Mimpi Tingkat Dewa

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Siang itu panas sekali ketika aku melangkah keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian kuhampiri meja makan dan mulai menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum es dawet yang kubeli tadi, uaaaah... enak sekali... jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.

Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.

Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa ya..?
"Cari siapa Mbak..?" tanyaku membuka pembicaraan.
"Ehm... bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?" tanya cewek itu.
"Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau ketemu dengan siapa..?" tanyaku lagi.
"Maaf Mas, kenalkan... nama saya Rita. Saya dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Edi ya..?" sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh... halus sekali tanganya.
"Eng... iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok bisa tau alamat sini..?" tanyaku.
"Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Timo, yang katanya temennya Mas Edi waktu SMA dulu..." jelas cewek itu.

Sekilas aku teringat kembali temanku, Timo, yang dulu sering main kemana-mana sama aku.
"Oooh... jadi Mbak Rita ini temennya Timo, ayo silahkan masuk... maaf tadi saya interogasi dulu."
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku tersadar, ternyata Rita ini memang dahsyat, benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya tampak membusung indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku taksir payudaranya berukuran 34B.

Setelah basa-basi sebentar, Rita menjelaskan maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku kuliah. Memang Rita ini adalah cewek pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di sebelah Rita. Sambil bercanda aku mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang saja si kecil di balik celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.

Aku mengajak Rita untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rita pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali Rita mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rita untuk nonton VCD saja. Setelah Rita setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik Rita matanya tidak berkedip melihat adegan itu.

Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rita, ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rita mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan panjang. Rita tampak menikmati, terbukti dia langsung ngelendot manja ke tubuhku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan kucium pipinya. Rita tidak protes, malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya. Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rita membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus kontolku yang sudah super tegang di balik celanaku.

SUHU DOMINO

6100game

Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya, Rita pun memberi kesempatan dengan membuka pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha. Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup kaos, Rita merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rita mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rita juga mengocok kontolku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih kontolku dan kembali mengocok dan mengelus.

Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian melepaskan kaos Rita dan BH-nya hingga sekarang nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B semakin mengembang karena rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rita mendesis-desis keenakan, "Sssh... aaauuh... Mass Ediii... ehhh... ssshhh..." sambil tangannya mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rita, "Rita sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..! Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain kita berdua..."
Rita mengangguk, lalu segera kupeluk dan kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya yaitu kaki Rita memeluk pinggangku, tangannya memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya sehingga kontolku sekarang sudah menempel di selangkangannya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rita tidak mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.
"Sayang... sabar dong.., lepas dulu dong rok sama celana kamu..." kataku.
"Oke Mas... tapi Mas juga harus lepas baju sama celana Mas, biar adil..!" rajuk Rita.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang bulat dan kontolku sudah mengacung keras tegak ke atas, Rita yang juga sudah telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.

Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru memasukkan kontolku ke vaginanya, kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.
"Auuww... Mas Ediiii... ehhmm... shhh... enaaaakkk Masss..." racau Rita sambil kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya tubuh Rita menegang, pahanya mengempit kepalaku, tangannya menjambak rambutku dan Rita berteriak tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari lubang kenikmatannya sampai habis.

Aku bangun dan melihat Rita yang masih tampak terengah-engah dan memejamkan mata menghayati orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rita membalas, lalu aku menarik tangannya untuk mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rita pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
"Oooh... Rit... kamu pinter banget sih Rit..." aku memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rita mengemut penisku. Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan semakin seksi melumati batang dan kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rita menarik kepalanya sepanjang batang penis menuju kepala penisku membuatku semakin merem-melek keenakan.

Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rita dan merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rita membuka lebar-lebar selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke dalam lubang senggamanya.
"Aduuh Mas... sakiiit... pelan-pelan aja doong... ahhh..." aku pun memperlambat masuknya penisku, sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk diimbangi dengan gerakan pinggul Rita.
Terlihat sudut mata Rita basah oleh air matanya akibat menahan sakit. Sampai akhirnya, "Bleeesss..." masuklah semua batang penisku ke dalam liang senggama Rita.
"Rita sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi enak lho..!" Rita cuma tersenyum manja.
"Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang sempit-sempit, sakit kaan..!" rajuk Rita.

6100game

Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap air matanya di sudut mata Rita sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan Rita yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur dengan pelan-pelan.
"Aaah... uuuhhh... oooww... shhh... ehhmmm..." desah Rita sambil tangannya memeluk erat bahuku.
"Masih sakit Sayaaang..?" tanyaku.
"Nggak Mas... sedikiiitt... auuoohhh... shhh... enn.. ennnaakk.. Mas... aahh..." jawab Rita.
Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku, Rita mengimbangi dengan goyangan pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek sambil terus memompa, merasakan enaknya goyangan Rita. Tidak lama setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding vagina Rita, kupercepat goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.

Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan tubuh Rita kembali menegang, "Aaah... Masss Ediiii... teruuus Maass... jangan berhentiii... oooh... Maasss... aaahhh... akuuuu mauuu keluaaar... aaawww..."
Dan, "Cret... cret... crettt..." kurasakan cairan hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rita membasahi penisku.
Kaki Rita pun memeluk pinggangku dan menarik pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-denyutan di dinding vagina Rita masih terasa dan tubuh Rita menghentak-hentak, aku merasa aku juga sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, "Aaah... Ritaaa... aku mau keluar Sayaaang..." belum sempat aku menarik penisku karena kaki Rita masih memeluk erat pinggangku, dan, "Crooot... crooot... crooott..." aku keluar di dalam kemaluan Rita.
"Aduuhhh enakkknyaaa..."
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rita yang masih terus memelukku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam liang senggama Rita dan kukecup lagi bibirnya.
Tiba-tiba, "Greeekkk..." aku dikejutkan oleh suara pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku yang baru pulang.

Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho... kok... Rita hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rita yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam renang.

Yaaa ampuun... baru aku sadar, pengalaman yang mengenakkan tadi bersama Rita itu ternyata cuma mimpi toh. Dan Rita yang kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah deeh.

Tamat.


BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...