Tragedi Malam Sebelum Malam Pengantin

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Ada sepasang kekasih bernama Toni dan Dewi, mereka berdua tinggal bersama di sebuah rumah yang terletak di daerah yang agak terpencil di Jakarta. Sehari-harinya mereka hidup bahagia bersama dan mereka berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Dewi berusia 20 tahun sementara Toni baru berusia 18 tahun. Banyak yang menyayangkan keputusan Dewi untuk menikah dengan Toni, selain karena Toni lebih muda dari Dewi, Dewi sendiri adalah gadis yang sangat cantik.

Wajahnya amat manis, rambut hitam panjangnya yang berkilau dan kulitnya yang putih mulus karena Dewi masih merupakan keturunan Arab menambah daya tariknya selain tubuhnya yang proporsional. Tinggi Dewi sekitar 165 cm, tubuhnya yang langsing namun padat cukup menonjolkan bagian dada dan pantatnya yang lumayan besar. Orang-orang merasa bahwa Toni tidak pantas untuk Dewi karena selain penakut, Toni juga tidak begitu mandiri. Walaupun demikian, mereka saling mencintai satu sama lain. Dewi sudah membeli gaun pengantinnya, dan Toni juga sudah mempersiapkan benda-benda yang mereka perlukan nantinya.

Suatu malam, ada segerombolan penjahat berjumlah 6 orang datang ke rumah Toni dan Dewi. Mereka terdiri dari 5 laki-laki dan seorang perempuan. Mereka berhasil melumpuhkan Toni dan menawan Dewi. Dewi sempat melawan, namun salah satu penjahat itu menjambak rambut panjang Dewi dan memukul perutnya sehingga Dewi terkapar kesakitan; Dewi lalu ditampar dan diikat di ranjang dengan masih menggunakan gaun tidurnya dan mereka memukuli

Toni didepan Dewi. Dewi yang sadar bahwa ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat itu hanya bisa pasrah, ia masih shock saat dipukul tadi. Dewi memohon pada para penjahat itu untuk tidak menyakiti Toni, namun ia justru ditertawakan karena melindungi Toni. Para penjahat itu mulai tertarik melihat wajah Dewi yang cukup cantik dan keseksian tubuh Dewi yang mengenakan gaun tidurnya itu. Mereka juga kagum melihat keberanian Dewi. Para penjahat itu lalu mulai mencari barang-barang berharga, namun mereka tidak menemukan apapun. Penjahat perempuan itu menemukan gaun pengantin Dewi dan cincin nikah Toni dan Dewi. Ia lalu menemukan sebuah ide, dan ia lalu memberitahukan idenya itu pada para temannya. Kelima penjahat laki-laki itu setuju pada ide perempuan itu.

Perempuan itu lalu membawa Dewi ke kamarnya, dan mengancam akan membunuh Toni apabila Dewi tidak menuruti kemauannya. Perempuan itu lalu menelanjangi Dewi dan membawa cewek itu ke kamar mandi. Dewi lalu dimandikan oleh perempuan itu, rambutnya dicuci dan tubuhnya diberi wewangian, sehingga tubuh Dewi memancarkan aroma yang amat wangi. Perempuan itu juga mencukur rambut di kewanitaan Dewi hingga bersih. Dewi lalu dipaksa meminum air mentah sebanyak dua gayung penuh oleh perempuan itu sehingga Dewi merasa agak pusing karena perutnya kembung.
Setelah selesai mandi, perempuan itu mendandani Dewi secantik mungkin. Ia lalu memakaikan celana dalam yang baru, stocking, sarung tangan, dan gaun pengantin milik Dewi lengkap dengan rok petticoat agar rok gaunnya tampak mengembang, sehingga Dewi benar-benar terlihat seperti pengantin wanita yang hendak menikah. Perempuan itu memerintahkan Dewi agar berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Saat dipengantinkan, perempuan itu menyadari bahwa Dewi sedang dalam masa subur saat melihat bercak di pembalut wanita dan celana dalam yang sebelumnya dipakai Dewi.

Sementara itu, para penjahat laki-laki itu menyekap Toni di sofa ruang tamu untuk menunggu Dewi. Mereka mengejek dan memukul Toni di sofa itu. Hingga Toni babak belur tak berdaya.

Tak lama kemudian, pintu kamar Dewi terbuka dan keluarlah perempuan itu beserta Dewi yang sudah dipengantinkan. Toni dan para penjahat itu terpesona melihat kecantikan Dewi. Dewi mengenakan gaun pengantinnya yang bertipe braless dengan rok petticoat sebagai rok dalam sehingga rok gaunnya tampak mengembang dan gaun itu berekor panjang, rok gaun Dewi dihiasi dengan pita-pita yang terjalin sehingga rok itu tampak berlapis-lapis. Rambut Dewi yang hitam panjang dibiarkan tergerai, dan dihiasi dengan tudung kepala sutra. Mahkota bunga berwarna putih yang dipakaikan di kepala Dewi menambah kecantikan Dewi. Bibir dan kelopak mata Dewi berwarna pink. Dewi memakai stocking putih, sarung tangan berwarna putih, dan sepatu hak tinggi berwarna putih. Dengan gaun model braless itu, dada Dewi yang berukuran 34 B terlihat menonjol, dan tubuhnya menampakkan kesan seksi karena gaun itu memang agak ketat untuk Dewi. Gaun itu makin tampak serasi dengan kulit Dewi yang putih mulus karena Dewi masih merupakan keturunan Arab. Para penjahat itu berdiskusi sebentar, lalu mereka mengikat Toni erat-erat, dan membawa Toni ke kamar. Toni lalu didudukkan dikursi sofa yang mereka pindahkan dari ruang tamu kedalam kamar itu.

Sementara itu, Dewi dipakaikan celemek putih berenda oleh para penjahat itu, dan disuruh memasak makanan untuk para penjahat itu. Dewi lalu memasak makanan untuk para penjahat itu dengan diawasi oleh perempuan itu. Saat memasak, Dewi sering kentut, perempuan itu menyadari bahwa Dewi akan buang air besar. Dewi lalu menghidangkan masakannya ke para penjahat itu. Saat menghidangkan makanan, perempuan itu menepuk pantat Dewi dan Dewi langsung kentut. Wajah Dewi memerah karena malu. Para penjahat itu memerintahkan Dewi untuk menari dan bernyanyi untuk menghibur mereka saat makan sebagai hukuman karena ia kentut. Dewi dipaksa menyanyikan lagu dangdut untuk mengiringi tariannya. Dewi dipaksa bergoyang sehingga lekuk tubuhnya dapat dipertontonkan dihadapan para lelaki itu. Para penjahat itu amat menyukai makanan yang disajikan Dewi karena Dewi memang mahir memasak, terlebih mereka bisa mendengar suara merdu Dewi sambil menonton tarian Dewi yang gemulai. Setelah selesai makan, para penjahat itu lalu menyuruh Dewi menjilati piring bekas makanan mereka seperti seekor anjing. Perempuan itu berbisik memberi perintah pada Dewi. Dewi sempat menolak perintah perempuan itu, namun ia terpaksa menuruti perintah perempuan itu setelah ia kembali diancam.

Dewi kemudian dibawa ke toilet oleh para penjahat itu. Dewi lalu menuruti perintah perempuan itu untuk berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Dewi menungging, lalu menarik rok gaunnya keatas hingga celana dalamnya yang berwarna putih berenda terlihat. Para penjahat itu bersiul melihat pantat dan paha mulus Dewi yang masih dibalut stocking putih itu.

Perempuan itu kemudian membagi undian kepada para penjahat itu untuk mengundi tubuh Dewi. Tubuh Dewi dibagi menjadi 4 bagian tubuh yang diundi lewat secarik kertas untuk menentukan hak masing-masing para penjahat itu atas tubuh Dewi. Penjahat pertama memenangkan memek Dewi, sekaligus keperawanan pengantin itu. penjahat kedua juga mencabut kertas bertuliskan vagina Dewi, namun ia tampak kesal karena keperawanan Dewi sudah diantri duluan oleh rekannya, apalagi pandangannya dari tadi tertuju kepada pantat montok pengantin cantik yang sedang menungging itu, seolah tidak sabaran ingin memperawani liang dubur Dewi yang masih belum terjamah lelaki. Penjahat ketiga tampak cukup puas saat mendapatkan mulut dan bibir Denita yang mungil itu, dimana ia akan dilayani dengan servis oral dari bibir pink sang pengantin.
Penjahat keempat yang bertubuh kecil tidak begitu senang saat mendapatkan lubang pantat Dewi, ia merasa tidak senang kalau harus bercinta dengan lubang pantat pengantin itu. Apalagi mengingat Dewi kentut saat mereka makan, ia malah merasa semakin jijik dengan gadis itu. Ia yakin lubang pantat gadis itu pasti dipenuhi kotoran yang jorok, dan tentu saja, ia tidak mau terkena penyakit karena kuman-kuman kotoran Dewi dalam duburnya. Namun, penjahat kedua menawarkan untuk menukarkan jatah mereka dengan imbalan Rp. 15.000 dan izin dari perempuan itu untuk menjamah payudara Dewi pada rekannya itu. Walaupun keberatan, penjahat keempat itu menerima tawaran temannya itu. Dewi tertegun dan merasa amat terhina saat menyadari keperawanan duburnya dihargai hanya Rp. 15.000, bahkan jauh lebih rendah dari biaya sewa pelacur semalam.

Penjahat terakhir yang berbadan paling besar mendapat “kehormatan” untuk menyetubuhi Dewi sepuas hatinya di bagian manapun yang ia mau karena penjahat itu tampaknya adalah pemimpin gerombolan itu.

Dewi terkejut saat salah satu penjahat yang “membeli” pantatnya di undian itu tiba-tiba mengelus dan meremas pantatnya yang seksi sambil menggoda bahwa Dewi cantik, namun ia ‘nakal’ karena melawan mereka dan kentut saat mereka makan. Wajah Dewi memerah karena malu dan marah, ingin rasanya ia menampar penjahat yang kurang ajar itu, namun ia tidak berdaya karena mereka pasti semakin akan berbuat buruk pada Toni dan dirinya.

Penjahat itu lalu melorotkan celana dalam Dewi hingga terlepas, sehingga pantat dan kewanitaan Dewi terlihat jelas. Dewi dipaksa melebarkan kakinya dan menungging di kloset, tangan Dewi disuruh memegang kloset itu. Dewi mulai dipermalukan oleh penjahat itu, penjahat itu lalu bertanya pada Dewi apakah Dewi hendak buang air besar. Dewi yang malu menggelengkan kepala, namun penjahat itu mengatakan bahwa ia tak percaya. Penjahat itu kembali menyingkapkan rok gaun Dewi hingga pantat Dewi kembali terlihat jelas, ia lalu mencengkeram kedua bongkahan pantat Dewi dan menariknya ke arah berlawanan sehingga lubang pantat Dewi terlihat. Tanpa merasa jijik, dibenamkannya hidungnya ke lubang pantat itu dan diendusinya lubang kotoran Dewi. Dewi merasa geli saat hembusan nafas lelaki itu menyapu lubang terlarangnya itu, apalagi kumis lebat lelaki itu menggelitik pantatnya.

Setelah puas mengendusi pantat Dewi, penjahat itu mengejek Dewi dengan mengatakan bahwa ia mencium bau kotoran cewek itu. Penjahat itu lalu mengambil dua tangkai cotton buds. Salah satu cotton buds itu dilesakkannya kedalam lubang pantat Dewi, sehingga Dewi mengejang terkejut sesaat. Penjahat itu lalu mengorek pantat Dewi dengan cotton buds itu selama beberapa detik dan tiba-tiba menarik cotton buds itu keluar dari pantat Dewi sehingga Dewi meringis. Kapas cotton buds yang tadinya berwarna putih itu kini berwarna kuning kecoklatan karena kotoran Dewi. Dewi malu sekali saat dipaksa melihat cotton buds yang sudah dilapisi oleh kotorannya itu. Penjahat itu juga sempat memukuli pantat Dewi sebagai hukuman karena Dewi kentut sehingga kedua belahan pantat Dewi yang tadinya putih mulus kini berwarna pink kemerahan karena dipukul.

Dewi lalu dipaksa duduk di kloset, sementara perempuan itu menarik rok Dewi keatas, dan menarik kedua tungkai kaki Dewi ke arah yang berlawanan sehingga kewanitaan Dewi terlihat jelas karena Dewi berada dalam posisi mengangkang. Perempuan itu lalu menyuruh Dewi untuk buang air besar dihadapan mereka. Dewi terkejut mendengar perintah perempuan itu, terutama saat perempuan itu mengatakan bahwa penjahat laki-laki yang memenangkan pantat Dewi di undian akan mencuci pantat Dewi setelah Dewi buang air besar. Dewi lalu berpura-pura sedang dalam keadaan tidak ingin buang air besar, namun para penjahat laki-laki itu mengancam Dewi apabila Dewi tidak buang air besar, maka Toni akan mereka bunuh. Dewi terpaksa menuruti perintah para penjahat itu untuk buang air besar, namun Dewi memohon pada para penjahat itu agar mereka tidak menyakiti Toni.

Wajah Dewi memerah karena malu saat para penjahat itu menyaksikan dirinya buang air besar. Dewi merintih sejenak, lalu kentut dengan keras. Beberapa saat kemudian, kotoran Dewi berjatuhan dari pantatnya. Para penjahat itu menutup hidung mereka karena bau kotoran Dewi, namun mereka terangsang melihat Dewi yang cantik sedang buang air besar dengan mengenakan gaun pengantinnya. Dewi sendiri merasa amat malu, baru kali ini seumur hidupnya ia buang air besar sambil ditonton pria, apalagi mata mereka tampak lebih tertuju melihat ke selangkangannya. Dewi juga melihat bagian kejantanan para penjahat itu tampak menegang saat melihatnya buang air besar. Tidak jauh berbeda dengan para penjahat laki-laki itu, perempuan itu terus melihat dan mengamati vagina Dewi, ia tersenyum saat melihat Dewi tidak banyak kencing saat buang air besar.

SUHU DOMINO

6100game

Setelah selesai buang air besar; sesuai perintah perempuan itu, Dewi lalu meminta penjahat laki-laki yang memenangkan pantatnya untuk mencuci pantatnya. Penjahat laki-laki itu lalu membersihkan pantat Dewi, Dewi merasa malu saat jari penjahat itu menyentuh dan mencuci lubang pantatnya dengan air. Namun Dewi merasa nyaman karena penjahat itu membersihkan pantatnya dengan lembut, terutama saat menyentuh lubang pantat Dewi. Setelah pantatnya selesai dibersihkan, Dewi dipaksa berterima kasih kepada penjahat itu.

Dewi lalu diberi pilihan oleh para penjahat itu untuk menikah massal dan bercinta dengan mereka, atau menyaksikan Toni dibunuh. Dengan berat hati, Dewi memilih untuk mengorbankan dirinya. Dewi tidak diperbolehkan memakai celana dalam oleh kelima penjahat itu, supaya ia siap bercinta dengan mereka.

Dewi dan para penjahat itu lalu kembali ke kamar. Sesampainya di kamar, Perempuan itu lalu berdiri di belakang sebuah meja yang dijadikan seperti altar oleh para penjahat itu. Dewi lalu bergandengan dengan salah satu penjahat itu, dan mereka berjalan menuju ‘altar’ itu. Setibanya di altar, mereka melecehkan Dewi yang mengenakan gaun pengantin dengan berpura-pura mengadakan upacara pernikahan. Dewi dan penjahat itu lalu berlutut didepan altar buatan itu. Dewi mengucapkan sumpah setianya kepada penjahat itu dan mengakui kekuasaan penjahat itu atas dirinya, namun penjahat itu melecehkan Dewi dengan menolak mengakui Dewi sebagai istrinya, dan mengakuinya sebagai penghibur. Penjahat itu mengaitkan tali merah di ibu jari Dewi sebagai ‘cincin kawin’. Dewi tidak dapat berbuat banyak agar Toni selamat. Toni yang tidak tahu bahwa Dewi dipaksa menikah oleh perempuan itu berteriak keras, namun mulutnya disumpal dengan pembalut wanita bekas Dewi oleh para penjahat itu. Perempuan itu lalu mengawasi Toni. Dewi ‘menjual’ dirinya sebagai penghibur kepada para penjahat itu satu-persatu di ‘pernikahan’ itu. Dewi mengakui 5 orang lelaki sebagai suaminya malam itu, namun ia tidak pernah dianggap sebagai istri oleh mereka. Semua jari di tangan kanan Dewi dipasangi tali merah itu. Dewi ‘menikah’ saat usianya baru 20 tahun.

Setelah pernikahan itu, Dewi lalu melaksanakan ‘kewajibannya’ sebagai seorang istri dari para penjahat itu. Dewi berlutut di ranjang, kedua pahanya dibuka lebar-lebar. Dewi lalu menunggingkan pantatnya, siap untuk bercinta. Dewi menitikkan air mata menghadapi perlakuan para ‘suaminya’. Wanita itu membawa sebuah kamera yang ia dapatkan dari lemari Dewi dan siap mengabadikan malam itu.

Sambil disaksikan oleh Toni yang terikat didepan ranjang, dagu lancip Dewi ditegadahkan ke wajah salah satu penjahat itu dan bibir mungil Dewi dicium oleh penjahat yang mendapat undian untuk memperoleh mulutnya, Dewi merasa sedikit aneh karena ia berciuman untuk pertama kalinya. Penjahat pertama itu memaksa memasukkan lidahnya ke mulut Dewi, Dewi hanya bisa pasrah menahan rasa geli saat lidah penjahat itu menggerayangi mulutnya. Penjahat itu memeluk tubuh Dewi dengan erat, tangannya dilingkarkan ke pinggul Dewi sambil sesekali meremas pantat Dewi. Penjahat itu tampaknya berusaha menyedot ludah Dewi sambil menjilati gigi dan lidah Dewi untuk merangsang Dewi.

Adegan berciuman itu membuat para penjahat yang lain terangsang, penjahat yang melepas celana dalam Dewi lalu menyingkap rok gaun Dewi, mereka melihat kewanitaan Dewi agak lembab, tanda bahwa Dewi terangsang. Penjahat berikutnya lalu berbaring dibawah selangkangan Dewi dan segera menjilati kewanitaan Dewi. Dewi terkejut saat merasa kewanitaannya dijilati, namun ia tidak bisa melawan karena tangannya dipiting oleh penjahat yang sedang berciuman dengannya. Dewi hanya bisa meronta saat ia merasakan sensasi yang aneh di kewanitaannya, sensasi yang baru pertama kali ia rasakan sebagai seorang wanita. Dewi berusaha mengatupkan pahanya, namun penjahat itu menarik kedua tungkai pahanya kearah yang berlawanan, dan menekan paha Dewi. Dewi tidak mampu melawan tenaga penjahat itu, apalagi penjahat itu cukup kekar perkasa. Lama kelamaan Dewi semakin terangsang sehingga kewanitaannya semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya, membuat penjahat yang menjilati kewanitaannya kini mulai menghisap cairan cintanya. Penjahat itu sesekali menjilat klitoris Dewi, sehingga Dewi semakin menggelinjang kegelian. Dewi juga tidak lagi berusaha mengatupkan pahanya, karena tenaganya mulai habis karena sensasi yang ia terima di mulut dan kewanitaannya. Usaha kedua penjahat itu akhirnya berhasil; setelah beberapa lama berciuman dan dijilati, Dewi mulai terangsang karena keahlian berciuman dan jilatan para penjahat itu. Dewi lalu menjulurkan lidahnya dan mulai memainkan lidahnya dengan lidah penjahat itu, Dewi juga menerima ludah yang dituangkan penjahat itu ke dalam mulutnya dan menelan ludah itu. Dewi dan penjahat itu lalu mulai saling mengulum bibir mereka.

Dewi merasa malu sekali saat para penjahat yang sedang menunggu giliran menjelaskan kepada Toni bahwa Dewi sedang terangsang dan menunjukkan kewanitaan Dewi yang semakin banyak mengeluarkan cairan sebagai bukti. Walaupun Toni berusaha tidak mendengar, Dewi tetap merasa malu sekali, Ia seharusnya mengenakan gaun pengantinnya saat menikah dengan Toni, namun kini ia malah terangsang dan bercinta dengan pria lain dihadapan Toni sambil mengenakan gaun pengantinnya. Toni sendiri mulai terangsang, kemaluannya juga terlihat menegang karena baru pertama kalinya ia melihat kewanitaan Dewi setelah sekian lama mereka berpacaran dan tinggal bersama.

Setelah merasa cukup memberikan Dewi ‘pemanasan’, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Dewi berhenti. Ia lalu memberi isyarat pada temannya yang sedang berciuman dengan Dewi. Penjahat itu menganggukkan kepalanya dan berhenti mencium bibir Dewi. Dewi lalu dipaksa belutut dengan paha yang terbuka lebar di hadapan Toni, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Dewi lalu melepas celana dan celana dalamnya. Toni dan Dewi bisa melihat kemaluan pria itu yang sudah menegang, dan tonjolan uratnya terlihat jelas, apalagi ukurannya cukup besar, sekitar 17 cm. Penjahat itu lalu berbaring dibawah tubuh Dewi, ia mengatur posisi kemaluannya yang sudah menegang agar tepat dibawah kewanitaan Dewi sehingga posisi mereka kini menjadi ‘woman on top’. Dua dari tiga penjahat yang belum mendapat kesempatan untuk bercinta dengan Dewi lalu memegang rok gaun Dewi di arah yang berlawanan, dan menarik petticoat dan rok gaun Dewi keatas sehingga kewanitaan Dewi dan kemaluan penjahat itu terlihat jelas oleh Toni.

Perempuan itu lalu menyuruh Dewi menurunkan pinggulnya. Dewi yang menyadari apa yang akan terjadi berusaha menolak, namun perempuan itu mengeluarkan pisau dari sakunya dan mengacungkan pisau itu ke leher Toni. Dewi tidak dapat menolak lagi. Perempuan itu menyuruh Toni melihat adegan terenggutnya keperawanan Dewi. Dewi mulai menurunkan pinggulnya dengan pelan, ia bisa merasakan kemaluan penjahat itu di mulut kewanitaannya. Sambil menutup mata, Dewi terus melanjutkan menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Karena tidak sabar, salah satu penjahat itu memegang pinggul Dewi dan menurunkannya dengan cepat, seketika itu juga kemaluan penjahat itu menghujam vagina Dewi. Dewi menjerit kesakitan karena keperawanannya direnggut, apalagi ukuran penis itu begitu besar, sehingga hanya masuk sebagian di kewanitaannya walaupun kewanitaannya sudah basah oleh cairan cintanya dan ludah penjahat yang tadi menjilati memeknya itu. Penjahat itu mendesah puas, ia bisa merasakan hangatnya liang kewanitaan Dewi dan juga vagina Dewi yang masih sempit karena baru pertama kalinya dimasuki kejantanan lelaki. Penjahat itu mulai memegang pinggang Dewi dan menggoyangkan pinggul Dewi, layaknya goyangan gerakan dangdut, agar penisnya masuk sepenuhnya di vagina Dewi. Dewi hanya merintih pelan saat ia ‘digoyang’ diatas penis penjahat itu. Perlahan-lahan penis penjahat itu mulai tertelan masuk kedalam vagina Dewi Beberapa saat kemudian, penjahat itu mengubah goyangan Dewi menjadi pompaan. Dewi dientot naik-turun sehingga penis itu menghujam vaginanya berulang kali. Jeritan Dewi semakin keras, tapi mulut Dewi langsung disumpal dengan kemaluan penjahat yang berciuman dengannya. Dewi lalu dipaksa untuk mengoral kemaluan penjahat itu.

Dewi hanya bisa pasrah mengulum dan memainkan kemaluan penjahat itu di dalam mulutnya sambil menangis menahan rasa perih di kewanitaannya, namun suara tangisan Dewi terhalangi oleh kemaluan penjahat yang menyumpali mulutnya. Dewi merasa amat jijik dan hampir muntah saat mengulum kemaluan penjahat itu yang bau, namun penjahat itu malah menekan kepala Dewi ke kemaluannya sehingga pangkal penis itu masuk hingga ke tenggorokan Dewi, dan membuat Dewi sulit bernafas. Penjahat itu puas saat merasakan kehangatan mulut dan kelembutan bibir Dewi. Dewi lalu diperintahkan untuk menjilat dan mengemut kemaluan itu. Setelah sekitar 15 menit diperkosa, Dewi mulai tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi, rintihannya berganti menjadi lenguhan dan ia kini menggerakkan tubuhnya sesuai nalurinya, para penjahat itu tertawa melihat Dewi yang terbawa nafsunya.

Beberapa menit kemudian, penjahat yang dioral oleh Dewi menekan kepala Dewi dengan keras di penisnya lalu memuncratkan spermanya tepat ke tenggorokan Dewi. Dewi terkejut saat merasa mulutnya dipenuhi cairan kental yang amis. Penjahat itu terus menekan kepala Dew sehingga Dewi terpaksa menelan bibit-bibit bayi yang baru saja dituangkan ke mulutnya itu. Suara lenguhan Dewi terdengar semakin keras saat penjahat itu melepas penisnya dari mulut Dewi, penjahat itu tertawa puas melihat benang lendir sperma di mulut Dewi yang terlihat jelas diantara gigi Dewi yang putih saat Dewi membuka mulutnya ketika ia melenguh.

Penjahat yang sedang memompa Dewi melihat bahwa temannya sudah memberi Dewi sperma. Ia juga tak mau kalah dari temannya itu sehingga ia mempercepat pompaannya. Akibatnya, Dewi semakin melenguh keras merasakan kenikmatan di kewanitaannya, yang kini sudah bisa dimasuki penuh oleh penis penjahat itu. Namun penjahat itu tidak membiarkan Dewi mencapai orgasme, ia mengontrol gerakan memompanya, sesekali gerakannya begitu cepat, namun saat merasa Dewi hendak orgasme, ia memperlambat pompaannya sehingga Dewi semakin kerepotan. Penjahat itu juga sering menggoda Toni dengan cara memeluk Dewi dari belakang dan menjilati wajah Dewi yang cantik atau sesekali menghentikan gerakannya, sehingga Dewi secara otomatis menggoyang-goyangkan pantatnya agar penis itu tetap menyodoknya. Para penjahat itu menertawakan tingkah Dewi itu sambil menyebutnya pelacur. Penjahat itu juga sesekali menghentikan pompaannya dan memaksa Dewi melihat penisnya yang sedang menyatu dengan kewanitaan Dewi. Beberapa saat kemudian, penjahat itu mendesah keras dan Dewi menjerit saat kewanitaannya dimasuki para calon bayi mereka, hasil buah percintaan Dewi dengan penjahat itu. Penjahat itu lalu mencabut penisnya dari kewanitaan Dewi setelah ia merasa spermanya telah tertuang hingga habis.

Dengan kejamnya, perempuan itu menyuruh para penjahat itu segera mengangkat kedua tungkai kaki Dewi setinggi mungkin dan tegak lurus sehingga Dewi kini bertumpu pada bahunya. Kewanitaan Dewi sengaja dipamerkan di depan Toni agar Toni melihat jelas proses awal kehamilan Dewi. Toni dapat melihat jelas paha Dewi yang indah yang dibalut dengan stocking putih itu dan pusar Dewi. Rok gaun Denita menutupi wajah Denita, dalam keadaan seperti itulah Dewi dibiarkan selama beberapa menit agar sperma hasil percintaannya membuahi rahimnya sehingga ia kelak dapat hamil.
Penjahat yang baru saja menuangkan spermanya di vagina Dewi itu mengocok-kocok liang vagina Dewi agar spermanya benar-benar tertelan habis kedalam tubuh pengantin wanita itu untuk memastikan bahwa spermanya dapat menjadikan Dewi sebagai seorang ibu bagi anak-anak mereka kelak.

6100game

Dewi menangis keras dan meronta-ronta saat merasakan sperma penjahat itu semakin cepat memasuki rahimnya dalam jumlah yang banyak. Namun, Penjahat yang dioral Dewi segera melumat bibir Dewi sehingga Dewi tidak bisa mengeluarkan suara lain selain rintihan pelan.

Di dalam hatinya, Dewi tidak mau menjadi ibu dari anak yang akan ia kandung hasil dari pemerkosaan itu, apalagi dari pria yang sama sekali tidak ia cintai, namun disisi lain sebagai seorang wanita, Dewi merasa aneh dan takut bercampur bahagia karena ia akan menjadi seorang wanita sepenuhnya saat melahirkan bayi yang ia kandung kelak dan menjadi ibu dari anak itu. Toni terpukul saat melihat kewanitaan gadis yang ia cintai kini telah dipenuhi calon bayi dari pria lain, pertanda bahwa Dewi bisa saja hamil dari percintaannya dengan penjahat itu.

Perempuan itu lalu membisikkan sesuatu pada Dewi untuk membujuk dan meyakinkan Dewi agar Dewi dapat menerima kehamilannya itu sebagai kodrat, dan mengatakan bahwa kehamilan adalah impian tiap wanita, dan Dewi baru saja mulai menapaki jalan menjadi seorang wanita sejati. Perempuan itu juga mulai membisikkan keindahan menjadi seorang ibu pada Dewi sekaligus kembali mengancam akan membunuh Toni apabila Dewi bertingkah macam-macam, sehingga Dewi mulai berhenti menangis dan mulai dapat menerima calon bayi yang akan ia kandung. Dewi juga tidak lagi meronta, ia tampaknya pasrah menerima nasibnya itu. Lagipula, ia tidak mau Toni kembali dilukai oleh para penjahat itu.

Beberapa menit kemudian, setelah perempuan itu merasa sperma penjahat itu telah sepenuhnya masuk dan mengering di kewanitaan Dewi, Dewi mulai disiapkan untuk kembali bercinta dengan 3 penjahat yang masih menunggunya. Dewi tidak lagi berontak, ia hanya menuruti perintah para penjahat itu tanpa menolak lagi.
Ketiga penjahat yang berikutnya sudah melepas celana mereka dan penis mereka yang cukup besar terlihat sudah menegang cukup lama sejak adegan percintaan Dewi sebelumnya.

Penjahat yang mendapat giliran ketiga lalu duduk di kursi, laki-laki itu bertubuh jauh lebih besar dan gagah dari penjahat yang baru merenggut keperawanan Dewi, tingginya sekitar 190 cm dan kulitnya yang hitam gelap makin menonjolkan kesan sangarnya; kontras dengan Dewi yang tingginya hanya sekitar 160 cm dan berkulit putih. Dewi gemetar melihat laki-laki itu, yang rupanya adalah penjahat yang tadi memukulnya. Laki-laki itu rupanya adalah pemimpin para penjahat itu, ia memiliki penis dengan ukuran terbesar, sekitar 20 cm. Tonjolan urat penisnya terlihat jelas. Penis berwarna hitam itu terlihat berdiri tegak dengan gagah perkasa, siap membawa Dewi ke kenikmatan surgawi. Toni dan para penjahat lainnya sempat minder melihat kegagahan lelaki itu.

Perempuan itu membisikkan sesuatu ke Dewi, dan Dewi mengangguk tanda mengerti. Dewi lalu berlutut di depan lelaki itu dan memasukkan penis itu ke mulutnya, Dewi mulai memainkan penis besar itu didalam mulutnya Bibirnya yang mungil memijat kemaluan itu, liur Dewi membasahi penis itu, dan penis itu terkadang digesekkan di giginya yang putih. Penjahat itu memegang kedua buah dada Dewi dan sesekali meremasnya. Ia merasa gemas melihat gadis muda secantik Dewi dalam balutan busana pengantinnya sedang memberinya servis. Tak lama kemudian, penjahat itu melorotkan bagian dada gaun Dewi, sehingga kedua buah dada Dewi ‘melompat’ keluar karena Dewi tidak memakai bra. Penjahat itu lalu mengeluarkan penisnya dari mulut Dewi, perempuan itu kembali memberi Dewi perintah baru. Dewi lalu menjepit penis itu diantara kedua buah dadanya, dan mengocok penis itu dengan kedua buah dadanya itu sambil menjilati ujung penis itu. Mereka yang menonton adegan itu menelan ludah; Dewi seperti sedang makan hot dog. Buah dada Dewi yang putih dan montok bagaikan roti menjepit sempurna kemaluan penjahat itu yang hitam gelap seperti sosis. Tak lama kemudian, Dewi kembali disembur sperma hangat dari ‘sosis’ yang ia ‘makan’, sehingga wajah dan buah dadanya belepotan dengan sperma kental. Penjahat itu beristirahat sebentar, sementara para penjahat yang lain menyendoki sperma yang berlepotan di wajah dan tubuh Dewi, lalu memaksa menyuapi Dewi dengan sperma itu sehingga sperma yang tadinya berceceran di wajah dan dada Dewi kini pindah kedalam perut Dewi. Para penjahat itu juga memaksa membersihkan kewanitaan Dewi dari bercak darah keperawanannya dan bekas sperma yang mengering.


Bersambung..



BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...