Remaja SMA Bau Kencur Kesayanganku

Posted by SP on


Aku mengajar di sebuah SMA Swasta di Semarang. Umurku baru 25 tahun, karena tempat kerjaku jauh dari rumah, maka aku menumpang tinggal di rumah teman kakakku. Teman kakakku namanya Wardian namun lebih sering di panggil Pak Dian, orangnya pendiam, baik, wajahnya cukup lumayan, dan lahir dari keluarga kaya sehingga wajar jika pada saat para guru belum memiliki mobil bahkan motor saja jarang, Dian sudah punya motor dan mobil. Dian juga sudah menikah, istrinya cantik dan putih.

Dian punya seorang anak perempuan kelas 1 SMA, namanya Hesti, wajahnya cantik dan mirip kedua orang tuanya, tubuhnya padat berisi dan kulitnya putih mulus, agak tinggi besar seperti ibunya, ramah dan rajin belajar. Hesti termasuk anak yang cerdas, pekerjaanya sehari-hari nya mengutak atik komputer. Entah setan apa yg merasukiku, kadang aku berpikiran jorok kalau melihat Hesti mengenakan pakaian rumah yang pendek dan santai, kadang hanya dengan celana pendek dan kaos singlet ia ngobrol denganku, seolah sengaja mengundang nafsu birahi ku untuk menatap lekukan-lekukan tubuhnya yang masih baru tumbuh.

SUHU DOMINO


Sehingga pada suatu hari Hesti pulang sekolah dalam keadaan rumah kosong hanya ada aku dan Hesti. Bapak ibunya masih mengajar di sekolah, sedang aku kebetulan 2 hari kosong tidak mengajar, aku tak bisa menahan diri lagi, ketika ku dengar suara air dari kamar mandi, aku membuka atap kamarku dan naik ke langit-langit rumah untuk mengintipnya mandi. Dari sebuah lubang akhirnya kutemukan pemandangan yang membuatku amat terkesima.

Terlihat Hesti membuka bajunya, kulit tubuhnya yang mulus dan putih, membuat jantungku berdebar2, dadanya yang masih belum terjamah, nampak begitu padat dan bulat sempurna tertutup BH nya, perutnya datar sesuai dengan ukuran tubuhnya yang sedang, sementara disela pahanya nampak gundukan yang cukup besar tertutup celana dalam putih. Aku semakin tak karuan, apalagi setelah Hesti membuka BH nya, nampaklah sepasang payudara yang amat padat dengan puting kecoklatan yang masih nampak asli dan terjaga. Jantungku semakin berdebar kencang, sementara berahi membuat nafasku terengah-engah.

Hesti kemudian membuka celana dalamnya, mataku makin melotot melihat kemaluanya yang menggunduk dan sedikit berbulu halus, pahanya cukup besar untuk seorang anak, putih dan mulus. Aku tahu, kalau nafsuku tak terpuaskan, maka aku tak akan bisa tidur. Maka aku pun turun dan mencari Handbody, lalu terburu-buru naik lagi seakan takut ketinggalan pertunjukan. Sesampai dilobang atap, nampak Winda sedang mengelus-elus buah dadanya sambil menatap kaca, kadang matanya merem, mungkin dia berhayal sesuatu atau mungkin juga sekedar mencuci payudaranya, tapi bagiku hal itu semakin merangsang birahiku, apalagi ketika pelan-pelan dia mengusap-usap kemaluannya, lalu pahanya dibuka lebar sambil duduk dipinggiran bak mandi, aku semakin menggigil, nafasku memburu seperti kuda habis berlari, nampak lubang kemaluanya memerah, dengan klitoris yg merah kecoklatan.

Tiba-tiba dia mengeluarkan sesuatu dari gundukan handuknya, dan astaga….aku kaget setengah mati, rupanya Hesti membawa buku porno, ia nampak terpesona dengan gambar-gambar kemaluan laki-laki yang sedang melakukan persetubuhan dengan berbagai gaya. Jarinya kemudian naik turun menggosok-gosok klitorisnya, kadang jarinya dimasukannya sedikit ke dalam kemaluannya dan dikeluarkan nya lagi, mulutnya mulai mendesah-desah,

“ SSShhh…ooohhhh…ssshhh…ooohhh..” desahnya, dia terlihat menikmati setiap sentuhan yang dilakukan di kemaluannya.


Aku segera melumuri tangan kananku dengan Hanbody, dan kontol yang sudah demikan keras mulai meneteskan cairan mani itu segera kukocok-kocok, nikmat sekali rasanya sambil menatap pemandangan indah dibawahku. Khayalanku semakin tinggi membayangkan bersetubuh dengan Hesti. Tiba-tiba saja, seolah mengerti pikiranku, ia membalikkan tubuhnya, kaki sebelah kanan diangkat dengan lutut bertumpu pada bak mandi, sedang kaki kiri masih berdiri lurus, kepalanya terdunduk kedepan sehingga pantatnya mencuat kearahku.

Nampaklah pemandangan yang sangat indah dan tak pernah kuduga, pantatnya yang bulat dan padat mengarah kepadaku dengan lubang dubur yang kemerahan berkerut-kerut, sementara dibawah kemaluannya nampak terbuka karena kakinya benar-benar terkangkang lebar. Tangan kirinya memegang buku porno, dan nampaklah gambar pantat seorang perempuan yang sedang menduduki laki-laki dengan kemaluan yang besar menancap didalam kemaluan perempuan itu. Rupanya Hesti meniru adegan itu sambil berkhayal.

Tangan kanannya terlihat muncul dari bawah perutnya, meraih kemaluannya dan mengosok-gosok klitorisnya sambil tetap menungging. Ia kembali merintih-rintih “ Oooohhh…ssshhh…enak sekali…Hesti pingin kontol ooohhh…” rintihnya berulang-ulang. Belahan pantatnya membagi kedua pantatnya menjadi dua bergoyang-goyang kedepan kebelakang menciptakan kenikmatan tersendiri. Aku tak bisa menahan diri lagi, kepala kontolku terasa nikmat sekali, nafsuku sudah sampai puncak dan dengan nafas memburu kupercepat kocokanku, sambil memandang lubang dubur Hesti yang kuncup mekar ketika dia nenggosok-gosok klitorisnya.

“ Ookhhh…ssshhh…Hesti….ooohhh…” desisku…” ennnakkk….”

Aku merasa nikmat memandang dubur Hesti, seolah-olah aku berada disana dengan kontol menancap di dubur Hesti. Tiba-tiba Hesti mempercepat gerakannya, desahannya semakin kencang, pantatnya bergetar semakin cepat, sambil matanya terus memandang gambar itu, tubuhnya mengejang.

“” sssshhh…ooohhh…ennnhhaak banggeeethhh…..ooohhhh…”

Rintihnya parau, lalu tubuhnya diam. Barusan Hesti merasakan sesuatu yang sangat dahsyat telah terjadi pada dirinya, terutama daerah kemaluannya yang terasa sangat nikmat, dirinya seolah terbang, melayang dengan kenikmatan yang tak sanggup dilukiskan dengan kata-kata.

Aku tak menduga Hesti yang baik, pintar dan masih kelas 1 SMA telah melakukan masturbasi dan telah mencapai orgasmenya, sehingga ketika tubuhnya melengkung-lengkung sambil mendesah, aku tak bisa menbendung kenikmatan di kepala kemaluanku, akupun mengejang dan menyemprotkan air mani ke dasar langit-langit yang tepat berada diatas Hesti, nikmatnya tak terkatakan.

‘ Hestiiii……oooooouuhhhhhhhhhhh….” Erangku panjang sementara kontolku berkedut kedut memberi rasa nikmat kesetiap ujung syarafku.


Hesti kembali melanjutkan mandi seperti tidak terjadi apa-apa. Ia bernyanyi-nyanyi kecil sambil menguyur seluruh tubuhnya. Melihat itu aku yakin, ini bukan pertama kali Hesti lakukan masturbasi. Akupun segera kebawah dan keluar dari kamar, membersihkan kontolku lalu duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Tak lama kemudian, Hesti keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk, namun atasnya sudah mengenakan kaos.

“ Wah asyik bener nih yang mandi, ada apa nih lama banget mandinya !” tegurku sedikit menyindir.

“ Yeee…namanya juga mandi, ya harus bersih “ jawabnya mengemaskan,sekilas nampak semu merah diwajahnya. Lalu berlari ke kamar.

Suatu malam, Dian harus menjemput istrinya yang sedang diklat di Ambarawa, tentunya harus menginap satu atau 2 hari, maka ia menitipkan Hesti kepadaku, aku menyanggupinya untuk menjaga Hesti. Seperti biasa kami nonton TV sehabis Hesti belajar, lalu kami ngobrol ringan tentang temannya, pelajaran dll. Setelah itu kami tidur, namun aku sulit memejamkan mata, sehingga aku keluar kamar, dan tiduran di depan TV dengan menggunakan kain sarung. aku Menonton TV sambil menanti kantuk. Ketika kantuk mulai datang, aku tak sadar mulai memejamkan mata, dan TV masih menyala.

Tak lama kemudian, antara sadar dan tidak aku mendengar pintu kamar Hesti dibuka, lalu tak lama terdengar suara air disiramkan di WC. Oh, Hesti buang air pikirku. Tak lama kesdaranku mulai kembali walau tidak sepenuhnya, Hesti nampak berjalan melewatiku, kemudian memperhatikanku, lalu memperhatikan TV yg menyala.

Lalu ia mendekati wajahku,memperhatikanku,sambil mengambil remote ia bicara kepadaku.

“ Om, TVnya Hesti matikan ya, gak ada yg nonton.”

“ Aku malas menjawab, dan tetap memejamkan mata. TV kemudian mati, Hesti kembali ke kamarnya.

Namun tak lama kemudian aku mendengar kembali langkah Hesti mendekatiku, memperhatikanku sejenak, kembali lagi ke kamar. Aku kembali memejamkan mata karena terasa kantukku mulai berat. Tapi kembali aku mendengar suara langkah Hesti mendekatiku, aku jadi penasaran, dan sedikit membuka mataku, nampak Winda duduk menghadapku dan menatap wajahku, ada kekhawatiran di wajahnya.

Lalu tangannya menyentuh tanganku, dan menggoyangkannya…

“ Oom…oom…” katanya, aku yang dilanda penasaran, membiarkanya dan pura-pura tertidur, setelah 2 kali menyentuh dan membangunkanku, Winda terdiam beberapa saat. Lalu tanpa diduga, tangan anak sahabatku yg masih kencur itu dengan bergetar menyentuh bagian tengah tubuhku yg terbungkus sarung. Sehingga aku pun bergetar hebat menerima sentuhannya yang halus dan nampak sangat hati-hati itu.

Melihatku nampak pulas, Hesti semakin berani meremas-remas kontolku, nafasnya mulai tak teratur, Kelihatannya, ia amat terangsang tapi takut ketahuan, persis sama denganku setiap aku mengintipnya mandi. Lalu diangkatnya kain sarungku, sehingga bagian tengah tubuhku yang hanya bercelana dalam terpampang dihadapan Hesti. Aku berdebar-debar menanti kejadian-kejadian berikutnya yang akan menimpaku.

Nampak Hesti menarik nafas dalam-dalam, nafasnya semakin memburu, lalu dengan hati-hati ia mulai menurunkan celanaku, aku pura-pura mengigau sambil mengangkat pantatku mempermudahnya menurunkan celanaku, ia agak kaget ketika itu dan ia menarik tangannya. Namun ketika aku kembali diam, nafasnya terdengar semakin cepat, tangannya kembali diulurkan dan aku merasa dengkulku lemas ketika tangannya menyentuh kepala kontolku, terasa hangat dan nikmat. Namun aku berusaha menahan diri, menanti tindakan Hesti selanjutnya.

Hesti mulai mengelus-elus kemaluanku dengan nafas tertahan-tahan, sehingga kemaluanku semakin besar dan keras. Winda pun tak lagi mampu mengontrol dirinya, ia membuka celana dalamnya dan menggosok-gosok kemaluannya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya mengocok-ngocok kontolku tak beraturan, mungkin dia belum terbiasa atau gugup dengan apa yang diperbuatnya. Lendir-lendir mulai berleleran dari kontolku ke tangan anak SMA kencur itu, badanku menggigil menahan nafsu dan nikmat yang tiada taranya.

Hingga suatu ketika, aku merasakan hangat dikemaluanku, nikmatnya semakin menjadi-jadi, terasa seperti hendak keluar air mani ku. Rupanya Hesti memasukan kontolku kemulutnya, dan mulai menjilat-jilat kepalanya dengan hati-hati. Nafasnya kian memburu dan desahannya terdengar halus ditelingaku.

“ Oooohhhh…sssshhhh…….ooohhhh…” desah nya, ketika kubuka sedikit mataku, nampak Hesti setengah telanjang dan baju atasnya sudah terbuka semua, Bhnya nampak dibuka keatas, sedang roknya tersingkap lebar dan celana dalamnya entah dimana, ia bersimpuh dipinggir tempatku tidur, sementara kepalanya terangguk-angguk mengulum kontolku, dan tangan kirinya mengocok-ngocok kemaluannya.

Ingin aku merengkuh kepalanya dan menekan-nekan kepala Hesti agar kontolku masuk mengisi tenggorokannya…oooohhh..nikmatnya. Namun aku tetap pura-pura tidur, berusaha mengatur nafasku agar dikira benar-benar tidur, walau sebenarnya badan ku gemetaran dan sangat terangsang. Sedikit-sedikit tangan kiri Hesti meraih tangan kananku, lalu disodorkannya tanganku ke kemaluannya dengan hati-hati. Deg…jantungku seperti mau copot saat menyentuh kemaluan gadis kecil itu, terasa amat empuk, lembut dan hangat, cairannya sudah basah kemana mana.

“ OOOOOHHHKK….” desahnya pelan, lalu menggesekan kemaluannya ditanganku sambil tetap mengulum kontolku.

Aku selalu memimpikan Hesti karena selalu mengintipnya, tapi hal ini tak pernah terpikir akan kualami, sehingga seolah mimpi jadi kenyataan.

Lalu dia menghentikan kulumannya, aku sedikit membuka mata, ternyata Hesti berjongkok diatas wajahku, kemaluannya diarahkan langsung kewajahku, dan dengan hati-hati ditekannya pantatnya sehingga memeknya menyentuh mulut dan hidungku.

Aroma memek Hesti menyentuh hidungku, sehingga aku semakin tak kuasa menahan diriku. Ia mendesah diatasku dengan sangat hati-hati. Dengkulnya terlihat gemetaran menyangga tubuhnya yang bergerak maju mundur diwajahku.

“ SSShhhhh….oooohhhhh….sssshhh..oooohhh..” desah nya berulang.

Setelah agak lama ia seperti itu, lalu pantatnya turun dan kemaluannya nampak diarahkan kepada kepala botak yang teracung diselangkanganku. Aku semakin terkejut dengan kelakuannya, nafasku semakin berat manahan nafsu. Lalu dengan nafas tertahan, ia mulai menurunkan pantatnya.

“ Oohhh…oooommm.” Katanya lirih ketika mulut kemaluannya yang hangat mulai menyentuh kepala kontolku. Dengan hati-hati lalu ditekannya pelahan, aku merasakan kontolku tertekan kebawah dan terasa agak sulit menembus memek Hesti, Hesti terlihat meringis,

“ Oohhh…perrrih…sssshhh…” tapi kembali ditekannya pantatnya sehingga kontolku masuk setengahnya,

“ Aku tak kuasa menahan diri lagi merasakan nikmat yang menyelimuti kontolku, hangatnya dinding memek Hesti terasa mencengkram kontolku sangat kuat dan keluarlah desahan yang ku tahan.

“ MMmmmmhhhhh……” Hesti agak tersentak dan menghentikan tindakannya, lalu duduk disampingku dengan wajah cemas.


Tapi ketika melihatku tak bereaksi, ia kembali mengangkangkan pahanya diatasku dan memasukan kontolku yang sudah berdenyut-denyut tak keruan kedalam memeknya semakin hati-hati, sementara cairanku dan cairan Hesti yang membanjir telah menyelimuti kepala kontolku. Maka masuk lah seluruh kontolku ke dalam lubang memek Hesti, diringi erangannya yang tertahan itu.

“ Aa…aaa….uuuhhhhkkk…ssshhhh….” lalu ia tampak tersentak dan menghentikan gerakannya, nafasnya semakin memburu, badannya bergetar hebat, seolah dia telah menyelesaikan sebuah misi, ia bernafas lega dan terdengar ia menghirup nafasnya dalam-dalam.

Hesti telah merasakan sesuatu yang belum pernah dirasakannya, tubuhnya seperti terbang, melayang dan ia merasakan nikmat yang sangat hebat memenuhi kemaluannya diantara rasa pedih dan perih yang menyerangnya ketika seluruh kemaluannya ditembus kemaluan laki-laki.

Akupun seperti hilang akal, ketika seluruh kemaluan Hesti menelan habis batang kontolku, aku hanya menggigit bibir sambil mengempotkan pantatku, sebuah kenikmatan yg dahsyat akibat jepitan lembut dan hangat kemaluan Hesti yang begitu ketat menjepit batang kontolku. Dan aku semakin nikmat ketika Hesti mulai menaik turunkan pantatnya diatasku, dengan pelan dan hati-hati ia menerjang kontolku masuk menembus memeknya yang masih berbulu halus itu.

