SUHU DOMINO |
6100game - Pada suatu pagi, sekitar pukul 08:30, aku yang sedang suntuk pergi ke sebuah hutan cagar alam kecil di selatan kota. Kota kecil ini sudah ku singgahi sekitar 3 minggu, dan aku masih lumayan betah. Segera kuparkir motor di tempat titipan motor, dan menyusuri jalan setapak masuk hutan yang sekarang sedang sepi karena memang bukan hari libur. Terasa sangat sejuk, pagi hari hiking menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu.
Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat. Dari bajunya yang atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat kontolku naik.
Bayangkan, menikmati memek gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu.
“Assalamu'alaikum..” kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.
Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih, dengan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.
“Wa'alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan tersenyum kecil.
Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih-rintih karena memeknya kusodok dengan kontolku.
“lagi ngapain?” tanyaku.
Sembunyi2 aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.
“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.
“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjulurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.
“kenalin, Irwan.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.
siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.
“Tina” katanya.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.
“lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa…” kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.
“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.
“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.
“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya rese…sukanya grepe-grepe..” jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan.
“tapi diam-diam suka kaaan…” kataku menggoda.
“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.
“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus memancing.
Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.
“eh Tin, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yang buagus banget deh…” kataku.
Padahal aku berbohong.
“yang bener? Ahh, gak mau ah…ntar Tina mau diapa-apain, lagi…” jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.” Kataku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“iya deh.” Jawab Tina akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.
“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.
“gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak″ jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.
Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Tina berlari kecil menuju tempat itu dan duduk di batu itu.
“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.
“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“jadi gak nih, mau yang enak-enak?” kataku kembali memancing.
“gak mau ah.. emangnya Tina apaan..” katanya sambil pura-pura marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.
“yah, kan Tina cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.
Pelan kuraih tangan kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Tina dari belakang pelan-pelan. Gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak.
“jangan mas.. Tina gak mau..” bisiknya sambil sedikit berontak.
“ga papa Tina, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Tina masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kontolku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk mengangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirku mulai menciumi pipi dan telinganya.
“Ohh..sstt” desisnya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.
MAIN POKER
6100game |
Kusandarkan Tina pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yang cantik. .
“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.
Tanganku mulai membuka satu-persatu kancing seragam OSIS lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Tina kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku kuselipkan dibra-nya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Tina mulai sering medesah,
“Sst.. ahh.. ohh”
Karena bra-nya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait bra-nya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.
Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Tina mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak kulepaskan.
Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yang lugu terengah-engah keenakan kurangsang dengan baju yang sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yang putih ranum menggunung. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tidak terasa lagi. .
Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Tina yang semakin keras tidak membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi dadanya, lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Tina semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban.
Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok abu-abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan satu jariku, kugesek-gesek memeknya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.
“Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, geliatnya sambil meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba memeknya. Tina semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan mengejang-ngejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu memeknya berdenyut-denyut seperti denyutan kontol kalau melepas mani. Tina lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Tina tidak pernah terangsang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.
“Mas jahat, katanya Tina gak akan diapa-apain..” kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.
“tapi Tina suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.
Sudah saatnya kontolku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kontolku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Tina, kuturunkan celanaku dan kuminta Tina untuk terus memijat kontolku.
“harus digimanain lagi nih?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.
Terlihat disekitar ujung kontolku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.
Ditimang-timangnya kontolku, dengan malu-malu lalu dijilati kontolku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.
Gadis berjilbab SMU itu pelan-pelan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya dan
“Ahh Tin, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum kontolku.
Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.
“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.
SUHU DOMINO |
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kontolku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.
Dilanjutkannya lagi kocokan ke kontolku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Tina, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Tina sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.
Akhirnya, badanku mulai mengejang,
“Tin, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan kontolku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Tina dan kontolku. Tina sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.
“iihh… jijik… apa nih mas..?” katanya sambil mengernyit.
“ini namanya pejuh, Tin.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..”
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kontolku.
“Asin dan gurih, enak juga ya?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Aku semakin terangsang melihat gadis berjilab melakukan hal itu.
Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi.
Kuraba-raba lagi memek si Tina, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.
Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari memeknya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu.
Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai memeknya, yang membuat Tina semakin kelojotan. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas memeknya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat memeknya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.
Memek yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kontolku mulai berontak lagi minta dipijat Tina. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Tina terdengar lagi. Terbukti titik lemah Tina ada di memeknya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam).
Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di memeknya. Aku tau Tina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku.
Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat, gadis berjilbab berseragam abu-abu putih itu menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai memeknya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali.
Beberapa saat, kubiarkan Tina istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.
“Nikmat sekali kan Tin? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Pelan-pelan aku kembali memposisikan tubuhku dihadapannya. Kontolku tepat berada didepan memeknya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kontolku ke memeknya.
“Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kontolku, semakin intens menggesek-gesekkan kontolku ke memek ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.
“Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!”
tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.
“Tina, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut keperawanannya.
Tamat.
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment