SUHU DOMINO |
6100game - Perkenalkan nama panggilanku Naya. Aku baru berusia 18 tahun (SMA kelas II). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku. Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP.
Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2008. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Luki. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas II di SMA-ku. SMA-ku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Luki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Luki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.
Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira-kira tiga hari kemudian, Luki menelepon ke rumahku.
"Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Naya, ini dari Luki."
"Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa."
"Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Nay ada acara nggak malam minggu ini."
Aku sempat kaget Nuki mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
"Hmm.. belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada," jawabku.
"Kenapa bisa begitu," balas Luki.
"Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi," balasku lagi.
"Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu."
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Luki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
Tepat hari sabtu sore, Luki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol-ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Luki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
"Nay, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu," bisik Luki mesra.
"Luk, kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar."
"Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku."
"Luk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik."
Tiba-tiba tangan Luki memegang tanganku dan meremasnya kuat-kuat." Aku juga Nay, begitu melihat kamu langsung tertarik."
Dan Luki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Luki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Luki sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Luki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Luki dan mencium bibirnya. Ciuman Luki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Luki mulai meraba sekitar dadaku.
"Jangan Luk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Luk," jawabku.
Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Luki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
"Nay, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok."
Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling atas. Luki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Luki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Luki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.
Tiba-tiba Luki membisikkan sesuatu di telingaku, "Nay, kamu membuat nafsuku naik."
"Aku juga Luk," balasku manja.
Dan Luki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. "Astaga," pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Luki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. "Teruskan Nay, remas yang kuat dan lebih kuat lagi." Tak lama kemudian, tangan Luki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
Akhirnya tangan Luki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Luki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Luki memegang puting susuku yang sudah keras. "Teruskan Luk, aku enak sekali.." Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka resleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. "Astaga," pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Luki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Luki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. "Teruskan Luk, aku enak sekali.." Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.
"Kita langsung pulang ya Nay sudah malam," pinta Luki.
"Luk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya." bisikku mesra.
Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Luki. Mudah-mudahan Luki mengerti apa yang kuinginkan.
"Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga," balas Luki dengan nada gembira.
Sampai di senayan, Luki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Luki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Luki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Luki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
Tiba-tiba Luki melepaskan ciumannya. "Nay, aku ingin mencium susumu, bolehkan.."
Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar-mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Luki. Dan kulihat Luki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
"Nay, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu," bisik Luki.
"Iya, Luk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar-benar aku inginkan," balasku manja.
Tak lama kemudian, Luki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggu-tunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
"Jangan berhenti Luk, teruskan ya.. aku enak sekali.." Dan tanganku pun dibimbing Luki untuk membuka resleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Luki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Luki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Resleting celana Luki sudah terbuka dan tiba-tiba Luki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Luki. Dan Luki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Luki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Luki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Luki menggigit puting susuku.
SUHU DOMINO
6100game |
Sementara aku masih terus memegang penis Luki. Dan sepertinya Luki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Luki sudah tidak tahan lagi.
"Nay, kamu isap punyaku ya.. mau nggak?"
"Isap bagaimana.."
"Tolong keluarin punyaku di mulutmu."
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Luki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Luki merubah posisi duduknya, Luki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Luki.
"Luk, besar sekali punyamu."
"Langsung aja Nay, aku sudah tidak tahan.."
Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Luki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Luki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Luki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Luki aku jilatin terus. Ah.. benar-benar nikmat.
Sekitar lima menit aku menikmati permainan penis Luki, tiba-tiba, Luki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. "Terus Nay, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi.." Dan tidak lama setelah itu, Luki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Luki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Luki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Luki. Ah.. rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Luki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Luki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
"Nay, aku sudah keluar, banyak ya.."
"Banyak sekali Luk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa."
"Tidak apa-apa Nay.."
Kemudian Luki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Luki. Dan Luki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Luki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Luki esoknya. Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Luki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah. Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Luki menjemputku dan Luki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
"Tempat apa ini Luk," tanyaku.
"Nay, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau."
"Entahlah Luk, aku masih takut tempat seperti ini."
"Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan."
Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
"Naya, kita santai di sini aja ya.. mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau.." pinta Luki.
"Aku setuju saja Luk, terserah kamu."
Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Luki membaringkan badanku di tempat tidur. "Nay, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku." Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Luki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Luki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Luki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Luki sudah terlihat bugil di depanku. Luki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Luki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Luki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama-kelamaan tangan Luki sudah mencapai restleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Luki jongkok tepat di depan vaginaku. Luki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
"Nay, bodi kamu bagus sekali."
Nuki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
"Nay, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana."
"Terserah kamu Luk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu.."
Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Luki. Kemudian Luki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Luki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Luki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Luki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Luki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Luki membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah.. nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Luki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Luki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Luki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku.
Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Luki. "Luk, masukkan punyamu ke punyaku ya.. masukannya pelan-pelan," pintaku.
Luki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku.
"Nay, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya."
"Tidak Luk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya." Lalu Luki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Luki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan ku bimbing penis Luki agar tepat masuk di lubang vaginaku. Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Luki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.
"Oh.. enak sekali," jeritku.
Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Luki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Luki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Luki membisikkan sesuatu di telingaku, "Nay, kamu sudah tidak perawan lagi."
"Ngga apa-apa Luk, jangan dilepas dulu ya.."
"Terus Luk, goyang lebih kencang, aku enak sekali.."
Dengan posisi aku di bawah, Luki di atas, kami melakukannya lama sekali. Luki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Luki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.
"Luki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi.. aku mau keluar."
"Keluarin terus Nay, aku tidak akan melepaskan punyaku."
"Luk, aku tidak tahan lagi.. a..ahh.. aahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Luk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan.. aa.. aa.." Pada saat orgasme yang pertama, Luki langsung menciumi bibirku. Oh.. benar-benar luar biasa sekali enaknya.
Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Luki dan aku masih memeluk badan Luki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
"Nay, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan.. sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu."
Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Luki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
"Nay punyamu lebar sekali."
"Isap terus Luk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali."
Aku terus mengisap punya Luki sementara Luki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannya sangat lama sekali. Penis Luki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Luki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
"Luk.. aku mau keluar lagi.. aku tidak tahan lagi honey.."
"Tahan sebentar Nay, aku juga mau keluar.."
Tiba-tiba Luki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Luki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Luki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Luki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Luki yang besar.
6100game |
"Dorong yang keras Luk, lebih keras lagi," desahku.
Luki menggoyangkan badannya lebih cepat lagi.
"Iya Luk, seperti itu.. terus.. aa..aa.. enak sekali, aku mau melakukannya terus menerus denganmu.."
"Nay, aku sudah tidak tahan lagi.. aku mau keluar.."
"Aku juga Luk, sedikit lagi, kita keluar sama-sama ya.. aa.."
"Nay.. aku keluar.."
"Aku juga Luk.. aa.. aa.. terasa Luk, terasa sekali hangat spermamu.."
"Aduh, Nay.. goyang terus Nay, punyaku lagi keluar.."
"Aduh Luk.. enak sekali.."
Bibirku langsung menciumi bibir Luki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
"Nay.. spermaku sekarang ada di dalam punyamu."
"Ia Luk.."
Tidak lama kemudian, Luki membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
"Nay, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab."
"Iya Luk.." jawabku singkat.
Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Luki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Luki memasukkan penisnya ke vaginaku. Luki pun mengalami hal yang sama.
Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitung-hitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Luki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Luki sudah 7 kali.
Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Luki bukan bersifat pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2009) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Luki sepulang dari sekolah.
"Luk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil."
"Iya Nay.. syukurlah.."
"Luk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Luk.."
Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Luki sambil Luki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Luki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Luki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Luki, tapi aku mengisap kepunyaan Luki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Luki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Luki langsung mengajakku ke penginapan.
TAMAT.
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment