Hubungan Terlarang

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Rismi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai karena setelah setahun menikah keduanya sudah tidak saling cocok lagi. Maklum, mereka menikah masih sangat muda, Rismi 20 tahun sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah lagi kedua orang tua sepupuku kurang menyukai Rismi karena sekalipun cantik tapi Rismi dianggapnya bukan berasal dari keluarga ningrat. Setelah bercerai Rismi semula bekerja di Panti Pijit tapi hanya sebentar sebelum dia mendapat pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah kantor swasta. Karena dia memang cantik maka dengan cepat dia dapat menarik hati seorang pemuda yang cukup kaya. Mas Andra nama pemuda itu, anak dari Direktur perusahaan tempat Rismi bekerja yang tergila-gila pada Rismi. Akan tetapi yang pertama kali tertarik pada Rismi justru Pak Surya, ayah Mas Andra. Laki-laki yang pernah menjadi langganan pijit Rismi ini rupanya ada hati pada janda cantik ini dan dialah yang membujuk Rismi untuk bekerja sebagai staf di kantornya. Rismi sendiri tidak mengira bahwa Mas Andra nekat melamarnya sebagai istri tapi meskipun kurang sreg diterima juga lamaran itu karena Mas Andra orangnya cukup ramah sehingga Rismi juga cukup senang. Apalagi berikutnya dia juga sangat dimanja sekali oleh kedua mertua barunya di mana dia diajak tinggal serumah. Tapi, justru karena kelewat akrab dan manja teristimewa dengan Pak Surya mertua lakinya maka terjadilah kontak terlarang di antara keduanya.

Pak Surya adalah seorang pengusaha yang cukup kaya. Perusahaannya ada dua dan untuk mengawasinya dia berkantor di sebuah rumah yang disewa tepat di sebelah kiri rumah tinggalnya sendiri, sedang di sebelah kanannya lagi adalah rumah yang diperuntukkan bagi pasangan Mas Andra dan Rismi. Sementara itu Bu Surya mengusahakan sebuah Mini market yang juga tidak jauh dari situ. Melihat dari kesibukan tugas masing-masing keluarga maka Rismi memang lebih banyak waktu berdua dengan Pak Surya. Karena selain masih tetap meneruskan bekerja di kantor Pak Surya, Rismi juga boleh dibilang tinggal serumah dengan Boss yang sudah jadi mertuanya ini. Masing-masing rumah mereka hanya dibatasi oleh dinding dan ada pintu penghubung yang selalu terbuka diantaranya. Nah, selain kesempatan selalu bertemu yang leluasa, juga sikap manja-manja genit Rismi kepada mertua lakinya yang kalau sedang bercanda berdua sudah meningkat bebas terlupa batas sampai saling berpeluk-pelukan, tentu saja memancing nafsu birahi terpendam sang mertua kepada menantunya ini. Maklum kebiasaan genit terpengaruh lingkungan Panti Pijit masih melekat pada Rismi, teristimewa kepada laki-laki setengah umur seusia Pak Surya.

Gairah kelelakian Pak Surya yang terpendam kepada Rismi memang menuntut karena sang menantu makin dipandang makin menggiurkan saja. Ditahan makin lama makin meluap dan ketika dicoba mengutarakannya dengan memancing-mancing sambil mengobral banyak pemberian nampaknya tidak ada penolakan dari Rismi, dengan sendirinya kelanjutan ke arah hubungan terlarang ini menjadi semakin mulus.

Tidak bisa disalahkan, Rismi yang latar belakangnya binal kalau sudah terlalu dekat apalagi sudah terlalu banyak dibanjiri hadiah sang mertua, maka kesadarannya pun cepat jadi buntu ketika itu. Jelas, karena sebenarnya bukan baru dimulai saat itu saja tapi dari awalnya Rismi memang sudah diincar oleh Pak Surya dan Rismi sendiri juga sudah menaruh perasaan tertarik kepada bossnya yang simpatik ini. Cuma saja karena keburu diserobot duluan oleh Mas Andra yang lebih ngotot maka perasaan hati keduanya sempat tersendat dan sekarang mulai terungkit kembali. Menggelegak semakin hari semakin matang sampai kemudian di suatu sore yang merupakan penentuan ketika Pak Surya mencoba sedikit nekat untuk menangkap menantu cantik ini dalam pelukannya tapi kali ini disertai dengan menyosor bibir Rismi.

"Hffmm.. hghh.." Rismi mengejang tersumbat mulutnya oleh lumatan nafsu Pak Surya tapi dia pun tidak berontak. Ada beberapa saat dia ikut terhanyut dalam asyiknya berciuman bergelut lidah dan ketika cukup untuk saling melepas, terlihat air mukanya merah merona.
"Bapak nekatt.." komentarnya malu-malu geli.
"Abisnya kamu ngegemesin Bapak sih.."

Itu awal pertama percobaan Pak Surya. Tentu saja melihat ada lampu hijau seperti ini jelas membuatnya lebih berani lagi. Dia sudah mulai mencari simpati dengan cerita tentang Bu Surya yang mulai kurang memberinya kebutuhan penyaluran seks. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi dari mimik wajah Rismi tertangkap oleh Pak Surya bahwa sang menantu ini mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada kesempatan hari berikutnya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi kali ini sambil sebelah tangannya menggerayangi bagian-bagian kewanitaan Rismi, mulai dari kedua susunya sampai kemudian menyusup ke selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tidak ada penolakan dari sang menantu cantik ini. Seperti yang pertama Rismi juga membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan segera dia minta melepas ciuman.

"Pak jangan sekarang.. Rismi takut kalo ketauan.." bisiknya cemas karena sudah terasa jari nakal Pak Surya menyusup mengorek-ngorek di celah kemaluan di bagian klitorisnya. Mendapat peringatan ini Pak Surya pun seperti tersadar dan melepaskan Rismi.
"Heehh.. nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamarmu, ya?" katanya masih sempat memesan.
Rismi hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Surya yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hatinya lega karena yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat meniduri menantu cantik ini.

Suatu hari Mas Andra akan dinas keluar kota, pagi-pagi buta itu Rismi sudah kembali naik tidur setelah mengantar Mas Andra cuma sampai di pintu kamar untuk berangkat ke airport. Membanting tubuhnya lemas karena Mas Andra masih sempat mengajaknya bermain cinta sesaat sebelum berangkat. Ketika setengah tidur itulah dia dihampiri Pak Surya yang masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuannya. Begitu datang Pak Surya yang rupanya sudah lama menunggu kesempatan baik ini langsung ikut naik berbaring dan mulai menggerayangi tubuh Rismi yang masih bertelanjang bulat dan hanya menutupi tubuh atasnya dengan sehelai kain. Rismi sempat mengira bahwa itu Mas Andra lagi tapi segera tersadar karena perbedaan yang nyata di antara kedua lelaki itu. Mas Andra agak kecil sedang Pak Surya yang pendek itu besar gempal tubuhnya. Rismi jadi kaget.
"Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa."
"Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan."
"Abis nggak kedengaran masuknya, tapi Ibu mana Pak?" kata Rismi yang karena merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksudnya akan mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Andra.
"Ibu masih pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini.." tukas Pak Surya yang rupanya sudah tidak sabaran lagi langsung menahan Rismi bangun.

Tanpa memberi kesempatan bicara kepada Rismi, dia sudah menyerbu perempuan itu dengan bernafsu. Mencium langsung melumat bibirnya sambil dibarengi remasan-remasan gemas di mana pun bagian tubuh sang menantu yang cantik menggiurkan ini terpegang tangannya. Rismi gelagapan sesaat, tapi lagi-lagi dia mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah umur yang menurut pengakuan kepadanya sudah jarang diberi penyaluran seks oleh istrinya. Pasrah saja dia membiarkan Pak Surya dan malah ikut mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsunya meskipun kelanjutannya agak membuat risih juga karena serbuan-serbuan Pak Surya benar-benar kelewat rakus. Dari saling bertemu bibir ciuman Pak Surya menurun melanda kedua susunya, di sini hanya berhenti beberapa saat untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu dan sebentar menjilati putingnya lalu kemudian diteruskan lebih ke bawah melewati perut Rismi yang sudah menggembung empat bulan itu sampai kemudian mendarat di vaginanya.

Ini yang agak terasa kurang sreg bagi Rismi karena Pak Surya seperti pura-pura lupa bahwa lubang itu masih belum sempat dicucinya, tapi dia enak saja mengerjai bagian itu dengan jilatan-jilatannya bahkan juga disedot-sedotnya. Mau dia mencegah tapi Pak Surya masih lebih ngotot di situ malah semakin coba ditolak, semakin keras juga Pak Surya bertahan. Terpaksa Rismi diam saja sampai akhirnya dia sendiri terbawa tidak perduli karena vaginanya yang dikerjai mulut lelaki memang merangsang nafsunya dengan cepat.

"Aasshhg.. hngghh.. sshhg.." kontan melintir, bergeliat-geliat dia oleh kilikan jilatan di klitorisnya yang begitu menggelitik geli-geli enak dan sodokan-sodokan ujung lidah di lubangnya yang begitu membuatnya penasaran, sementara Pak Surya tambah bersemangat memainkan kepintaran mulutnya. Menyosor seolah-olah ingin menyembunyikan wajahnya tenggelam di lubang menganga milik menantunya ini. Padahal Rismi baru saja terpuaskan dalam sanggama bersama Mas Andra, tapi rangsangan sang mertua ini begitu luar biasa menaikkan kembali birahi nafsunya seolah-olah tenaga untuk bercinta datang berlipat ganda. Masih beberapa saat Pak Surya membakar bara nafsu Rismi, baru ketika dilihatnya sang menantu cantik ini sudah matang dituntut birahinya di situlah Pak Surya berhenti dan mempersiapkan batangannya. Sudah cukup tegang, tinggal membasahi sedikit dengan ludahnya untuk kemudian dituntun menempel di mulut lubang, langsung ditusuk masuk.

"Hhgghh.." sekali lagi Rismi mengejang kali ini oleh sodokan penis Pak Surya. Tapi karena sudah cukup siap dia bisa langsung menerima batang yang sebenarnya masih asing baginya. Malah tuntutannya kepingin cepat terpenuhi, dia pun ikut menyambut dengan memutar pantatnya membuat batang Pak Surya terasa seperti disedot masuk, cepat saja amblas ke mulut vagina yang lapar itu. Tapi begitu tertanam dalam, mulutnya langsung menganga kaku menahan pinggang Pak Surya agar sodokan jangan berlanjut dan ini dipenuhi Pak Surya karena memang batangnya sudah tertanam habis. Menunggu sesaat sampai Rismi kelihatan sudah agak mengendor barulah Pak Surya menyambung dengan gerak memompa keluar masuk penisnya pelan-pelan.

SUHU DOMINO

6100game

Rismi sendiri masih sedikit tegang wajahnya dalam usaha menyesuaikan diri dengan sodokan-sodokan Pak Surya tapi cuma sebentar, karena rasa baru yang diterimanya cepat membuainya, sama cepat seperti barusan dia dirangsang mulut Pak Surya di vaginanya. Ada yang luar biasa pada milik mertuanya ini sehingga Rismi mengalihkan pandangannya ke bawah ingin lebih jelas apa yang menjadi penyebabnya. Karena bukan hanya bisa membuat daya rangsangan yang begitu besar dengan teknik mulutnya tapi juga memberi pemenuhan yang pas untuk tuntutannya. Yaitu dari dalamnya batang yang menyumbat lubang vaginanya terasa ukurannya agak berlebih dari yang biasa dialaminya dengan Mas Andra.

Pak Surya bisa membaca pikiran Rismi. Dia merenggang sedikit dan mencabut batangnya memberi kesempatan Rismi memperhatikannya. Meskipun tidak terlalu jelas karena ruangan hanya diterangi lampu dinding kecil tapi masih bisa tertangkap mata Rismi yang begitu melihat langsung meringis wajahnya.

"Hhssh Bapaakk.. dalemm bangett Paak.." spontan keluar komentar kagumnya memaksudkan penis Pak Surya yang memang lebih panjang meskipun tidak lebih besar dari milik Mas Andra. Memang, Rismi sudah pernah tidur dengan beberapa lelaki tapi dia mengakui juga ukuran penis sang mertua yang cukup mantap ini.

"He.ehh.. tapi kan nggak sakit?" kata Pak Surya sambil menurunkan tubuhnya agak menempel karena khawatir dengan ukuran panjangnya ini Rismi berubah pikiran minta batal sampai di sini. Padahal tidak perlu. Rismi cuma berkomentar bukan berarti ngeri. Justru dia merasa batang itu memberi keasyikan lebih dengan ukurannya yang tidak seperti biasa didapat dari suaminya. Terbukti ketika Pak Surya mulai menggesek baru dua tiga gerakan ternyata sudah mendapat sambutan menyenangkan dari si cantik yang segera jadi bergairah merangkul leher Pak Surya berikut kedua kakinya naik membelit paha sebagai tanda bahwa dia menyukai disetubuhi penis Pak Surya ini.

Dan jelas terbaca dari mimik muka Rismi, malah tidak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak Surya yang karena cukup berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Rismi.
"Gimana rasanya.. sakit nggak?"
"Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini." jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
"Apanya yang enak?"
"Ngg.. kontoll Bapak.." jawab Rismi genit-genit senang.
Mendengar ini tentu saja Pak Surya jadi lega dan leluasa sudah dia bermain menggoyang penisnya yang disambut Rismi dengan juga mengimbangi mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.

Memang ada perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas Andra seperti masih ada gengsi-gengsian yang membatasinya kurang begitu saling terbuka, tapi dengan Pak Surya biarpun baru kali ini, entah mungkin karena Rismi sudah biasa bermanja-manja dengan pengalaman lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit dan bersikap kebapakan, maka rasanya dia tidak sungkan-sungkan dan tidak malu lagi mengutarakan apa yang dialaminya saat ini, terlebih waktu mencapai orgasmenya yang diikuti juga oleh Pak Surya.

"Paak ennakk Paak.. Iyya.. Duhh Bapaak dalem bangett masuknya Paakk.. Aaa.. dikorek-korek gitu Rismi pengenn kluarrin.. Ayyo Pakk.. adduuh.. Iyya ayyo aahhgh.. sshgh.. hghrf.. ennaak punyamu Riss.. Bapakk juga kluaarr.. sshmmh.."

Tapi hubungan lama-lama semakin nekat. Tidak hanya waktu suasana rumah sepi tapi sekalipun suaminya sedang ada di rumah pun Rismi berani juga mencuri-curi waktu bercinta dengan Pak Surya. Ceritanya hari itu menjelang maghrib Mas Andra sudah berdua dengan Rismi di dalam kamar ketika tidak lama kemudian Pak Surya pulang dari kerjanya. Seperti biasa Bu Surya baru akan pulang dari mini marketnya menjelang larut malam. Kedua pasangan muda itu sudah akan bermain cinta, masing-masing sudah saling terangsang dan baru saja akan mulai tiba-tiba terdengar pintu kamar diketok. Spontan Rismi terburu-buru berpakaian dan keluar dari kamar, ternyata Pak Surya yang ada di depan situ. Dia rupanya akan meminta pijit dari Rismi tapi ketika diberi tahu bahwa Mas Andra sedang ada di kamar, Pak Surya pun membatalkan niatnya.

Masuk ke kamar lagi Rismi langsung tersenyum geli kepada Mas Andra.
"Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dia minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas masih ada di kamar, Bapak jadi batal."
"Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, nanti baru ke sini lagi kan juga masih sore."
"Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?"
"Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kamu nggak ngikutin kan nggak enak jadinya."
Mendengar ini Rismi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga.
"Mas sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi Mas nggak mau ngasih, aku marah beneran." katanya dengan mimik muka cemberut tapi sebenarnya dalam hati girang bukan main.
"Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kamu abis dari sana."
Bukan main, gayanya seperti berat terpaksa tapi sebenarnya inilah yang diharapkan Rismi. Karena begitu menyusul Pak Surya di kamarnya dia sudah langsung meloncat dan memeluk dengan wajah girang. Pak Surya sendiri baru selesai membuka bajunya tinggal celana dalam dan masih berdiri di samping tempat tidur ketika itu.

"Lo, lo, lo, kok cepet sekali ke sininya. Gimana bilangnya sama Andra?" tanya Pak Surya heran.
"Rismi bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Andra ngasih ijin ke sini."
"Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kamu lagi kusut, baru mau maen apa udah selesai?"
"Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu.."
"Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran."
"Malah kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep lagi." kata Rismi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Surya.
"Jadi, lobang yang lagi penasaran ini sekarang malah mau dikasih Bapak dulu, ya?" goda Pak Surya dengan membalas meremasi gundukan vagina Rismi.
"Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli.." baru diremas sebentar saja, Rismi yang memang sedang terangsang penasaran sudah langsung gemetaran suaranya, "Ayoo Pak.. buka juga Bappak punya.." lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya.

Pak Surya menyusul hanya tinggal melepas celana dalamnya tapi Rismi sudah lebih dulu selesai. Dan baru saja penis Pak Surya bebas Rismi sudah berlutut, menangkap batang itu langsung mencaplok mengisap-isapnya dengan rakus. Diserbu rangsangan begini batang itu cepat sekali mengeras dan Rismi seperti tidak ingin membuang-buang waktu. Dia naik duluan menelentang dan mengangkang memasang vaginanya siap untuk segera dimasuki. Sampai di bagian ini semua memang bisa serba cepat tapi pada giliran batang akan dimasukkan mau tidak mau tempo harus diperlambat. Sebab meskipun sudah terbiasa tapi penis ukuran lebih besar dari suaminya ini tetap saja tidak bisa langsung main tancap sekaligus. Perlu hati-hati dan harus ada kerja sama untuk saling menggesek dan memutar membuat lebih licin dalam beberapa waktu, sekalipun rahang Rismi sudah gemetaran kaku menunggu lewatnya masa itu sebelum mendapatkan rasanya. Tapi kalau batang sudah tertancap dalam dan Rismi sudah bisa menyesuaikan ukurannya. Hmm.. jangan bilang lagi nikmatnya. Langsung gayanya berubah kontras sewaktu mulai dipompa oleh Pak Surya.

6100game


"Hhss.. aduuhh tobatt aku Paak.. hahgh ooghh.. kontol nya kok dalem sekali Pak.. tobat akuu.. ampun Bapaak, gedee sekalli aduuh.. Pakk.." Nada suara Rismi merintih-rintih mengaduh ampun tobat, ditambah lagi dengan gayanya yang meliuk-liuk mata terbalik seperti orang kesakitan, yang begini kalau didengar dan dilihat Mas Andra tentu akan marah karena mengira istrinya sudah tidak tahan disiksa oleh Pak Surya. Apalagi kalau bisa melihat lebih jelas bagaimana kewanitaan sang istri yang sering diusapi dengan sayang itu, sekarang sampai sudah dipaksa mekar membulat lantaran menampung besar keliling batang dan itu pun masih harus lagi disodok-sodok kasar seperti tidak mengenal belas kasihan. Tentu, kalau belum mengerti Mas Andra pasti tambah sedih melihatnya. Padahal kebalikan dari ini justru Rismi sedang tenggelam dalam nikmat yang mengasyikan saat itu.

Pak Surya sudah hafal benar gaya Rismi, makin dipompa keras makin dirasakan enak bagi Rismi, dan gaya ini juga malah menimbulkan rangsangan tersendiri bagi Pak Surya untuk membawanya tiba menuju puncak permainan bersama Rismi. Terlebih kalau Rismi sudah meminta tambahan rangsangan baru di bagian susunya, itu tanda dia sudah akan mendekati orgasmenya. "Heg.. yaang kerass Pak.. shh iya gittu.. aduh.. sshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak.. aahgh.. sshgh.. Iyya Pakk Riisssmmmmiiii udah keluarr.. aduhh.. hghshh.. hrrgh.."

Seiring remasan tangan Pak Surya di susunya diperkeras, Rismi pun tiba orgasmenya. Di bagian ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada yang biasanya diperlakukan Mas Andra dengan gemas-gemas sayang ini di tangan Pak Surya diremasi tidak tanggung-tanggung lagi. Tidak ubahnya seperti sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu sampai meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari tangan besar Pak Surya. Malah waktu mengiringi orgasmenya Rismi terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seolah-olah tubuhnya terangkat-angkat oleh tarikan Pak Surya yang mencengkeram kedua bukit daging itu. Pokoknya jika bisa melihat secara keseluruhan bagaimana cara Pak Surya mengasari istrinya, Mas Andra bisa pingsan dibuatnya. Tapi justru begini yang paling disukai Rismi karena dia merasa seolah-olah seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa.

Rupanya 'kesadisan' Pak Surya belum selesai. Sesaat setelah Rismi selesai berorgasme maka giliran Pak Surya yang mengambil bagiannya. Tapi menjelang tiba di saat ejakulasinya tiba-tiba dia mencabut batangnya dan langsung tegak berlutut sambil menarik kedua lengan Rismi membawanya terikut bangun duduk. Rismi sempat bingung tapi ketika Pak Surya menjambak rambutnya dan menarik kepalanya mendekatkan ke penisnya, segera dia mengerti maksud Pak Surya, apalagi Pak Surya juga menjelaskan lewat kata-katanya. "Ayyo Ris, isepin Bapak sampe keluarr.." Tanpa ragu-ragu Rismi langsung mencaplok dan mengocok batang itu dengan mulutnya. Tentu tidak bisa semua, hanya tertampung bagian kepalanya saja tapi ini sudah cukup bagi Pak Surya untuk bisa menyalurkan kepuasannya. Dan begitu kepala batang kontol itu mengembang, sedetik kemudian dia pun menyemburkan cairan maninya tumpah di mulut Rismi. Agak tersedak Rismi dengan semprotan tiba-tiba ini, serasa ingin mencabut kepalanya tapi tangan Pak Surya menekan kepalanya tidak ingin melepaskan kuluman mulutnya sehingga mani yang tumpah itu pun tertelan semua oleh Rissmi. Ini baru pertama kali dia melakukan hal ini sehingga ketika permainan berakhir dan Rismi bisa melepas mulutnya, langsung meringis aneh mukanya.

"Kenapa Ris, nggak enak ya rasanya?" tanya Pak Surya geli.
"Asin rasanya Pak.." jawab Rismi terikut geli.
"Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu nanti bisa ketauan sama Masmu."
"Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok.."
"Kalo sering-sering emang kenapa?"
"Ya bagaimana Bapak.. Emang enak dikeluarin pake mulut?" kata Rismi dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas permainan ini.
"Oo.. sama Rismi sih pasti enak aja." jawab Pak Surya sambil ikut bangun menyusul Rismi.

Selepas beristirahat sebentar Rismi pun kembali ke kamarnya menemui suaminya. Tentu saja dengan bersandiwara seolah-olah dia tidak ada apa-apa dengan Pak Surya. Begitu datang dia langsung menubruk Mas Andra dengan gaya tidak sabaran menggerayangi penis Mas Andra. Jelas gaya yang membuat Mas Andra bangga padahal justru yang terjadi kebalikannya, sebab barusan mengalami hal yang paling asyik kemudian turun ke yang biasa. Dalam senggama Rismi berikutnya bersama Mas Andra hampir-hampir tidak ada rasanya sama sekali. Hanya gayanya saja yang tetap meyakinkan bahwa dia sudah terpuaskan dengan Mas Andra, tapi kecuali sempat terangsang sedikit Rismi tidak sampai mengalami orgasme dengan suaminya. Meskipun begitu dia tidak penasaran karena sudah terbayang sepeninggal Mas Andra besok pagi ke kantornya, dia akan minta lagi pada mertuanya untuk meluapkan kerinduannya.

Begitu dalam enak dirasakannya bersetubuh dengan sang mertua yang punya batang panjang bisa mengilik jauh ke dalam rahimnya, Rismi praktis jadi ketagihan untuk mengulang setiap kali ada kesempatan bisa mencuri-curi.

TAMAT.



BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...