia.

Temanku itu, Jarson, orang amrik asli. Pernah dia main ke kantorku dan tampaknya dia terpesona dengan kecantikan dan kesexyan Nia. Memang sekertarisku itu cantik dan sexy sekali. Dia berumur 25 tahun, berkulit putih dengan tinggi 176 cm. Posturnya yang tinggi dan langsing, didukung dengan buah dadanya yang besar(mungkin 36C).

Wajahnya sekilas mirip Lyra Virna bintang sinetron itu. Dia lulusan akademi sekretaris dan fasih berbahasa Inggris. Tak heran kalau si Jarson suka sama dia dan selalu mengajak ngobrol kalau ketemu. Tetapi aku sudah peringatkan si bule itu, kalau sekertarisku tidak boleh diganggu. Hanya aku yang boleh menikmatinya.. (disamping tunangannya kali ye..).

Begitu masuk ke lobby, aku berharap melihat Novi di sana. Tapi ternyata yang ada di meja resepsionis bukan dia tapi si Bagus office boy kantor.

"Selamat pagi Pak" Bagus menyapaku.

"Pagi.. Lho kok kamu yang di sini, Novi mana?"

"Hari ini nggak masuk Pak"

"Kenapa?"

"Maaf Pak.. Saya nggak tahu"

Wah.. Kenapa ya si Novi nggak masuk hari ini. Apa karena dia tidak tahan lagi dengan perlakuanku pada dia.. pikirku. Begitu masuk ke ruanganku, aku telpon Ibu Dina atasan langsungnya.

"Bu Dina.. Novi kenapa kok tidak masuk?" tanyaku

"Oh.. Anu Pak Berto.. Anu. Si Novi minta ijin.. Apa.. Ibunya masuk rumah sakit.. Tadi pagi dia telpon saya." Ibu Dina ini memang selalu gugup kalau bicara denganku.

Dia sudah bekerja lama di kantor dan sudah berumur juga. Sejak ayahku merintis perusahaan ini, dia sudah bergabung.

"Terus kamu ijinkan?" tanyaku.

"Iiya Pak.. Maaf Pak.."

"Ya sudah. Ijin berapa hari?" tanyaku.

"Dua hari Pak"

"Apa?? Dua hari?? Tidak bisa!! Bilang sama dia harus masuk besok!!" perintahku.

"Baaiikk Pak Berttoo.."

Aku memang sedang nafsu dengan keindahan gadis belia Novi ini. Hari ini aku sudah berencana untuk memakainya sehabis meeting nanti. Beberapa kali memang aku pakai dia sewaktu jam kerja hanya untuk sekedar oral seks saja. Lain soalnya jika sudah jam pulang kantor. Jika sudah sepi aku setubuhi dia di kantorku sementara kadang kala pacarnya menunggu di lobby.

Eh.. Ternyata dia nggak masuk!! Ya sudah besok saja akan aku hukum dia. He.. He... Hm.. Memikirkan apa yang akan aku perbuat esok terhadap si Novi ini aku tersenyum sendiri. Aku harus kreatif nih.. Sekalian untuk jadi kenangan nanti.

Meeting hari itu berlangsung sangat membosankan. Setiap kepala departemen memberikan presentasi tentang kinerja bagian masing-masing. Aku sudah tak sabar ingin cepat sore hari saja. Kulihat arloji Rolexku detiknya kok terasa lebih lambat dari biasanya. Tapi karena ayahku ada di ruangan itu, aku pasang wajah serius.. Walaupun dalam benakku yang terlintas bukan mengenai sales turnover, competitive analysis, dan lain sebagainya yang bikin orang ngantuk itu. Tetapi aku memikirkan mau aku ajak ke mana si bule gila anak buah george bush itu.

Yang menarik perhatianku, para manajer di ruangan itu tampak sesekali melirik ke Nia yang duduk di sebelahku. Memang dia hari itu berpakaian sexy nan mengundang hasrat setiap lelaki normal. Bajunya berleher agak sedikit rendah sehingga belahan buah dadanya yang ranum nampak menggoda. Juga roknya yang mini dan stokingnya menjadikan Nia begitu menjadi perhatian manajer-manajer di ruangan itu. Akupun tersenyum dalam hati.. Bolehlah kalian pelototin sekertarisku.. Asalkan tidak boleh sedikitpun menyentuhnya.

Setelah meeting selesai, akupun kembali ke ruanganku. Tak lama Nia masuk ke ruanganku.

"Ada apa Nia?" tanyaku sambil masih mengetik e-mail di notebookku.

"Ini Pak.. Saya ada masalah sedikit" katanya.

"Coba ceritakan" kataku.

Lalu dia menceritakan bahwa dia merasa terganggu dengan perhatian yang berlebihan dari seorang karyawan di bagian IT bernama Edi. Ternyata Edi ini jatuh cinta berat sama Nia. Dia sering membelikan coklat, kue, kartu, bunga, dll. Yang paling mengesalkan Nia, si Edi ini sering telpon ke rumah atau ke HP, kirim SMS dll.

"Padahal dia tahu saya sudah bertunangan Pak.. Tapi dia tetap nekat terus" Nia menambahkan.

"Yach habis kamu cantik sih " kataku.

Nia tersenyum senang mendengar pujianku. Memang satu dua minggu terakhir ini Nia nampak cemburu karena perhatianku terfokus ke Novi. Sudah agak jarang aku berikan dia kenikmatan birahi seperti dulu. Tapi hari itu aku jadi horny sekali melihat dia. Mungkin karena kecewa Novi tidak ada, atau juga karena cara para manajer menelanjangi Nia dengan mata mereka yang membuat aku bergairah. Tetapi tentu saja penampilan Nia hari itu juga ok banget.

Tiba-tiba saja ada ide terlintas di benakku. Aku tahu kalau Nia ini seorang eksibisionis. Dia memang suka kalau keindahan tubuhnya dikagumi orang, hanya dia tidak mau kalau disentuh orang lain kecuali tunangannya dan aku tentunya. Pernah aku setubuhi dia di depan anak SMA, dan dia tampak sangat menikmatinya. Dia sendiri yang punya ide seperti itu, dan menawarkan kepada anak cowok SMA yang kita temui di mal untuk melihat dan memfoto kita saat bersetubuh.

Dapat dibayangkan betapa hornynya anak itu melihat Nia yang dengan sengaja menggoda dia saat bersetubuh denganku. Entah berapa kali anak tanggung itu beronani ria.., tanpa mendapatkan kesempatan sekalipun untuk menyentuh Nia. Mungkin hanya sedikit saat Nia meminta dia untuk membuka pengait BHnya yang ada di bagian depan itu.

"Bagaimana kalau kita kerjain si Edi seperti anak SMA dulu itu?" usulku sambil tersenyum nakal.

"Hm.. Nanti kalau dia bilang-bilang sama yang lain gimana Pak?" Nia tampak senang dengan ide itu walaupun agak cemas dengan resikonya.

"Ah.. Nggak mungkin dia berani begitu.. Terlebih dia juga nggak punya bukti"

"Iya Pak. Kalau begitu boleh.. Biar tau rasa dia.. Masa jelek begitu mau sama saya" kata Nia tersenyum. Hm.. Memang binal sekertarisku ini.

Hari itu sekitar jam 3.30 aku pulang kantor. Aman.. Karena ayahku sudah pulang sejak meeting selesai tadi siang. Aku ajak Nia tentu saja dengan alasan mau ketemu klien. Sebenarnya aku tak perlu pakai alasan-alasan segala, tetapi Nia merasa nggak enak dengan rekan-rekan sekretaris lainnya. Jadi aku pura-pura bilang ke dia untuk bawa bahan presentasi buat si klien di depan teman-temannya. Sebenarnya aku yakin kalau kelakuanku dan si Nia ini sudah jadi rahasia umum di sini, tapi yach memang si Nia ini ada-ada saja..

SUHU DOMINO

6100game

Tak lupa aku ajak si Edi. Aku telpon Pak Erman manajer IT untuk meminjam Edi dengan alasan untuk memperbaiki PCku yang rusak di apartemenku. Memang PCku suka ngadat.. Nggak tau kenapa.

Aku dan Nia sudah siap menunggu di depan lift, baru si Edi nongol sambil membawa perkakas reparasinya. Kurang ajar juga nih anak, pikirku. Masak bos disuruh nunggu.

"Maaf Pak.. Tadi ada yang ketinggalan" katanya beralasan.

Kamipun langsung meluncur dengan Mercy silver metalik kesayanganku menembus jalanan kota Jakarta. Nia duduk didepan disebelahku, sedang Edi duduk dibelakang. Sabuk pengaman yang dikenakan Nia makin membuat buah dada putih 36Cnya mencuat. Mata Edi sudah lirik sana-lirik sini, tampak dari kaca spionku. Dia melirik paha mulus milik Nia yang terbungkus stoking. Dari cara duduknya tampak Nia memang sengaja menggoda dia.

Sebelumnya aku akan coba gambarkan tentang si Edi ini. Dia berumur 22 tahun, dan tampangnya "nerdy" sekali. Yach seperti professor linglung begitulah.. Memang orangnya pintar, tapi yach itu tadi.. Penampilannya ancur-ancuran. Pantas dia kerja di IT yang berhubungan dengan mesin bukan orang.

Dia sering diledek dan diganggu oleh teman-temannya, terutama sih oleh Nia. Mungkin karena dia kesal kok bisa ditaksir orang macam Edi ini. Omongan "najis", "hey jelek..", "gila lu ngaca dulu donk.. Mana nafsu gua ama lo" itu yang pernah aku dengar diucapkan Nia padanya. Pernah aku dengar si Edi ini nangis karena nggak tahan dimaki-maki Nia. Gara-garanya si Edi nekat mau traktir Nia waktu sehabis gajian. Bukannya diterima eh.. Malah dimaki secara kasar oleh Nia di depan umum.

"Daripada traktir gue mendingan lo nabung deh buat operasi plastik.. Kalau lo jadi ganteng kayak Pak Berto mungkin gue baru mau ama lo" desas-desusnya sih begitu yang dikatakan Nia saat itu. Wah.. Memang sekertarisku ini lain dari yang lain. Cantik bukan main tapi juga kejam sama orang yang lebih rendah dari dia. Juga liar di atas ranjang.. Hm.. Really my type of girl..

Singkat cerita, kamipun sampai di apartemenku. Di dalam lift Nia sudah mulai beraksi. Dia menciumiku sambil matanya tak henti menatap Edi yang tak berkedip menatap. Nia tampak senang sekali melihat Edi sudah mulai bernafsu. Pintu lift terbuka di lantai 10, dua orang masuk.., sehingga Nia pun melepas ciumannya, tetapi tetap aku rangkul pundaknya sambil kuelus-elus. Nia tersenyum menggoda sementara Edi wajahnya mulai memerah..

Setelah sampai di apartemenku, Edi pun bertanya di mana PCku yang rusak.

"Nanti saja" jawabku.

"Lho Pak.."

"Iya aku ingin membicarakan hal yang lain dahulu" kataku.

"Duduk!!" perintahku sambil menunjuk sofa yang ada di ruang tamu apartemenku.

Nia sudah tersenyum geli sambil tetap menggelendot di pundakku. Wangi tubuhnya sangat merangsang..

"Ada apa Pakk" Edi tampak takut dan gugup.

"Saya dengar kamu suka godain Nia ya? Hah?!!" bentakku.

"Nggak Pak.."

"Iya Pak bohong dia" kata Nia.

Kamipun duduk berhadapan dengan Edi. Nia aku rangkul di sebelahku. Tanganku mengelus-elus pundaknya.

"Kamu cinta ya sama Nia? Jawab yang jujur!!" tanyaku.

Edi nggak menjawab.. Hanya diam menunduk memandangi karpet ruang tamuku.

"Kamu harus sadar diri donk.. Masa kamu mau sama cewek cantik seperti Nia" kataku. Nia senyum-senyum sinis melihat Edi yang tetap menunduk.

"Kamu kalau diajak omong liat sini yach!!" bentakku.

Edi pun mendongakkan wajahnya penuh jerawat dan berkacamata tebal itu.

"Kesiann deh lo" kata Nia sambil tertawa..

"Cewek seperti Nia itu hanya untuk orang sekelas saya tau!!" kataku lagi.

Nia mulai menciumiku. Akupun membalas ciumannya. Kemudian aku tarik Nia berdiri dan kami berjalan kehadapan Edi yang masih duduk di sofa. Nia berdiri didepan Edi dan aku dibelakang Nia sambil menciumi lehernya yang jenjang.

"Lihat nih.. Kalau aku sih bisa menikmati wanita pujaanmu. Kalau kamu sebatas lihat aja yach" kataku.

Nia tertawa kecil sambil berkata" dasar orang jelek nggak tau diri". Nia kemudian mengangkat tangannya ke atas memeluk kepalaku. Buah dadanya tambah membusung. Kubuka kancing bajunya satu persatu.. Akhirnya lepaslah bajunya ke lantai. Aku buka juga BHnya, Nia tampak tersenyum nakal melihat Edi. Edi tampak melongo melihat kejadian di depannya itu. Mungkin baru pertama kalinya dia melihat buah dada seindah itu. Aku remas-remas buah dada itu sambil aku pilin puting merah mudanya yang mulai mengeras.

"Hmm Pak Berttoo.. Enakkk.." erang Nia.

"Edi, kamu pernah lihat buah dada seindah ini?" tanyaku.

"Be.. belum Pak" jawabnya menahan nafsu.

"Sekarang aku akan isap dan jilati buah dada Nia, wanita pujaanmu.. Kamu perhatikan baik-baik ya.." kataku.

Edi tampak gelisah menahan syahwatnya. Kudekatkan kepalaku ke buah dada ranum milik Nia, dan kuisap dan jilati putingnya. Tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sambil melakukan foreplay ini, kami tersenyum kepada Edi

"Lihat nih jelek.. Kalau orang ganteng sih boleh menikmati buah dadaku" Nia berkata sambil tersenyum menggoda.

Tangan Edi sudah meraba-raba kemaluan di balik celananya. Melihat itu, Nia langsung aku lepas dari pelukkanku.

"Apa-apaan kamu.. Kamu mau mau masturbasi di sini? Jangan coba-coba yach!!" bentakku.

"Mau dipecat lo?" tanya Nia sambil tertawa kecil.

Edi langsung menarik tangannya ketakutan. Tapi tampak celananya sudah menonjol terdesak kemaluannya yang berontak.

"Kamu saya kasih hadiah deh.. Coba kamu bukain rok dan celana dalam Nia" perintahku.

"Benerr Pak?" jawab Edi senang. Mungkin dia berharap nanti akan dapat lebih lagi. Padahal sih nggak mungkin kali ye..

"Cepetan monyong.. Kapan lagi lu bisa liat bodi cewek secantik gue?" sahut Nia.

Edipun bangkit dari duduknya dan berjalan ke belakang Nia. Diturunkannya resleting rok mini sekretaris cantikku itu.

"Awas kalau berani pegang-pegang yach" kata Nia.

Niapun kini tinggal mengenakan celana dalam G-string hitam dipadu dengan stoking yang sewarna. Melihat pemandangan itu, aku berubah pikiran. Aku tak ingin celana dalam Nia dilepas. Rasanya lebih sexy kalau tetap dipakai.

"Celana dalamnya biarin aja" kataku. Edi tampak kecewa

"Udah ngapain lo berdiri terus di situ.. Duduk sana. Gue mau ngentot sama Pak Berto nih.. Gue mau isepin kontolnya dulu.. Lo lihat aja ya.. Jelek" Nia terus menggoda sambil mencaci Edi.

Niapun berlutut didepanku. Celanaku dibukanya. Begitu juga celana dalamku. Sementara akupun membuka kemeja dan dasiku. Nia mengenggam kemaluanku yang sudah mencapai ukuran maksimal (20 cm) itu.

"Nih.. Baru cowok.." kata Nia pada Edi yang sudah gelisah menahan nafsunya.

"Kamu baru tahu khan.. Untuk cewek secantik Nia.. Ukuran harus besar.." kataku.

Niapun mulai menjilati kepala kemaluanku sambil matanya tak henti menatap Edi. Kemudian dikulumnya kemaluanku. Mulutnya yang mungil tampak penuh dengan kemaluanku. Tak mampu Nia menghisap semuanya, mungkin hanya setengahnya saja yang bisa ditampungnya. Kemudian Nia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya, dan menjilati batangnya dan buah zakarku. Kemudian dia mengulum lagi kemaluanku, begitu seterusnya. Selama itu pula dia mendesah-desah sambil menatap Edi dengan pandangan menggoda. Akupun sibuk menyibakkan rambut Nia agar tidak menutupi pandangan Edi saat wanita pujaan hatinya ini sedang melakukan oral-sex kepada bosnya. Mungkin baru kali ini si Edi melihat adegan seperti itu.

"Lo liat khan.. Enak bangeth.. Ehm..." Nia terus mengulum kemaluanku.

Edi tampak sudah tidak karuan lagi tampangnya menahan gairah. Ingin dia melakukan masturbasi tetapi dia takut padaku dan Nia.

Kami lalu pindah ke sofa di depan Edi. Nia duduk dipangkuanku menghadap Edi sambil membelakangiku. Aku ciumi pundaknya lalu, dia menoleh kebelakang, dan kamipun berciuman. Kusibakkan celana dalam G-stringnya, dan vaginanya yang bersih tak berambut tampak merah merekah. Kuusap-usap vagina dan klitorisnya.

"Uhh.. Pak Berto... Nia suka... Ahh.. Enak sekali Pak.." Nia sudah meracau tidak karuan.

