SUHU DOMINO |
6100game - Hujan turun deras sekali dan penglihatan sedikit kabur karena kaca mobil tertutup embun yang menempel dikaca depan. AC kunyalakan walaupun udara terasa dingin menusuk tulang. Saat itu sudah jam 7.30 pagi jadi sudah tak mungkin lagi menunda untuk berangkat kekantor apalagi jam 8.00 ada janji meeting dengan client. Mobil kujalankan pelan dan hati hati, maklum jalan didepan rumah tidak begitu lebar.
Dari rumah ke jalan raya tidaklah begitu jauh setelah satu tikungan kekiri maka akan kelihatan sebuah kaca spion besar warna merah diperempatan jalan dan itulah jalan raya yang akan membawa arah perjalananku menuju kantor. Persis ditikungan sebelah kiri didepan sebuah wartel seseorang melambaikan tangan meminta aku berhenti untuk minta tumpangan. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena terhalang hujan yang sangat deras, tetapi mengenakan jilbab lebar warna putih yang berkibar-kibar tertiup angin. Sekilas nampak wajahnya sangat cantik, kulit kuning tinggi semampai. Mobil kupelankan, dan tanpa tunggu aba aba lagi dia langsung membuka pintu depan dan duduk disebelahku.
” ma’af Om saya kehujanan, dari tadi nunggu angkot penuh melulu ya dari pada terlambat terpaksa mobil Om ku stop, sorry ya Om “. Dia berkata polos sambil mengibaskan jilbabnya yang basah kuyup kena air hujan.
Saat dia membetulkan jilbabnya di bagian depan, sekilas tanpa sengaja lehernya dan tengkuknya kelihatan, putih bersih .. dan ditumbuhi rambut rambut halus yang mebentuk satu garis lurus ditengahnya.
” Ngak apa apa kok, memang hujan begini angkotnya jadi sulit, apalagi diujung jalan sana biasanya kan banjir, jadi sopir angkot jadi enggan lewat sini”. Aku menjawab seadanya sambil kembali konsentrasi melihat jalan yang sudah digenangi air hujan.
” Om kantornya dimana ? ” dia memecah kesunyian. ” Di daerah kuningan, memangnya kamu habis pulang kuliah nih? dimana ? ” aku bertanya sambil melirik wajahnya. Wow rupanya seorang bidadari muda sedang duduk disebelahku, wajahnya sungguh cantik. Bibirnya tipis kemerahan, hidungnya runcing dan mancung sedangkan alis matanya hitam melengkung tipis diatas matanya yang bulat bersinar. Terhias oleh kerudung putih bersih, mengenakan jubah atau baju panjang terusan sampai mata kaki.
Dalam hati aku bertanya- tanya..wah..seperti apa nih tubuhnya kalo telanjang? Aku sedikit gugup dan kehilangan konsentrasi, mobil tiba tiba memasuki genangan air yang cukup dalam. Air terbelah dua dan muncrat kepinggir seperti gulungan ombak pantai selatan. ” Hati hati Om, banyak genangan dan licin! Kita bisa slip nih ” dia mengingatkan sambil menepuk pundakku. ” I I I ii ya ” jawabku sedikit tergagap. ” Kamu kuliah di dimana ? ” ku ulangi pertanyaan yang belum dia jawab sekedar menghilangkan rasa kaget dan gugup yang datang tiba tiba. Perempuan memang maKhluk yang luar biasa, aku sudah terbiasa menghadapi banyak ragam perempuan, mulai dari yang centil di karaoke, yang keras di bar-bar sampai mantan pacar dirumah, tetapi kok aku tiba tiba seperti menjadi seperti seekor tikus di incar kucing dihadapan seorang gadis berjilbab. Maklum…aku tak biasa bergaul dengan wanita berjilbab, terlebih mahasiswa seperti gadis di sampingku sekarang ini.
Sebab menurut pengetahuanku, gadis berjilbab adalah gadis suci yang alim, bersih, dan tak ternoda. Aku merasa kehilangan bahan pembicaraan, padahal dikantor aku terkenal tukang bikin ketawa dengan omonganku yang suka ngelantur. ” Di .. ” dia menyebutkan sebuah Universitas di kota Yogya ini. didaerah Yogya Utara. ” O, kalau begitu kamu bisa ikut sampai deket kaliurang nih, nanti tinggal nyambung naik metromini ” Rasa gugupku mulai hilang, pengalaman sebagai tukang cipoak berhasil mengontrol dan mengembalikan rasa percaya diriku. ” Makasih Om, kalau sudah sampai situ sih, jalan kaki juga ngak jauh kok ” E ngomong ngomong kamu tinggal dimana sih, kok rasanya saya ngak pernah lihat kamu selama ini “. ” Terang aja ngak pernah Om, orang aku baru pindah kok ” Dulu aku sekolah di Kudus sama Ibu, tapi karena keterima kuliah di Yogya, aKhirnya kami pindah ke Yogya” dia terdiam dan kelihatan wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu, apalagi aku dan dia sama sekali belum berkenalan. ” Oh .. pantas aja dong, e ee nama mu siapa ” aku bertanya tiba tiba agar dia tidak merasa jengah karena aku tau dia tidak mau meneruskan cerita tentang masa lalunya di Kudus sana. ” Nisa Om, ”sesekali ia mengusap wajahnya yg masih basah kedinginan, sambil sesekali menarik baju panjangnya agar tak menempel dan mencetak bentuk tubuhnya. “Wah itu betul betul sebuah nama yang pas buat kamu ” aku mulai melepaskan tembakan pertama sambil tersenyum semanis mungkin, ha ha ha ha ha awas ada semut. ” Ah.. Om bisa aja ” dia menjawab sambil tersipu. Woooooouuuuu.
Hatiku meronta melihat rona pipinya yang tiba tiba memerah bak awan senja diufuk barat ”Awan diufuk barat merah apa kuning ya !!!!! sebodoh amatlah .. ” Tolong ambilkan uang di box dibawah tape itu Nis, buat kasih pengamen. Dia menundukkan badan untuk menjangkau uang dalam didalam box , aku melirik kekiri, tiba tiba pemandangan indah terbentang disela sela jilbab panjangnya, tersingkap sehingga keliatan agak membuka kerah bajunya. BH ukuran sedang terisi dengan sempurna oleh gelembung payudara yang kelihatan tambah putih dibalik baju muslimahnya ”Yang ini Om oup” tiba tiba dia menyadari aku sedang menatap kedua payudaranya yang kelihatan jelas dari balik kancing baju yang terbuka diurutan paling atas. ”Maaf, . iya yang itu.. yang lima ribuan” aku menjawab sambil memalingkan muka dan langsung menginjak rem karena mobil didepan berhenti tiba tiba. Tangan kanannya yang tadinya akan menutup kerah baju tiba tiba menggapai sesuatu untuk pegangan agar dia tidak terantuk ke dashboard mobil yang kurem secara mendadak. Kali ini dia berteriak kecil ” Maaf Om a aa aaku ngak sengaja ” tiba tiba dia menutup muka dengan kedua tangannya karena malu dan jengah, soalnya sewaktu mencari tempat berpegangan tadi, tangannya masuk kesela sela pahaku dan dia memegang sesuatu yang sedang bergerak tumbuh menjadi keras dibalik cd ku.
SUHU DOMINO
6100game |
Kami mulai bercerita tentang keadaan masing masing, rupanya dia pindah ke Yogya ikut pamannya karena orang tuanya bercerai dan Ibunya tidak sanggup membiayai sekolahnya. Di Jakarta dia hidup sangat prihatin, maklum tinggal dengan orang lain walaupun dia paman sendiri tetapi tentu saja si paman akan lebih memperhatikan kepentingan anak serta keluarganya terlebih dahulu sebelum buat si Nisa. Hampir tiap hari dia hanya dibekali uang yang hanya cukup buat ongkos angkot sedangkan buat jajan dan lain lain adalah suatu kemewahan kalau memang lagi ada. Tugasku sebagai salah satu manager dengan bisa kutinggalkan 1 atau 2 jam toh ada sekretaris yang ngurusin. Aku juga tidak mengerti kenapa Nisa jadi begitu dekat denganku, kami jalan bersama, nonton, makan dan adakalanya dia minta dibeliin sesuatu, seperti baju ataupun parfum. Tetapi itu tidak terlalu penting yang paling dia harapkan dari aku adalah perhatian karena pernah satu hari dia terus terang bicara. ”Om maaf ya kalau 2 minggu kemaren Nisa ngak nemui Om dan juga sama sekali ngak ngasih kabar” dia berhenti sejenak sambil menatap aku, saat itu kami sedang berjalan dipantai parangtritis, dia memegang erat lenganku sambil menyandarkan kepalanya. Tanpa dia sadari tangan kiriku sudah berulangkali menyentuh ujung payudaranya apalagi ketika dia semakin erat merangkul. Payudara itu begitu kenyal, walau terhalang jilbab dan terbungkus jubah panjang muslimahnya, dan kelelakianku tiba tiba mulai terusik. ”Memangnya ada apa” aku menjawab sambil mengajak dia duduk disebuah bangku tembok dibawah pohon kelapa. ”Tadinya Nisa sudah mau berhenti kuliah habisnya uang udah 2 bulan tidak dikirim, dan buat beli buku juga ngak punya“. Dia merenung sambil memandang jauh ketengah laut yang ditaburi kerlap kerlip lampu nelayan dan sesekali kelihatan lampu pesawat yang hendak turun di bandara adisucipto. ”O .. itu masalahnya, lantas kenapa kamu ngak ngomong aja sama Om” ”Ngak enak Om, ntar dikirain saya matre lagi..” dia menjawab sambil tersenyum. ”Nisa… gini aja deh, kamu kan udah tau kalau Om mau bantu kamu, tapi kalau kamu ngak bilang,.. ya terang aja Om ngak tau ! iya yoh ?“ ”Makasih Om .. terus terang memang Nisa mau minta tolong Om untuk yang satu ini. Om ngak usah mikir mau bantu yang lain deh, tapi aku akan berterimakasih sekali kalau Om bisa menyelamatkan kuliahku itu aja.”
Dia tertunduk, wajahnya begitu sendu dan sorot matanya hampa tanpa gairah. Aku begitu terenyuh melihat seorang Nisa, gadis cantik berjilab yang hari-hari seharusnya dihiasi oleh tawa ceria dan penuh optimisme ternyata harus menanggung beban demikian berat. ”Oup.” Nisa berteriak kecil karena kaget ketika wajahnya kutiup untuk memutus siklus lamunannya. ”Om nakal ya..” dia menepuk bahuku dengan mesra dan aKhirnya malah memeluk aku. Bau harum tubuhnya memenuhi rongga hidungku dan membangkitkan keinginan untuk balas memeluknya. Kuraih bahu kiri nya kurebah kan dia di atas kedua pahaku, dia sedikit kaget, ingin menolak tetapi itu terjadi demikian cepatnya. AKhirnya Nisa meraih tangan kiriku dan entah sengaja atu tidak tanganku didekap erat didadanya. Oooooooh lembutnya daging itu, payudara muda yang masih segar dan ranum telah mengalirkan sensasi elektrik ribuan volt kesekujur tubuhku. Aku yakin Nisa merasakan sesuatu yang bergerak menyentuh punggungnya, karena posisi tidurnya persis tepat di atas batang penisku. Aku tahu itu karena Nisa berusaha mengangkat pungungnya untuk kembali duduk dan wajahnya kelihatan memerah malu. Tapi dengan lembut gerakan duduknya kutahan dengan menekan dadanya.
”Nisa udah tidur aja nih Om kipasin biar ngak gerah” aku hanya sekedar bicara karena jujur aja otakku sudah ditaburi bayangan lain yang lebih seru. Tapi kuyakinkan diriku ”Ini si Nisa yang sama sekali belum berpengalaman, sedikit saja kamu salah langkah akan bubar semuanya, sabar, sabar, gunung ngak usah dikejar emang dia ngak pernah lari kok”. Dia kembali tidur dipangkuanku dan sekarang dia malah membiarkan tanganku menelusup ke balik jilbab putihnya, menekan ke dua payudaranya. Kulihat nafasnya mulai tidak beraturan ketika pelan pelan tanganku bersentuhan dengan pucuk payudaranya. Ini adalah pengalaman pertama buat payudaranya disentuh tubuh laki laki. Walaupun itu hanya dari balik baju dan BH, tetapi buat Nisa, gadis berjilbab yg alim ini baru pertama merasakan, sudah membuat dia sulit bernafas karena mulai terangsang. ”Khom kita pulang yok, udah jam 8 nanti pamanmu bingung nyariin. Kataku sambil bercanda. ”Nanti aja Om. bentar lagi, Nisa masih ingin disini 2 jam lagi.” dia makin erat memelukku. ”Oupt besok besok kita bisa jalan kesini lagi, tapi kalau kamu dimarahin karena terlambat pulang, ya.. kita akan kesulitan untuk jalan jalan lagi.”. Aku berkata sambil mebangunkan Nisa dari pangkuanku. ”Ok deh Om.” dan secepat kilat dia mengecup pipiku aku hanya bisa terdiam kaget, karena ngak nyangka. Persis kayak kagetnya Bush ketika WTC di bom Alqaedah.
”Lho kok bengong Om katanya mo pulang ayo” Nisa menarik tanganku. ”Ayok” kami berjalan berdekapan. Hari berlalu, hari itu hari Jumat dan Nisa memberitahuku agar aku menemuinya di tempat biasa kami ketemu, disebuah wartel dibawah kantorku jam 4 sore. Aku sampai disitu persis jam 4, tapi aku ngak lihat batang hidungnya si Nisa, tiba tiba ada bisikan lembut dibelakang kupingku. ”Surprise.” aku sempat ngak percaya dengan apa yang kulihat. Seorang wanita cantik berjilbab dengan rok panjang warna hitam, berjilbab merah muda, berkaos ketat, berdiri didepanku. Pahanya yang panjang dan mulus terlihat jelas dibalik balutan rok panjangnya. Disela pahanya tergambar jelas belahan kewanitaan yang belum pernah tersentuh laki laki. Kaos ketat mempertegas beberadaan dua gunung kembar didadanya, sedangkan bagian bawah kaos yang sedikit pendek memperlihatkan kulit putih, bersih dan dihiasi sebuah tahi lalat kecil tepat di bawah pusar. Oh . Sungguh pemandangan yang indah dan langka. Gadis cantik berjilbab namun….wow sexy sekali..I like it..!!! ”Jangan ngliatin gitu dong Om.! emangnya ngak pernah lihat orang cantik? ”Sorry, Nis .. kamu luar biasa, membuat Om jadi linglung“. ”Ah jangan ngerayu ah” ” gak kok, hei kenapa tiba tiba kamu tampil beda begini ?” aku bertanya sambil mengambil tangannya untuk mencari tempat duduk. ” E h e m. ada yang lupa rupanya, hari Ini ulang tahun yang ke 23 lho….” Eh ingat kita lagi di wartel. tuh lihat tuh orang orang pada mandangin kamu.”" Sorry lah .. , habisnya hanya dengan Om aku bisa berbagi rasa jadi jangan salahkan daku kalau ngak bisa nahan diri”. ”Nisa , ngak enak dilihatin tuh” aku berlagak alim lah dikit. ”Justru karena banyak yang lihatin Nisa brani nyium Om, kalau ditempat yang sepi .. wah bisa bahaya dong.
Dia mencubit hidungku dengan gemas. Aku bisa menduga isi fikiran orang orang disekitar kami ”Lha ini bapak sama anak atau Om sama ..pacar mudanya ya!” Mereka ngak salah, Nisa adalah seorang gadis cantik yang sedang mekar, sedangkan aku adalah laki laki ”Tua sih belum tapi muda udah lewat” ibarat mangga udah mengkal kata orang Betawi, udah ngak enak dirujak. Tapi waktu, tempat dan kesempatan mempertemukan kami sehingga membuat kehidupan saling mengisi dan malah sudah saling membutuhkan. Aku butuh semangat dan gairah muda yang berkobar dari Nisa sedangkan dia butuh tempat berlindung yang kokoh dan teduh dari aku.. klop deeeeh. ”Hei jangan nglamun” Nisa mencubit pahaku ketika pelayan sudah berdiri tepat didepanku tapi aku tidak menghiraukannya.
Kami masuk ke warung cafe sebelah, dan oh oh iya Mbak, es jeruk buat aku dan klapa kopyor itu buat dia” aku memberitahu mbak pelayan sambil menunjuk Nisa. ”Om, kalau kali ini Nisa minta sesuatu boleh ngak!” ”Kenapa tidak kalau Om sanggup pasti Om kabulkan” ”Sebetulnya Nisa mau memberikan satu hadiah spesial buat Om tapi sebelumnya Nisa minta sesuatu dulu gimana Om?”. ”Ok ngak masalah”,. Jawab ku sambil mempersilahkan dia minum. ”Nisa tau kok, Om ngak pernah mau ngerayain HUT Om, tapi kali ini Nisa minta sebagai hadiah juga buat kita rayain ya!“. Kulihat wajahnya sangat berharap. Betul sekali, aku mamang paling ngak suka dengan yang namanya pesta HUT gitu, jadi wajar saja kalau aku lupa hari itu aku sebetulnya ulang tahun, yang ternyata bersamaan dengan ulang tahun Nisa. ”Well kita mau ngerayain seperti apa, dimana dengan siapa aja Nis?” ”Maksud Nisa kita rayain berdua aja, gimana kalau kita cari tempat yang jauh dari keramayan agar lebih leluasa? kayak dipantai gitu!” belum sempat kujawab Nisa sudah nyerocos lagi. ”Jangan kawatir, Nisa tadi udah pamit mau nginap dirumah teman sama paman" Dia seperti bisa membaca jalan fikiranku. ”OK apa kita mau ke Parangtritis” Jangan Om disana terlalu ramai, Khomsiyah ingin ke Kaliurang.
Setelah telpon kerumah memberitahukan bahwa aku ada rapat dinas, maka kami langsung tancap gas ke Kaliurang. Disitu ada sebuah hotel yang memang sudah tidak terlalu bagus lagi karena termakan usia, tetapi sangat strategis, tempatnya dipinggir jalan raya .Setelah mandi, Nisa tidak lagi pakai jean ketat, tetapi rupanya dia sudah siap dengan baju panjang muslimahnya, lengkap dengan jilbab lebar warna ungu…wow cantik nian gadis ini tidur putih setengah transparan sehingga lekuk tubuh dan tonjolan dadanya begitu jelas. ”Nis Om masih penasaran kamu mau ngasih hadiah spesial apa sih sama Om” aku bertanya sambil telentang ditempat tidur. ”Nanti ajadeh.. Om pasti bakal tau juga” Nisa merebahkan diri disamping kanan ku. Tiba tiba kami saling menghadap sehingga wajah kami hampir bersentuhan.
Aroma nafasnya menerpa hidungku dan bau mulutnya yang wangi membuat gelora hasratku terpancing. Bibir gadis berjilbab ini sangat mungil dan sensual. Kulingkarkan tangan kiriku ketubuhnya, dia diam dan malah memejamkan matanya. Pelan tapi pasti bibirku menyentuh bibir Nisa dengan lembut. Nisa seperti tersentak tiba tiba. Tubuhnya sedikit mengigil dan nafasnya jadi memburu. Kuhentikan gerakan bibirku persis diantara kedua bibir nya, ujung lidahku kudorong keluar sedikit demi sedikit dan bibir Ranum itu mulai kujilati dengan penuh perasaan. Aku sengaja mengontrol gerakan dan keinginan ku sedemikian rupa agar ia dapat merasakan suatu sensasi kelembutan yang membuai dan akan membuat dia terhanyut dalam kenikmatan. ”Tubuhnya bergetar dan posisi tidurnya tidak lagi menghadap aku tetapi bergerak telentang dalam dekapanku“. Aku segera mengecup kupingnya yg masih tertutup jilbab, sambil pelan2 tanganku menelusup ke balik jilbabnya..mencapai lehernya..mengecup kulit putih tepat leher jenjang itu. Ia mengerang ”Om. geli bulu ……” Ngak papa Nis… ” aku menjawab sambil terus mengerakkan bibir dan lidahku meluncur di lehernya yang jenjang. Leher mulus itu kujilat dengan lembut dan pelan, terus turun.. turun dan Ouh..baju muslimahnya tiba tiba terbuka dibagian dadanya, buah dada itu begitu ranum, kulitnya putih dan halus, disekitar putingnya berwarna coklat kemerahan, ditumbuhi bintik bintik putih halus melingkar memagari puting susunya yang kehitaman dan sudah berdiri tegak.
Sungguh satu pemandangan yang sangat indah melihat payudara gadis berjilbab dan baru pertama mengalami ransangan sexual. Bentuknya masih bulat dan padat mebuat aku tidak sanggup lagi menahan diri. Puting muda itu kuhisap dengan lembut dan tubuh ia kembali bergetar . ”Oooouhhhhh Om.. ngak tahan Om.” ”Ngak tahan apanya … Ngak tau Om. ngak tahan aja” Kalau Nisa ngerasa sesuatu ikutin aja” aku berkata sambil memutarkan jempol dan telunjukku keputing susunya. ”Om.. terus Om.” ”Iya Nis, tanganku makin jauh menelusup ke dalam BH di balik baju muslimahnya….semua pakaian Nisa kulucuti…jilbab lebar kulepaskan pelan2..baju muslimahnya pun aku lepaskan dengan sangat hati2…begitu juga aku..kubuka pakaianku.., kami sekarang telanjang lonjong eh ..bulat. Tubuh putih polos gadis berjilab sekarang terhidang pasrah dihadapanku. Sementara penisku sudah mulai teler mengeluarkan cairan putih bening pertanda siap tempur. Ia kembali kudekap dengan pelan, penisku kutempatkan persis ditengah belahan vagina ”Ouuuuuuuuuuuuh Om.. Nisa jadi basah Om..” ”Iya sayang .. Om Juga” Kugerakkan pinggulku turun naik penuh irama, pelan pelan penisku menyentuh klitoris Nisa.. ”A aaa duh Om..”
SUHU DOMINO |
Cengkraman tangan Nisa seperti mau merobek kulit punggungku. Dia mulai teransang dengan hebatnya, matanya sayu dan redup, bibirnya merekah setengah terbuka dan basah oleh hasrat kewanitaan yang minta dipuasi.
Sementara aku mulai merasakan cairan panas mengaliri batang penisku, itu adalah cairan vagina Nisa yang keluar bagaikan mata air pegunungan sukabumi, kental dan licin. Kedua tanganku mulai membelai payudara nya, kubelai-belai susu kenyal itu, dengan gerakan melingkar bawah keatas dan beraKhir diputingnya yang tegak berdiri. Aku menyadari ini belumlah saat yang tepat untuk melakukan penetrasi, gadis berjilbab ini harus diberi kenikmatan puncak senggama dengan cara lain, setelah nikmat klimaks itu dia cicipi buat pertama kali didalam hidupnya, barulah hal itu akan kulakukan. Pelan pelan kedua kaki Nisa kudorong kepinggir, sekarang vagina nya terbentang jelas dihadapan penisku. Bulunya sedikit kepirangan (ngak pernah disampoin kali) tepat diatas klitorisnya bulu tersebut membentuk lingkaran kecil seakan disiapkan buat tempat pendaratan lidahku. Aku sudah mau menjilat klitoris itu sambil menunduk tapi tiba tiba ”Om jangan dijilat ya Nisa pasti ngak tahan, kata teman teman kalau vagina dijilat, Nisa pasti langsung klimaks."
. oooouuuuuuh padahal Nisa masih kepingin lebih lama ngerasain seperti ini. ”Ku urungkan niat untuk menjilat vagina yang sudah terbuka lebar tersebut, Kulit diseputar vagina itu putih dan bersih, sementara ketika bibir vagina ku sibak dengan jariku, kelihatan warna merah membayang dipinggir bibir dan lubang vagina yang sekarang telah dipenuhi cairan putih bening nan wangi. Kakinya kuangkat lebih tinggi dan sedikit mengangkan sehingga bibir vagina Nisa betul betul terbuka menantang penisku. ”Nisa sayaang… kita peting aja dulu ya.” “Peting itu apa Om..” ”Nih . begini nih” Batang penisku kuletakkan persis ditengan tengah bibir vagina Nisa dan dengan gerakkan turun naik yang berirama penisku mulai menggosok bibir vagina dan klitoris nya. Aku merasakan tangan Nisa mulai menekan pinggulku agar batang penisku lebih erat menepel di vaginanya. Gerakkanku semakin cepat dan pingul Nisa mulai turun naik seirama tarian dangdut penisku. Lendir vagina Nisa semakin banyak membuat penisku dengan leluasa bergerak didekapan vaginanya. Akibat licin dan hangat, serta sensasi klitoris yang tersentuh oleh ujung penisku, aku mulai merasakan gerakan sperma menyeruak ingin menyemprot, kukendalikan diri agar airbah sperma ku jangan tumpah duluan sebelum Nisa dapat kupuaskan.
” Oooooooooooommmmmm Nisa ngerasa melayang, dan ooooouuuuuh ada yang mendesak dari bawah vaginaku. Ohhhh apa ini kok rasanya seperti ini. Ooooooooooooooommm ngak tahan..Om tolong gosokkan penisnya yang kencang…ooooooooooouhhhhhhhhhhh dia datang ouhhhhhhhhh.. Sebelum Nisa terkulai lemas karena klimaks pertamanya, akupun merasakan gerakan sperma yang tiba tiba kuat menekan dari sela sela kedua torpedoku, terus meniti batang, terus kebagian kepala dan ” oooooooooooooooooOOOOOOOOuuuu sekarang tepat diujung penis OOOuuhhhh ..
Nisaaaaaa..Ommmmmmmmmmmmmm lepassssssssssssssssssssssssayang. Spermaku muncrat menyirami pusar Nisa yang putih bersih, sperma itu begitu kental seperti ingus yang udah mingguan nginap dihidung, diam dan sama sekali tidak meleleh ke bawah, sekalipun dia dipinggir perut Nisa yang telah tertidur pulas. Jam 12 malam kami terbangun karena lapar, tetapi sebelum bangun tiba tiba aku menyentuh payudara Nisa. Akibatnya Ruar biaasa. Nisa langsung teransang dan mencium bibirku penuh semangat. Tak ada pilihan lain biarkan perut menunggu sebentar, toh yang bibawah perut juga kelaparan. Ciuman Nisa kusambut dengan hangat, pelan tapi pasti pergumulan kembali terulang, remas berbalas remas, kecup dibalas kecup, jilat dibayar jilat, dan itulah yang saat ini sedang aku lakukan.
Vagina nya kusibak dengan jariku, ujung lidahku menerobos dengan lembut menuju klitorisnya. Klitoris itu kuhisap bagaikan menghisap puncak es cream, lembut, pelan dan sedikit dijilat dengan ujung lidah. Dengan gerakan tiba tiba ia membalikkan tubuhku sehingga dia sekarang mengangkangi kepala ku dengan vaginanya dan mulutnya persis berada didepan penisku. Bibir yang lembut dan basah kurasakan menyentuh lubang kecil diujung penisku ”OOOuuhhh jilat terus sayang…… I yyyyyyy aaaaaaaaaa Om tapi Om jangan diam dong” Aku lupa dengan tugasku karena keasyikan dihisap Lidahku kembali beraksi, kali ini sedikit menerobos kedalam vagina karena posisi ku tepat dibawahnya.
Nisa menggelinjang hebat.. pahanya makin menjepit mukaku, tapi hisapan dan kulumannya dipenisku juga semakin kencang. Kupikir inilah saat nya keperawanan Nisa harus kuambil. Dengan klimaks yang dia rasakan ditambah dengan rangsangan yang saat ini dia alami, maka penetrasi pertama ku kedalam vagina kukira tidak akan membuat dia kesakitan. Posisi kurubah, sekarang Nisa telentang tepat dibawahku, kulihat bibirnya masih belepotan cairan bening penisku, dia mejilat sudut bibirnya dan cairan itupun bersih menghilang.
Kakinya telentang membuat posisi vaginanya jelas terbuka, pelan pelan kutempatkan ujung penisku dilubang vagina Nisa tetapi aku masih diam. Aku ingin dia merasakan sensasi dan getaran hangat dari ujung penisku. ”Oooooom ayo dong”, Nisa menyodorkan payudara kirinya untuk kuhisap ”Mmmmm . ” aku langsug menghisapnya, tubuh Nisa kembali bergetar hebat dan tanpa dia sadari, ujung runcing penisku pelan pelan telah membuka jalan masuk ke vaginanya. ”Ommmm .. perih” Nisa mendekapku ketika batang penisku telah hampir separuh jalan menuju singasananya. Dinding vagina Nisa yang masih perawan terasa menjepit dan menahan gerakan maju penisku, itu mungkin yang mambuat dia merasa sedikit perih. Kutarik penis ku dengan pelan, ujungnya kuarahkan ke klitorisnya.
Dengan gerakan mencongkel yang lembut ujung penisku beradu dengan klitorisnya. “oooouuuuuuuuOOOOOOOOOO!!!!!, Om aku angak tahan..” “Oh ouhhhh masuk semua ya Om..! rasanya sesak sekali.”
”Masih perih sayang ….” kataku berbisik dikupingnya
”Ngak papa OOOmmmm terus aja” ”Nih. OOOOM tusuk ya..” ”Iya OOOOOOOOOOOm ,.. yang dalam Ommmmmmmmm .” ”Iya.. Om udah masuk semua nih, Nisaaaa..Nisaaaa.. ???oh Nisaaa…. terima kasih ya … Sungguh nikmat sekali saya…..ng” ”Iya O…..m ini hadiah istimewa dari Nisa. “Ohhhhhhhhhh Om….. Nisa ngak tahan, terus Om, yang kencang Om…. Ohhh iya Ommmmmmmmm terus . kayak itu ..aja Ouhhhhhhhhh...Nisa pun akhir nya mencapai klimaks nya yang di iringi juga dengan klimaks ku. Ku cium dengan lembut bibir Nisa dan ku ucapkan terima kasih untuk kado spesialnya.
Tamat.
BACA JUGA !!!
6100game
SUHU DOMINO |
No comments:
Post a Comment