Rahasia Awet Muda

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Setelah sekian lama aku jalani hidup dengan dua orang suami disisiku dan telah banyak kenikmatan duniawi yang aku peroleh, tapi ada juga rasa gelisahku. Perasaan gelisahku timbul terutama bila Seto datang dari Jakarta sedang aku tak bisa melayaninya di ranjang karena kodratku sebagai wanita yang harus menerima tamu ”bulanan”, aku merasa bersalah sekali.

Sedang Mas Puji karena tiap hari ada disisiku aku tidak merasa begitu terbebani dengan perasaan bersalah. Sebenarnya dua-duanya cukup sabar dan mengerti keadaanku, bahkan Mas Puji dengan sukarela mengalah untuk memberikan kesempatan pada Seto memuaskan dirinya ”menyetubuhi” diriku bila Seto hendak pergi agak lama, sebaliknya demikian juga kalau Mas Puji hendak dinas luar. Ada keinginanku untuk mencarikan pengganti peranku sebagai istri bagi mereka berdua saat-saat tamu ”bulanan” itu datang. Keinginan itu begitu besarnya menekan jiwaku karena didorong rasa sayangku pada keduanya.

Setelah menimbang baik-buruk dan untung rugi, jalan untuk mewujudkan keinginanku itu akhirnya ada juga. Secara kebetulan aku sedang mengikuti arisan ibu-ibu yang rutin dilakukan setiap bulan di kantor suamiku. Biasanya sebagai isteri bos aku agak menjaga jarak dengan ibu-ibu yang lain, tapi entah setelah kehadiran Seto aku jadi lebih PD dan dekat sama mereka. Salah satu ibu yang ikut arisan rutin itu adalah istri seorang manajer menengah, kami memamggilnya Bu Jono. Wanita keturunan Manado dengan Madura kulitnya tidak terlalu putih seperti wanita Manado pada umumnya tapi malah mendekati mulato tapi nampak bersih dan kemel, tingginya kira-kira 165 cm, dan bodynya lumayan ramping meskipun sudah punya anak 2 orang. Yang istimewa sebenarnya bentuk perutnya yang rata terutama bagian bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punya anak saja dan umurnya baru 34 tahunan. Dia termasuk tidak cantik tapi ayu dadanya cukup besar bila dilihat dari luar bahkan lebih besar dari ukuran saya.

“Mbak Dien sekarang tambah seger lho.?” bisiknya suatu ketika ditengah acara arisan yang riuh oleh suara ibu-ibu.
“Ah jeng Mita bisa aja, Mbak dari dulu kan begini-begini aja to.” jawabku meskipun ada rasa GR juga dalam hati.
“Benar lho Mbak, Mas Jono aja sering komentar kalau dikantor ini Mbak termasuk orang yang masih semlohai (semok molek aduhai) meskipun telah berumur” terusnya.
“Itukan bisa-bisanya Dik Jono” jawabku sekenanya.
“Tapi benar lho Mbak, apa sih resepnya? Mbok aku dikasih tahu jamunya” bisiknya meminta.
“Aa..H jeng Mita ada-ada saja, nanti kalau Mbak kasih tahu juga percuma wong nggak bisa ditularkan” jawabku sambil tertawa.
“Yang benar Mbak..? Apa sih Mbak aku kok penasaran” ubernya.
“Benar mau tahu..?”
“Ya.!”
“Minum Air liur burung” bisikku sambil mendekat ke telinganya.
“Burung apa Mbak” kejarnya penasaran.
“Burung.. Burungnya Mas Puji” bisikku kubuat serius.
“AH! Mbak guyon!”
“Betul jeng, ini betul lho jeng” jawabku.
“Itukan biasa Mbak”
“Biasa gimana, kalau sekedar ML terus selesai ya biasa jeng tapi ada caranya” jelasku.
“Jeng Mita ML dengan Dik Jono berapa kali seminggu?” lanjutku.
“Paling sekali ya kadang dua kali Mbak” jawabnya.
“Kalau ML apa saja yang jeng Mita lakukan?” tanyaku lagi.
“Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Terus selesai ya sudah begitu aja” jawabnya.
“Lho ya sudah gimana to jeng, mestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan apakah jeng Mita selalu dapat mencapai puncak?”
“Itulah Mbak masalahnya, saya sering ditinggal menggantung” jawabnya sambil menerawang.
“Terus”
“Ya kalau sudah begitu paling saya yang uring-uringan dan biasanya cuma bisa melampiaskan ke pekerjaan rumah Mbak” terusnya.
“Nah itulah jeng bedanya, Mbak dengan Mas Puji selalu sampai puncak bahkan berkali-kali lho” jawabku.

Kulihat wajahnya nampak takjub dan kelihatan rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.

6100game

SUHU DOMINO

“Jeng ML itu kalau dilakukan dengan benar dan senang hati bisa membuat kita awet muda, karena kerja hormon-hormon dalam tubuh kita jadi optimal” lanjutku menjelaskan bak seaorang dokter.
“Oooh itu to Mbak rahasianya..!” celetuknya.
“Makanya saya bilang, meskipun Mbak kasih tahu kan jeng Mita belum tentu bisa.. Bahkan..” jelasku sengaja memancing reaksinya.
“Bahkan apa Mbak.?” Tanyanya nggak sabar.
“Bahkan kalau jeng Mita Mbak suruh belajar sama Mas Puji juga belum tentu mau” lanjutku sambil berbisik.
“Ahh Mbak” jawabnya sambil mencubit lenganku.

Cerita kami berakhir dengan berakhirnya acara arisan, sebelum pergi Mita sempat berbisik sewaktu-waktu mau konsultasi kujawab ya kapan saja. Bahkan kubisiki nanti belajar langsung aja ama Mas Puji.

Seminggu setelah itu ketika itu jam 18.00 malam, Seto baru datang dari Jakarta sedang aku lagi ada tamu bulanan jadi aku bermaksud memberi blowjob Seto sedang Mas Puji masih malas-malasan didekat kami berdua, tiba-tiba telepon berdering, karena aku dan Seto sudah hampir telanjang maka Mas Puji yang mengangkat telepon.

“Halo selamat malam” salam Mas Puji, aku nggak tahu apa jawaban disebelah sana, tapi,
“Ya benar, mau bicara dengan Mbak Dien..? Sebentar ya, dari siapa? Mita! Oh jeng Mita, Mita Jono?” tanya Mas Puji, mendengar itu aku bangkit, Seto terpaksa melepaskan dekapannya padaku. Sebenarnya skenario ini aku yang buat, karena aku ingin Mita dapat main kerumah sehingga kuminta Mas Puji menugaskan Jono keluar kota untuk supervisi selama 3 hari.

“Halo jeng Mita kok tumben nelpon malam-malam” sapaku memulai percakapan.

Kami ngomong panjang lebar sampai akhirnya menyinggung pembicaraan kami di arisan dulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Puji, atau melihat saja kami yang mempraktekkannya berdua. Mita penasaran masa aku dan Mas Puji mau bercinta dilihat orang lain, kujawab bahwa aku hanya bisa kalau orangnya itu Mita, lagian cuma sebatas cara-cara pemanasan. Mita rupanya mulai panas akhirnya kuulangi lagi tawaranku dan jawabannya.

“Iya Mbak BT nih anak-anak sudah pada tidur, Mas Jono dinas luar” jawabnya.
“Ya sudah main aja ke rumah, kami semua sedang nggak ada kegiatan kok lagian masih sore” jawabku.
“Tapi Mbak,”
“Apa?”
“Aku malu sama Mas Puji, ..” jawabnya.
“Nggak pa-pa kami cuma berdua kok, jangan kuatir nanti pulangnya kami antar” jawabku.
“Baiklah Mbak tapi janji lho.. nggak usah dipraktekin sama aku..” pintanya mengakhiri pembicaraan.

Setelah itu kami tutup pembicaraan, rumah Mita kira-kira 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Seto bersabar dan sembunyi di kamar sementara aku dan Mas Puji yang akan menerima Mita. Rencana ini pernah kuutarakan sebelumnya sama suami-suamiku. Kira-kira 25 menit kami menunggu ada orang memencet bel pintu pagar, Mas Puji yang saat itu cuma pakai piyama tanpa dalaman yang membukakan pintu.

“Malam Mbak,” sapa Mita begitu masuk pintu rumah diiringi Mas Puji.

Mita pakai baju agak ketat sehingga dadanya yang membusung kelihatan samar tapi saya yakin laki-laki manapun akan penasaran ingin tahu isinya, apalagi dengan kancing depan dan belahan dada yang agak kebawah sedang bawahan ia pakai celana jeans tampak seksi sekali bokongnya.

“Malam, wah.. Jeng Mita nggak nyangka lho kalau bisa main kerumah nggak kesasarkan?” tanyaku.

Setelah menyilahkan Mita duduk kami ngobrol ngalor-ngidul sampai juga akhirnya menyinggung masalah ranjang, Mas Puji dapat melihat raut muka Mita yang mulai terpancing birahinya. Karena omongan kami yang merangsang saraf telinga Mita dan kami tetap tidak mengatakannya secara vulgar, tanpa terasa jam menunjukkan angka 9 malam, Mita gelisah.

“Mbak sudah malam nih Mita mau mohon pamit” pintanya tapi matanya nampak sayu.
“Jangan dulu katanya pingin belajar rahasianya Mbak” jawabku sambil memandang Mas Puji penuh arti.
“Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Puji”

Aku mendekati Mas Puji dan kucium dia dibibirnya denga mesra dan lembut.

“Nggak pa-pa kan Mas?” pintaku Mas puji menganggangguk sambil memelukku, kami berciuman, dan saling raba di depan Mita, sementara Mita kulihat merah padam mukanya melihat adegan kami, meskipun demikian aku melakukannya dengan halus dan hati-hati sekali.

“Beginilah kami melakukannya jeng,” kataku menjelaskan seperti dosen aja.
“Ah.. Mbak, Mita jadi bingung nih.., Mita pulang aja ya Mbak” pintanya tapi nggak beranjak.
“Ayolah.. nggak pa-pa” kami berpelukan mendekati Mita yang mulai kayak cacing kepanasan. Mas Puji tahu keadaan segera mendekat sehingga duduk berdampingan di sofa panjang yang diduduki Mita, terus dipegangnya kedua tangan Mita, Mita menunduk malu-malu.

“Mbak.. Tapi cu ma se ba.. tas cara pemanasan aja lho Mbak” pintanya sambil memandangku.
“Ya, Mas cuma akan memperlihatkan cara pemanasan saja sama jeng Mita” jawab Mas Puji sabar.

Perlahan disentuhnya dagu Mita dipandangnya matanya dalam-dalam penuh perasaan, mendapat perlakuan seperti itu dari Mas Puji, Mita memejamkan mata perlahan Mas Puji mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Mita mendesah, diulanginya ciuman itu oleh Mas Puji dengan menempelkan bibirnya agak lama, Mita mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Puji dan Mas Puji mulai meningkatkan aksinya, tangannya berpindah ke bawah ketiak Mita dan menarik badan Mita kepelukannya. Semua ini dilakukan di sofa ruang tamu, sambil duduk berdempetan.

Mas Puji mulai meraba dada Mita yang membusung, dan Mita mulai mendesah-desah mereka masih berciuman saling lumat dan saling hisap (urusan bersilat lidah memang Mas Puji sangat lihai). Setelah hampir sepuluh menit mereka saling raba Mas Puji meningkatkan aksinya dari meraba bagian luar terus melepas kancing atas baju Mita jari-jari tangannya mulai menyisir pinggiran BHnya menuju ketengah. Mita melenguh seperti sapi disembelih begitu tangan Mas Puji mancapai putingnya dan menjepinya dengan dua jari. Sementara itu mulut Mas Puji mulai merambat ke bawah ke arah belahan dadanya yang sekal.