Matanya sudah menutup menahan gairah. Dia mungkin sudah lupa akan tugasnya menggoda Edi. Saat tanganku meraba-raba vaginanya, Nia tampak meremas-remas buah dadanya sendiri. Aku ciumi pundak dan lehernya dari belakang sambil tersenyum menatap Edi penuh rasa puas bisa menunjukkan kekuasaanku dan keperkasaanku di depannya.

"Masukin Pak.. Please.. Fuck me.. Fuck me.. I beg you " kata Nia meracau.

Akupun mengarahkan kemaluanku ke liang vagina Nia. Kemudian Nia menurunkan pantatnya yang sexy itu sehingga kemaluanku perlahan memasuki liang nikmat sekertarisku ini.

"Oh.. My God... So big... I love you Pak Berto..." Nia mengerang nikmat sambil menjerit tertahan. Memang menurut Nia, ukuran tunangannya tidak begitu besar. Hanya rata-rata saja, sehingga dia sangat puas bercumbu denganku.

6100game

Nia nampak sudah tak bisa mengontrol dirinya lagi. Pantatnya dinaik turunkan dengan liar sambil mengerang dan meracau

"Ohh.. Yess.. Pak.. Fuck me.. Oh so good..."

"Ohh... Yeah.. Ohh.. Yeah.."

Sekitar 15 menit kemudian diapun mencapai orgasmenya diikuti dengan lengkingan suaranya melepas beban hasrat seksualnya. Kemudian kutarik Nia berdiri dan aku ajak menghampiri tempat duduk Edi. Kusuruh dia berlutut didepanku tepat didepan mata Edi.

"Ayo sayang isap... Sampai keluar ya"

"Sedangkan kamu perhatikan baik-baik" kataku pada Edi.

Nia pun menghisap dan mengulum kemaluanku tepat didepan Edi. Tangan kananku berkacak pinggang sedangkan tangan kiriku menyibakkan rambut Nia agar Edi dapat melihat dengan jelas bagaimana cara memperlakukan wanita secantik Nia.

Tak lama akupun merasa ada cairan yang akan keluar, dan kemudian aku remas rambut Nia sambil menyemburkan cairan ejakulasiku ke dalam mulutnya. Sebagian tampak meleleh keluar membasahi dagunya dan jatuh menuju buah dadanya yang besar.

"Eh.. Lo jangan bengong aja.. Ambilin gue tisu" bentak Nia pada si Edi yang sedang tertegun melihat adegan kami itu.

Dengan menurut, Edi mengambil tisu di atas meja.. Dan memberikannya pada Nia. Nia membersihkan sisa-sisa spermaku di wajah dan buah dadanya, terus memberikan pada Edi.

"Jelek.. Nih buangin" perintahnya.

Aku tersenyum saja melihat perlakuan Nia pada si Edi ini. Tampak semakin sexy saja sekretarisku ini ketika dia menunjukkan kuasanya pada si malang kutu buku ini.

Setelah bersih-bersih, kamipun mengenakan pakaian kami kembali. Kemudian kami memesan pizza untuk mengisi perut kami berdua yang keroncongan setelah bertempur tadi. Sementara itu si Edi aku suruh memperbaiki PC di kamarku.

Tiba-tiba aku teringat janjiku dengan si bule Jarson. Wahh.. Aku langsung telpon dia untuk minta maaf dengan alasan ada meeting mendadak dengan klien. Untung dia bisa mengerti dan bersedia mengubah janji untuk besok malam saja.

Niapun lupa kalau dia belum telpon tunangannya. Dia kemudian menelpon dan minta maaf karena harus ikut aku ke klien dan lupa menelpon untuk tidak usah dijemput di kantor tadi. Dia tampak kelelahan, hingga aku tawarkan untuk menginap saja di apartemenku daripada pulang ke rumah ortunya di Tangerang. Diapun setuju lalu mengabari ortunya kalau dia tidak bisa pulang dengan alasan-alasan klise.

Tak lama Edi pun selesai mereparasi komputerku. Katanya ada masalah di memorinya. Memang pintar anak itu. Aku kemudian suruh Nia untuk memberi dia uang untuk ongkos pulang. Niapun mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya dan kemudian memberikannya pada Edi.

"Nih buat lo. Udah pulang sana. Awas ya kalau lo cerita-cerita" ancamnya.

Edipun kemudian pamit pulang. Entah apa yang tadi ada di benaknya menyaksikan adegan persetubuhanku dengan Nia wanita pujaannya. Aku rasa dia akan masturbasi habis-habisan sesampainya di rumah Ha.. Ha..


Tamat.




BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...