Benih Cintaku

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Aku lihat keluargaku dan keluarga suami ku sangat bahagia dengan lahirnya cucu pertama mereka, apalagi karena bayi pertamaku ini adalah laki-laki yang punya arti penting dalam tradisi keluarga kami. Walaupun aku masih merasa letih akibat dari proses melahirkan yang panjang, aku bersyukur bisa tetap melahirkan dengan proses alami. Tetapi bagaimanapun kebahagiaanku terasa belum lengkap karena ayah biologis dari anakku tidak bisa mendampingi aku saat aku mempertaruhkan nyawa melahirkannya ke dunia.

Ya memang betul, anak yang baru saja kulahirkan bukanlah berasal dari benih Joko atau suamiku sendiri tapi dari benih mas Ranto, seorang pria yang merupakan partner bisnis Joko dan sudah berkeluarga.

Aku sempat khawatir apakah anakku nantinya akan lebih mirip bapak biologisnya dibadingkan dengan ibunya, karena kalau hal ini terjadi maka perselingkuhanku akan langsung ketahuan. Tapi ketakutanku ternyata tidak beralasan karena mata anakku mirip denganku dan berkulit putih walaupun beberapa bagian wajahnya lebih mirip mas Ranto dari pada Joko. Aku berharap akan bertemu mas Ranto nanti di jam besuk untuk memperlihatkan kepadanya bahwa anak biologisnya itu sehat-sehat saja.

Dalam kegembiraannya Joko dan mertua perempuanku mengatakan bahwa mereka berharap aku melahirkan 2 sampai 3 anak lagi agar rumah tidak sepi katanya. Aku hanya tersenyum kecut karena aku tidak begitu yakin apakah mas Ranto masih mau menghamiliku lagi? Bahkan aku juga tidak tahu apakah aku masih punya kesempatan untuk bercinta dengan mas Ranto lagi.

Namaku Yeni, umurku saat itu 29 tahun, aku sekarang jadi ibu rumah tangga yang sehari-hari bertugas merawat kedua mertuaku karena suamiku yang umurnya jauh lebih tua dariku masih serumah dengan orang tuanya. Aku baru menikah satu tahunan dengan Joko dari perjodohan antar keluarga. Sebenarnya bukan aku tidak mampu mencari pacar sendiri untuk jadi suamiku tetapi kebanyakan pacarku tidak sesuai dengan selera orang tuaku yang cukup kolot sehingga akhirnya aku “terlambat kawin”.

Menurut orang-orang wajahku sangat khas dengan kulit yang putih bersih, rambutku hitam lurus panjang sampai melewati bahu. Walaupun badanku tidak bisa dibilang langsing, tapi juga tidak bisa dibilang gemuk karena tidak ada lipatan-lipatan lemak pada tubuhku. Keistimewaanku adalah ukuran dadaku yang ekstra besar tapi padat demikian juga dengan pinggulku dan bulatan pantatku yang agak besar. Bila Joko sudah memintaku berpakaian yang seksi, maka sangat sulit melarang laki-laki untuk tidak melihatku dengan pikiran jorok mereka.

Sebelum menikah, pergaulanku cukup bebas dalam artian aku selalu tidur dengan pacar-pacarku sejak masih di SMA. Tidak kurang dari lima orang cowok pernah meniduri aku, masing-masing antara satu sampai dua tahunan lama berhubungannya. Tentu saja tidak banyak yang tahu reputasiku kecuali bekas cowok-cowokku itu sendiri karena orang lain tahunya aku adalah gadis yang baik dan kalem. Malahan dari lima orang cowok yang pernah meniduri aku, tiga diantaranya justru aku yang merenggut keperjakaan mereka.

Menikah dengan suami ku sekarang seolah-olah hukuman bagi pergaulan bebasku sebelumnya, ruang gerakku menjadi sangat terbatas karena hampir tidak bisa keluar rumah kecuali untuk belanja. Belanja keperluan keluarga sudah terlalu melelahkan bagi mertuaku, sehingga aku bisa pergi sendiri karena Joko juga tidak mau mengantar.

Setelah setahun menikah, aku belum memperlihatkan tanda-tanda akan hamil padahal kedua mertuaku terus-terusan bertanya karena menganggap kesempatan untuk anaknya sudah semakin sempit. Aku menjadi cukup stress memikirkannya karena kalau diperiksa ke dokter semuanya baik-baik saja. Apakah ini karena dulu aku pernah menggugurkan kandunganku sampai lima kali? Tentu saja aku tidak pernah bisa menceritakan hal ini ke dokter kandunganku. Malah aku bersyukur dokterku tidak bisa menemukan bekas-bekas aborsi yang pernah aku lakukan.

Dari setiap hubungan dengan kelima orang pacarku, masing-masing pernah membuatku hamil. Nafsu berahiku yang sangat besar sering membuatku lupa tempat dan waktu untuk minta segera disetubuhi kepada pacar-pacarku. Akibatnya ada beberapa persetubuhan yang memaksa pacarku melepaskan spermanya di dalam tanpa memakai pengaman. Tentu saja hanya aku sendiri yang tahu berapa kali aku pernah melakukan aborsi, bahkan sebagian besar cowokku tidak tahu bahwa mereka telah membuatku hamil karena aku keburu memutuskan hubungan dengan mereka. Hanya pada kehamilan pertama saja yang diketahui cowokku karena saat itu juga aku sendiri panik dan terjebak dalam kebingungan yang berlarut-larut sampai usia kandunganku hampir tiga bulan sebelum akhirnya bisa digugurkan.

Aku kenal dengan mas Ranto karena diperkenalkan oleh suami ku sebelum kami menikah. Mas Ranto merupakan partner bisnis suami ku sejak lama, mereka mendirikan perusahaan sama-sama yang terus berjalan sampai sekarang. Sejak pertama kali bertemu aku punya perasaan aneh tentang mas Ranto, bukan perasaan buruk malah sebaliknya yaitu aku tertarik kepada mas Ranto sebagai wanita terhadap pria. Kenapa aku bilang aneh karena aku biasanya tidak pernah tertarik kepada pria beristri dan aku juga sebenarnya tidak pernah tertarik pada pria yang lebih tua.

Umur mas Ranto lebih tua dari Joko, sangat ramah dan penuh perhatian, selalu mendengar lawan bicaranya tanpa pernah meremehkannya walaupun ternyata dia lebih benar. Hal ini sangat berbeda dengan suami ku yang tidak pernah menanggapiku kalau pendapatku sudah dianggapnya salah. Secara fisik walaupun sudah umur 40an, mas Ranto juga terlihat seksi dengan bulu-bulu tangannya yang lebat. Sedangkan kumis dan jenggotnya yang lebat tapi beruban menunjukkan kematangannya dengan asam garam kehidupan.

SUHU DOMINO

6100game

Tekanan mertua dan suami ditambah rahasia masa lalu yang tidak bisa aku ceritakan pada siapapun membuat aku sering sakit-sakitan sampai akhirnya aku bisa berkomunikasi dengan mas Ranto.
Awalnya sederhana saja, aku memang sengaja mencari dan meng-add akun mas Ranto di FBku. Rasa ketertarikanku pada mas Ranto membuatku nekat ingin lebih mengenal dia dan berusaha bisa berkomunikasi. Ternyata mas Ranto sama sekali tidak keberatan berkomunikasi denganku dengan catatan jangan sampai diketahui oleh suamiku karena dia tahu persis adat buruknya. Oleh karena itu kami hanya menggunakan identitas asli saat menggunakan akun fesbuk tetapi untuk chatting masing-masing sudah punya nama samaran lain

Awalnya aku hanya berkomunikasi untuk berbasa basi saja atau bertanya-tanya seputar pekerjaan suamiku supaya aku bisa lebih mengerti dia. Suamiku benar-benar terlalu malas untuk menerangkan pekerjaannya sendiri kepadaku karena aku cuma lulusan SMA dibandingkan dia yang lulusan S1 perguruan tinggi ternama dan S2 dari luar negeri. Tapi lama kelamaan aku mulai berani curhat ke mas Ranto, tentu saja awalnya hanya untuk hal-hal sepele tapi lama kelamaan karena jawaban-jawaban dari mas Ranto begitu menyejukkan aku mulai memasuki daerah pribadi. Seperti keluhanku saat bersetubuh dengan Joko sampai kepada kehidupan seksku di masa lalu. Sebenarnya sih aku “terjebak” oleh kecerdikan mas Ranto yang mulai melihat bahwa pengalaman seksku lebih baik dari pada suamiku. Tapi karena dia tidak pernah menghakimi sama sekali perbuatanku, maka aku malah merasa benar-benar telah menemukan teman curhatku. Tentu saja aku belum berterus terang bahwa aku pernah melakukan aborsi, bahkan sampai lima kali, karena aku belum berani menebak reaksinya terhadap hal yang satu ini.

Chatting di internet memang memungkinkan orang untuk melewati batas-batas yang hampir tidak mungkin dilakukan di dunia nyata oleh orang-orang yang sebenarnya sangat asing sama sekali. Awalnya aku yang mencoba memancingnya untuk “menaikkan status” menjadi berpacaran di dunia maya karena toh sekarang kami sudah menggunakan nama samaran masing-masing. Ternyata mas Ranto bersedia saja selama kami menambah beberapa kode “pengaman” untuk mencegah akun masing-masing diterobos orang lain.

Jadilah kami mulai berpacaran di dunia maya, seperti pacaranku sebelumnya aku merasa bebas untuk “berhubungan seks” dengan pacarku termasuk yang di dunia maya kali ini. Apabila aku belum orgasme setelah disetubuhi Joko, aku minta mas Ranto untuk memuaskanku sampai orgasme melalui persetubuhan ala chatting. Apabila mas Ranto bilang “aku remas remas payudaramu”, maka aku meremas-remas payudaraku dengan membayangkan mas Ranto yang melakukannya. Biasanya hanya sampai mengelus-elus vaginaku saja oleh chattingannya mas Ranto, aku sudah bisa orgasme.
Aku benar-benar mulai tergila-gila dengan mas Ranto dan benar-benar mulai menganggap bahwa aku ini adalah pacar gelapnya dia. Untuk semakin memudahkan komunikasi kami, mas Ranto lalu mengajarkanku untuk memanfaatkan webcam dari netbookku sehingga sekarang kami bisa saling melihat satu dengan lainnya. Tanpa malu-malu aku sering tampil di depan webcam mulai dari berpakaian seksi, berpakaian minim, bertelanjang bulat sampai beronani. Tentu saja hal itu hanya bisa aku lakukan saat Joko sedang tidak ada di rumah, sedangkan mertuaku tidak mungkin bisa memergokiku karena kamarku ada di lantai 2.

Bercumbu di dunia maya lama kelamaan mulai tidak cukup buatku, aku mulai menginginkan bercinta sungguhan dengan mas Ranto. Saat aku sampaikan keinginanku ini, ternyata mas Ranto pun punya keinginan yang sama. Walaupun begitu ternyata sangat sulit menemukan waktu yang pas untuk bertemu karena mas Ranto ingin persetubuhan yang pertama harus penuh kesan bukan persetubuhan singkat di mobil misalnya. Hal ini membuatku hampir menjadi putus asa karena waktu yang tersedia bagiku amat terbatas yaitu saat aku ke pasar.

Tapi akhirnya kesempatan itu datang juga, karena suatu hal Joko tidak bisa pergi ke Singapura untuk membeli obat buat mertuaku sehingga dia memintaku yang pergi ke sana. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, aku sekalian membujuk Joko untuk membiarkan aku berobat menyuburkan kandunganku di Singapura, terserah itu dilakukan di rumah sakit atau ke shinshe yang ada di sana. Dasar kalau sudah hoki, ternyata mertuaku sangat mendukung bahkan ikut mencarikan informasi mengenai klinik yang bisa aku datangi. Akhirnya aku dapat ijin untuk pergi ke Singapura selama lima hari karena memang perawatannya sendiri memerlukan proses pengambilan sampel sebelum dan saat memasuki masa suburku.

Aku mengatur jadwal kepergianku bersama-sama dengan mas Ranto, tentu saja tanpa sepengetahuan Joko. Kami akan menginap di hotel yang sama tetapi berbeda kamar, mas Ranto sendiri menyiapkan dua kamar untuk berjaga-jaga dari semua kemungkinan. Penerbangan kami tadinya akan dibuat berbeda, tetapi mas Ranto khawatir kalau ada sesuatu menimpaku karena aku tidak pernah benar-benar pergi sendiri ke luar negeri sehingga akhirnya kami menggunakan penerbangan yang sama.

Pada hari H sesampainya di bandara aku segera bergegas ke business lounge seperti yang diminta mas Ranto karena dia sudah menunggu di sana. Setelah cipika cipiki kami mencoba mengobrol, ternyata semua jadi kikuk lagi tidak selancar waktu ngobrol chatting di internet tapi akhirnya mas Ranto berhasil mencairkan suasana dengan gurauan-gurauannya. Walaupun kami berusaha bersikap sewajar mungkin tapi tidak bisa dipungkiri tetap terlihat ada suasana kemesraan di antara kami. Sebagian orang di sana sering melirik kami dengan pandangan heran karena melihat pasangan berbeda umur.