Terasa memek Hesti semakin becek dan gerakannya semakin lama semakin lancar, kakinya semakin bergetar menahan bobot tubuhnya untuk tidak menekanku, mungkin khawatir akan membuatku terbangun. Rintihannya semakin cepat walau tetap ditahannya, buah dadanya yang keras dengan putting yang mancung, nampak terguncang-guncang seiring dengan gerak naik turun tubuhnya.

“ SSShhhh…..sssshhhh…oooookkkhhhh….sssshhhh….ssshhhhh..ommmhhh… ennhhaaakkkkk ooommmmhhhh…ssshhh…”

Andai aku tidak pura-pura tidur, ingin rasanya mengulum dan meremas buah dada yang indah itu. Hesti tampak semakin asik dan menikmati setiap terjangan kontolku menembus memeknya, hingga suatu ketika, pantatnya bergerak semakin cepat, dan tiba-tiba tubuhnya mengejang diatasku, kedua lututnya luruh dikiri dan kanan tubuhku, berat pantatnya seutuhnya menimpa tubuhku, ia menekankan kemaluannya sekeras-kerasnya sehingga seluruh kontolku tertancap seutuhnya ke dalam lubang memek Hesti.

‘’ OOOggghhh…hhhheeeuuuuuu….kkhhhh…oooommhhhh….” jeritnya parau, lalu tubuhnya lemas namun tetap tertahan oleh kedua tanganya di kiri dan kanan bahuku.

Sudah sejak tadi aku menahan nafsuku, walau terasa air mani ku telah terkumpul di kepala kontolku, namun aku tetap menahan air mani agar tidak keluar, tapi ketika Hesti mempercepat gerakannya, aku tak sanggup lagi bertahan, badanku menggigil, dan tanpa sadar aku menggeram sambil sedikit mengangkat pantatku keatas.

“ MMMMMMhhhhhhhhhh….” Badanku mengejang berbarengan dengan melengkungnya tubuh Hesti diatasku, lalu kontolku menyemburkan air mani yang sangat banyak menyiram rahim gadis kecil itu, terasa ada kedutan-kedutan yang teratur dari memek Hesti meremas-remas kontolku ketika air mani cairan spermaku keluar, terkuras habis oleh mulut Vagina yang kecil itu, hal itu memberi kenikmatan tambahan sebelum kontolku mengecil dan nafsuku menyurut.

Beberapa saat kemudian, setelah rasa nikmatnya mereda Hesti mengangkat memeknya dari kontolku sambil meringis, plok…keluarlah kontolku berlumuran air mani, sebagian air mani nya sudah encer dan keluar dari memek Hesti dan menetes kelantai, Hesti turun dari tubuhku, dan setelah menutup tubuhku, ia menciumku, kemudian membersihkan air mani ku, lalu tertatih tatih pergi ke kamarnya.

Aku termenung, mengingat kejadian yang aneh, nikmat, dan membingungkan itu.

Sampai akhirnya besok paginya, ketika aku bangun Hesti sudah tampak siap mau berangkat sekolah, sedang sarapan dengan rambutnya yang basah. Aku ke kamar mandi cuci muka dan gosok gigi, ketika keluar Hesti berpamitan padaku.

“ Om, Hesti berangkat dulu ya. “ katanya mencium tanganku.

“ Ya sayang, hati-hati dijalan “ balasku sambil tersenyum, wajah Hesti nampak memerah mendengar sebutan “sayang” dariku yang tidak biasanya.

Lalu aku merangkul pundaknya dan menggandengnya keluar, sambil berjalan aku berbisik ditelinganya “ Om pengen kamu hati-hati, jangan ngelamun ya sayang, gih sono berangkat !“ Ia nampak senang dan menganguk, lalu berjalan keluar dan berbalik menengok lagi sambil tersenyum. Aku jadi kesenengan sendiri kayak anak kecil.

Sejak saat itu Hesti menjadi kekasih kecilku, dan aku benar-benar menyayanginya. END

SUHU DOMINO


Previous
« Prev Post

2 comments:

  1. Ceritanya seru kakak !!!

    Nah bagi kalian yang mau menambah pengetahuan dan ingin tahu informasi yang menarik
    Silahkan kunjungi INFO UNIK

    Ada juga game online terbaru yang seru
    di SUHU DOMINO

    Terima kasih !!!

    ReplyDelete

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...