Tanpa disadari Mita tangan kanan Mas Puji telah menyelinap ke punggung Mita dan melepaskan kait BH Mita maka tampaklah buah dada Mita yang kencang dan menantang, tanpa membuang kesempatan langsung Mas Puji melumat putingnya. Mita mulai tak dapat mengendalikan diri, dia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang bagian depan Mas Puji dan mulai melakukan pijatan-pijatan halus mulai dada, pusar dan terus ke bawah pusar. Tanpa menolak Mas Puji malah memberi kesempatan pada Mita menyorongkan badannya, sambil mulutnya tetap bergelayut di puting Mita, tapi tanggannya sudah mulai menarik resleting celana jeannya. Mita tak henti-henti mendesah, perlahan aku ke saklar lampu kukecilkan sehingga suasana tampak redup dan makin romantis.

Mita sudah meluruskan kakinya di sofa sambil kepalanya bersandar di tanganan sofa, sementara tinggal mengenakan CD warna merah, Mas Puji belum melepaskan piyamanya dengan posisi diatas Mita tapi batangnya sudah nampak mengacung karena diurut-urut Mita. Perlahan Mas Puji menggigit pinggiran CD Mita dan menariknya kebawah sehingga bugil, Mita masih tenang mungkin karena melihat Mas Puji tidak melepaskan piyamanya. Mas Puji mulai mejilati perut Mita turun ke arah pusar terus menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Mita, diperlakukan begitu Mita meracau tak karuan.

“Aduh Mas.. Mbak...Mita nggak tahan.. oh Mas Puji”

Aku memberi kode pada Seto, saat itu Mas Puji telah membenamkan mukanya di selangkangan Mita, menjilati klitoris Mita, Mita dengan posisi membuka kedua pahanya pinggulnya terganjal pegangan kursi sehingga sekarang kepalanya berada dibawah. Dengan posisi ini maka nampaklah gundukan bukit venus yang indah dan merekah merah sehingga memudahkan untuk penetrasi.

Perlahan Mas Puji mundur dan Seto yang telah telanjang bulat maju dengan palkon siap serbu, Mita masih tenggelam dalam kenikmatan yang didapatnya hampir satu jam dicumbu Mas Puji, tidak menyangka bahwa ada pergantian posisi dibawah. Seto langsung mengenggam palkonnya dan mengarahkan ke lubang surga Mita, dengan presisi Seto menghentak dan bles..!

“Ahh Mas aku nggak mau.. nggak mau” sambil meronta tapi secepat kilat aku membelai dan mengulum putingnya, sedang Seto langsung mengunci kaki Mita maka Mita hanya bisa mendesis dan mau berontak tapi karena serangan rasa nikmat yang luar biasa ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ahh Mbak.. Mas.. Kalian curang aduhh.. Oh.. Kenapa ini ohh.. Ohh.. Mbak aku nggak tahan.. Nggak ta.. Hhaan..”jerit Mita sambil mengejang nafasnya memburu seluruh otot-otot badanya meregang pertanda orgasme sampai.

6100game

Seto mengimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan dan teratur bahkan dibiarkannya Mita menikmati orgasmenya yang pertama yang hampir membuatnya tak sadarkan diri. Setelah nafas Mita agak teratur perlahan Seto mulai memompa, Meta mulai membuka matanya dan..

“HAAH Mbak kok bukan Mas Puji..!” teriaknya panik sambil mau berontak tapi kuncian Seto dan kocokan-kocokan palkon Seto di memeknya membuat dia tak berdaya.
“Gimana Mbak? Aku nggak mau Mbak, aku mau sama Mas Puji saja,” teriaknya lagi.
“Tenang jeng, tenang..!” kucoba menenangkannya, sambil kukedipi Mas Puji untuk siap-siap menggantikan posisiku.

Mas Puji mendekat dan mulai melumat puting Mita yang sebelah kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sebelah kanan. Mendapat serangan bertubi-tubi dari bawah dan atas Mita menjadi naik birahi lagi..

“Ahh.. Mbak, Mas gimana ini kok begini, ahh nikmat Mbak.. Mita nggak tahan Mas, ayo terus Mas.. Yang keras..” ceracaunya Mita mengejang lagi menapaki orgasmenya yang kedua.

Seto pun tampak mulai berkerenyit dahinya dan makin keras kocokannya, pertanda mau mencapai orgasme maka cepat-cepat aku tarik sementara Mas Puji langsung menggantikan posisi Seto mengocok vagina Mita dengan palkonnya tanpa memberi kesempatan pada Mita untuk mengatur nafas. Kucium dan kukulum kepala kontol Seto di depan Mita sambil mengocok-ngocok batangnya.. Dan..

Creett.. Crett.. Cret..

Kuminum sperma Seto yang tumpah dimulutku. Mita melihat semua itu sambil mendelik menahan nikmat karena kocokan Mas Puji. Setelah hampir setengah jam mereka saling genjot akhirnya mulai ada tanda-tanda Mas Puji dan Mita akan mencapai puncaknya dan..

“Aaahh Mas aku nggak kuat.. Aku..” begitu teriak Mita menapaki orgasmenya yang ketiga. Mas Puji memberi kesempatan untuk mengambil nafas sambil sesekali masih mengocok vagina Mita pelan-pelan.

“Sini Mas.. Sini Mas..” pinta Mita pada Mas Puji sambil tangannya menggapai-gapai.

Mas Puji mengakhiri kocokannya dan mencabut kontolnya dan menyorongkannya ke mulut Mita, sambil tetap tiduran terlentang di sofa dikulumnya kontol Mas Puji yang sudah bengkak dan berenyut-denyut. Akhirnya..

Crett.. Crett.. Crett

Muncratlah sperma Mas Puji di mulut Mita, Mita menelannya sambil membeliakkan mata, mungkin belum biasa tapi kemudian dijilatinya sisa-sisa sperma diujung kontol Mas Puji.

Setelah itu mereka bertiga istirahat mengatur nafas, sambil menikmati sisa-sisa orgasme yang mereka alami. Mita mengerling padaku. Waktu itu sudah jam 11-an malam.

“Mbak Dien nakall..!” rengeknya manja, sambil memukul bahuku.
“Lho kan jeng Mita sendiri yang keterusan..” jawabku.
“Ahh Mbak ni lho, Mita jadi malu ama Mas Puji.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?” tanyanya sambil mengerling ke Seto.
“Adiknya Mas Puji! Seto” jawabku.
“Jeng Mita mau pulang..?” tanyaku lagi.
“Ya deh Mbak, sudah malam nih nanti anak-anak mencari” jawabnya.

Aku dan Seto mengantar Mita pulang sedang Mas Puji tunggu rumah, di jalan Mita berterimakasih sama Seto, katanya baru kali ini dia mengalami multiorgasme yang selama ini hanya angan-angan saja. Mita bahkan berani mencium Seto di depanku saat ia turun dari mobil. Setelah mengantar Mita pulang aku mendapat ciuman istimewa dari Mas Puji dan Seto katanya mereka tak pernah membayangkan wanita lain selama ini karena sebenarnya selama ini mereka sudah merasa cukup dengan pelayananku. Tapi hadirnya Mita membuat mereka tambah bahagia. Dan selama tiga hari mereka berdua selalu dapat memuaskan Mita bahkan saat hari terakhir Mita minta nginap dirumah dan mereka main sampai empat kali. Sebagai istri aku tetap gelisah melihat keperkasaan mereka berdua, namun hadirnya Mita dapat sedikit mengobati kegelisahanku.

Sampai saat ini sudah hampir satu tahun aku Mita, Seto dan Mas Puji tanpa sepengetahuan Jono melakukan ini. Mita tambah rajin memelihara dirinya dan ia makin berbinar ia sangat menyenangi Mas Puji walau demikian kami semua bahagia.

Tamat.



BACA JUGA !!!


SUHU DOMINO

6100game

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...