Akhirnya waktu untuk boarding tiba, sebelum kami berjalan ke boarding lounge mas Ranto tiba-tiba berbisik padaku untuk melepas celana dalamku di toilet business lounge sebelum naik pesawat. Mukaku sampai merah merona karena mendengarnya dan sempat protes karena aku sudah memakai rok mini yang tinggal 1/3 paha kalau sedang duduk tapi mas Ranto keukeuh pada permintaannya. Walaupun aku tidak mengerti tujuannya tetapi aku turuti juga kemauan mas Ranto yang menungguku melepas celana dalamku di luar pintu toilet dengan senyuman nakal.

Entah bagaimana caranya mas Ranto bisa mengatur kami duduk berdampingan di pesawat padahal waktu check-in kami terpisah dan kami duduk di baris yang memang hanya ada dua kursi saja. Aku kembali terheran-heran saat mas Ranto mengambil selimut yang tersedia di bagasi cabin dan memakainya untuk menutupi pahaku yang hanya tertutup rok mini. Pikirku mungkin mas Ranto tidak terbiasa berjalan dengan wanita yang berpakaian seksi karena istri dan anak perempuan mas Ranto sehari-harinya pakai jilbab. Hal itu berbeda dengan suami ku yang selalu menginginkan aku berpakaian seseksi mungkin, apalagi karena payudaraku sangat besar dan bulat membuat dia selalu membelikan aku baju-baju yang membuat kelebihan ukuran dadaku semakin terlihat.

Di dalam pesawat aku mulai berani bergelendotan manja dengan mas Ranto yang membalasnya dengan kecupan-kecupan kecil di pipi dan bibirku. Jantungku mulai berdebar kencang membayangkan apa yang akan kami lakukan selama beberapa malam ke depan tanpa gangguan siapapun. Setelah pesawat take-off tangan mas Ranto mulai masuk kebalik selimut yang menutup pahaku. Sekarang aku jadi mengerti tujuan mas Ranto menyuruhku membuka celana dalam dan kemudian menutupinya dengan selimut. Tanpa kusadari kulit wajahku kembali merah merona dan nafasku mulai memburu, padahal tangan mas Ranto baru memijat-mijat pahaku saja.

“Hhhhhhhh ….” Aku mendesah pelan sekali saat tangan mas Ranto mulai mengusap-usah pangkal pahaku. Secara naluriah aku membuka pahaku selebar yang memungkinkan di kursi pesawat dan merubah posisi dudukku agak sedikit melorot pada sandaran kursi supaya seluruh bagian vaginaku lebih mudah dijangkau.

“Ahhhh …mmmassshhhhh….” Aku mendesah tertahan sambil memeluk tangan mas Ranto ketika kelentitku mulai diusap-usap jari tangannya dan mebuat cairan vaginaku mulai membasahi lubang senggamaku.

“Masukin massh… ohhh…masukiiiinnnn …aja…massshhhh…” Erangku karena sudah tidak tahan lagi kalau jari-jari mas Ranto hanya menggesek di luar lubang senggamaku saja.

CLEEPPP ….. kurasakan salah satu jari mas Ranto sudah masuk ke dalam liang senggamaku

Srrtt..srrttt ….srrrtt … dengan cepat jari itu keluar masuk liang senggamaku di balik selimut.

“A…a…a….a…” aku berusaha bertahan sekuat tenaga supaya tidak mengeluarkan jeritan kenikmatanku hingga akhirnya tanpa sadar aku menggigit-gigit lengan mas Ranto yang dari tadi sudah aku peluk.

“Ooohhh Tuhaann ….oohh Tuhann … nikmat sekali…ohhhh …” Gumamku saat kurasakan orgasmeku hampir tiba.

“Oucccchhhhhhhh…..masss….ahhhhhh….” Tanpa sadar aku menggeliat di kursi saat orgasmeku datang dan membuat selimutnya melorot walapun mas Ranto masih sempat menariknya kembali.

“Aduuuh enak sekali mas … terima kasih ya …” Kataku sambil membantu mas Ranto membersihkan jari-jari tangannya yang belepotan oleh cairan vaginaku sampai ke telapak tangannya.

Aku juga sempat mencubit mas Ranto karena cemburu ketika seorang pramugari mencoba bermain mata dengannya sambil memasukkan jarinya kedalam bibirnya walaupun mas Ranto hanya menanggapinya dengan senyum ramah biasa. Mungkin pramugari itu bisa menduga apa yang dilakukan mas Ranto kepadaku dari balik selimut yang menutupiku.

6100game

Fantasiku mulai melayang ke mana-mana, bayangkan saja dalam waktu kurang dari 5 menit dan hanya dengan jari tangannya saja mas Ranto bisa membuatku orgasme. Padahal selama ini setiap cowok yang sudah meniduri aku jarang sekali yang bisa membuatku orgasme. Aku jadi makin tidak sabar ingin segera berhubungan badan dengan mas Ranto, kata beberapa temanku penis orang yang sudah matang rasanya lain dan gaya mereka bercinta juga berbeda. Dari pengalamanku berhubungan badan dengan Joko maupun kelima pacarku, semua rasanya sama saja kalau sudah di dalam liang senggamaku walaupun ukuran penisnya beda-beda.

Beberapa menit kemudian pesawat sudah mendarat di Changi Airport dan kembali saat kami jalan berdua menuju imigrasi orang-orang sering memandang kami dengan pandangan ganjil atau senyum nakal. Waktu aku tanya ke mas Ranto apakah dia melihat seperti yang aku lihat atau itu hanya perasaanku saja karena pertama kalinya kami bepergian bersama. Mas Ranto menjawab bahwa dia juga melihat apa yang aku lihat, menurutnya selain perbedaan umur penampilan kami memang jauh berbeda. Mas Ranto berpenampilan dewasa dan kalem, sedangkan aku terlihat seksi dan nakal karena mungkin sudah dibiasakan oleh suamiku.

Saran dari mas Ranto adalah aku merubah sedikit penampilanku agar kami tidak jadi terlalu mencolok. Walaupun tidak dikatakannya langsung, aku juga mengerti bahwa dia tidak ingin aku dianggap sebagai wanita bayaran yang mendampingi pengusaha atau pejabat yang sedang berlibur.
Tanpa terasa kami sudah sampai di hotel Grand Hyatt di Scotts Road yang biasa di pakai Joko kalau dia ke Singapore. Kamar kami selain berbeda juga berada di tower yang terpisah dengan lift sendiri-sendiri. Mas Ranto sudah memperhitungkan semuanya dengan cukup teliti karena dia tahu betul sifat suamiku. Mas Ranto juga sudah membeli SIM Card lokal untuk kami pakai berkomunikasi satu sama lain selama di Singapore.

Begitu sampai ke kamar aku mulai gelisah karena sangat kangen dengan mas Ranto, apalagi dengan kejadian di pesawat tadi. Tapi mas Ranto berpesan bahwa aku jangan mengontak dia tapi harus menunggu dia yang mengontak aku karena dia belum mempersiapkan HPku untuk diisi nomor lokal tadi.
Ting…toooooong … tiba-tiba bel kamarku berbunyi

Ternyata mas Ranto yang ada di luar pintu. Aku segera membukakan pintu untuknya dan menyambutnya dengan gembira karena benar-benar tidak menyangka mas Ranto akan ke kamarku secepat ini.
Hhhhhhmmmmmpppphhhh …. Aku langsung mencium bibirnya dengan penuh rasa rindu sampai lupa menutup pintu kamarku.

“Kok lama sekali datangnya .... ?” Kataku manja setelah kami selesai berciuman, padahal aku sendiri baru saja meletakkan koper dan bersih-bersih sedikit tapi belum sempat ganti baju.

“Saya tadi harus cari tahu dulu siapa pemilik benda ini …” jawab mas Ranto sambil memperlihatkan celana dalam hitam transparan yaitu celana dalam yang aku copot di Cengkareng. Rupanya mas Ranto berhasil mencomotnya dari tasku tanpa aku ketahui.

“Aduuuuh kok jadi ada di sana sih ?” Mukaku langsung berubah merah karena malu.

Waktu aku berhasil merebutnya malahan mas Ranto kembali memelukku dengan satu tangannya sedangkan tangan yang lain langsung merogoh masuk kedalam rok miniku yang tentu saja masih belum memakai celana dalam lagi. Aku segera melepas rok miniku itu sehingga sekarang bagian bawahku sudah telanjang. Mas Ranto langsung meresponnya dengan melepaskan celana yang dipakainya dan kemudian celana dalamnya.

“Iiiiiihhhhhhhh …. !!!” Spontan aku berteriak kaget waktu melihat penis mas Ranto yang sudah mengacung ke arahku.

Penis mas Ranto ukurannya biasa-biasa saja, tapi yang sangat berbeda adalah warnanya yang hitam kemerahan dan bentuknya yang pipih bukan bulat. Di sekeliling penisnya terlihat banyak urat-urat pembuluh darah yang menggelembung sehingga penis itu seperti batang pohon yang dililit oleh akar-akar disekelilingnya. Aku merasakan liang senggama di vaginaku berkontraksi dan mulai lembab karena bentuk penis Ranto yang sebenarnya agak menyeramkan bagiku tetapi mulai membangkitkan gairah berahiku dengan seketika.

Bersambung..



BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...