SUHU DOMINO |
6100game - Perkenalkan namaku Toni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.
Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.
Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.
Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan Tante Risma atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Dina.
Karena jaim Dina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Dina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Risma berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.
Tante Risma sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.
Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Risma sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.
Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.
Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Risma sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.
‘Ton…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Risma
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat mata Tante Risma melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Risma tertuju kearah kontolku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.
Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Risma!
‘tok…tok…tok…Ton…mana Dina kok belum pulang?? Teriak Tante Risma
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat
Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Dina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Risma mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.
‘Ton…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
Sesampainya di ruang tamu, Tante Risma tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-sering.
‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Risma tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa
Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Risma bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!
Begitu aku mengangguk, tangan Tante Risma langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kontol jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kontol, Tante Risma melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.
‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Risma saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya
Risma tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….ludah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kontolku.
‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kontolmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukannya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya
Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Risma menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.
Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Risma menggeleng tidak percaya, palkonku mentok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.
Risma mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Risma terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,
aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Risma tergambar jelas pada hisapannya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.
Pantat Risma mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.
Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.
‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!
Rengeknya dan lagi-lagi Risma mencapai orgasme
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.
Pelan-pelan Risma memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.
BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……
‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kontolku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Risma menjerit melengking memecah keheningan malam.
SUHU DOMINO
6100game |
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kontolku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kontolku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring dengan goyangan kontolku.
‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Risma
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Risma menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kontolku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.
Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Risma diatas pangkuanku dalam keadaan kontol masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kontolku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.
Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Risma memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.
Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Dina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Risma memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.
Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.
Lucunya, suatu hari dengan sms Risma menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Risma beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa bersalah dan meminta maaf.
Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Dina.
Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT ( Birahi Tinggi ) sudah 4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan risih, tetapi Dina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku hanya berakting.
Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga Dina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex).
Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah. Its Magic!!!
Dari bawah bantal, Dina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria Ozawa di kamar Dina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin panas, begitu juga dengan kami. Kontolku seakan sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Dina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku si pemuas nafsu dengar desah nafasnya tidak beraturan.
“Din…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, cuma oral!! Jawabnya
Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kontolku tepat di depan wajahnya. Dina tercengang dengan ukuran kontolku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kontolku dan mulai mengelusnya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat.
Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing nafsunya. Terus dan terus tetapi Dina tetap pada kocokannya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa Dina menurut dan mulai mengurut kontolku dengan mulut imutnya.
Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.
Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju tidurnya.
Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting mungilnya, walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Dina mengejang hebat sampai-sampai palkonku digigitnya.
“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
Dina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku si pemuas nafsu langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.
Sementara kontolku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Dina memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu. Hanya dalam hitungan menit, Dina menyerah pasrah dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.
Tangannya meraba dan meraih kontolku kembali, mengelus serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku.
Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.
OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. Dina mendesah panjang sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku.
Desahannya semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk……. …..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku
Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Dina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar kontolku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.
Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih nikmat, Dina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa lebih nikmat.
Saat Dina mulai menikmati dan terbuai, aku si pemuas nafsu langsung menghentakkan kontolku kedalam memeknya. sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak keras.
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW…. AAAAAAA AAAAAAAHHHHH… sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt… aduhhh… mmmmmmmmm… periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh…. bajingan kamuuuuuuuuuuuuuu…….. uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya
Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kontolku, sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut menyesuaikan ukuran kontolku. Aku tidak menghiraukan rengekan Dina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai mendengar suara desahanya.
‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal
Hampir 2/3 kontolku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang pinggang dan punggungnya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…. aaaaaaaaaaah hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm… memek kamu sangat nikmat Din! Pujiku
‘emang… ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot
Mendadak Dina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kontolku. Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Dina membuat palkonku ngilu dan berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.
“Din…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme
Dengan cekatan Dina melepaskan kontolku dari cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kontolku dikocoknya dengan cepat.
AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku
CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Dina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.
Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku si pemuas nafsu dan Dina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi ternyata Dina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.
Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Risma, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada Dina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah.
Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya. Risma sebagai ratuku dan Dina sebagai selirku. Setiap hari kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu. Siang malam Risma dan Dina menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.
Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku si pemuas nafsu mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya, sementara yang lainya untuk Dina dan Risma. Tapi setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta, setan kembali mengambil alih hatiku.
Aku menjadi suaminya Risma saat di ranjang dan tetap meladeni nafsu Dina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar Dina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kontolku lebih berasa mantapnya.
Baiknya Dina dan ibunya (Risma), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….
Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Risma dan Dina, diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah.
Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin melupakan masalalu.
Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.
Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nany guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat.
Jujur aku sangat bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku si pemuas nafsu terus berfikir, bahkan sempat curhat dengan Dina.
Anehnya Dina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Dina berniat meminta les privat dirumahnya bu Nany yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.
6100game |
Berulang kali dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya dia mau dengan satu syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena dia tidak mau ada banyak murid.
Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Dina les dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Dina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada dasarnya tidak ada niat les.
Entah mengapa lagi-lagi Dina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Dina membuka sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.
“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu
Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nany tetapi kali ini tidak bersama Dina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nany tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya dan mencoba berbincang dengannya.
“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku
‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku
Mendadak Bu Nany terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang belum dikaruniai anak.
Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang kedalam gelas.
“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku
Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disisinya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku si pemuas nafsu sangat terangsang saat melihat belahan dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.
Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus kulitnya….
“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya
Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku si pemuas nafsu mulai berani membelai, mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nany semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nany berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata semauku.
“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih
‘sudah Ton, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.
Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nany terisak sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan paha mulusnya. Aku si pemuas nafsu menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kontolku yang sudah menegang panjang dan keras.
Aku dekati Nany dan langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk. Lagi-lagi Nany berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.
Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing mengikuti gerak badannya. BHnya seakan tak mampu menampung bulatan kenyal miliknya.
‘Ton…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku
Mendadak matanya tertuju pada kontolku yang berada ditengah-tengah bulatan toketnya, aku jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nany menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.
Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm….
Nany hanya bisa bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kontolku. Pelan-pelan aku mulai menggoyangkan kontolku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.
Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir sensualnya melumat kontolku.
Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.
AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku tarik kontolku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya, perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan dan kenikmatan.
Naik turun aku gesekkan kontolku diantara kedua pahanya, menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.
Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….desahnya, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kontolku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus hingga mentok di memeknya.
‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Ton…Fuck… oooohhhhFuck…. rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.
Toket Nany yang kenyal terpental kesana kemari, matanya terbuka dan kedua tangannya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kontol jumboku!
‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak banget Ton… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku ( toket ) hampir copot nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Ton…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya
Dengan posisi kontol yang masih tertelan memeknya, aku menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang. Nany yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.
Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya. egitu liar nya hingga membuat kami berdua orgasme secara bersamaan. Ini bukan lah akhir tapi awal baru bagi kami dan petualangan sex kami.
Tamat.
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment