SUHU DOMINO |
6100game - Ini terjadi sekitar beberapa hari yang lalu, berawal dari aku memulai hubungan selingkuh dengan istri dari teman di kantorku. Sampai akhirnya dia memperkenalkan aku dengan teman nya yang memiliki suami kaya dimana dia promosi ke teman nya bahwa aku memiliki kontol yang besar dan teman nya itu ingin sekali bercinta rame-rame (gangbang).
Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Dodi, manajer IT perusahaanku dan Lisa, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lisa, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Dodi ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.
Aku dan Pak Dodi berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lisa sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
6100game
SUHU DOMINO |
“Hallo Pak Ronald. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.
“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.
“He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Sinta menggoda.
“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.
“Dari klien” kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Sinta tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Andi, suami Sinta, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Andi ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lisa bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kami pun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai juga lah aku di rumah Sinta. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Sinta sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
“Aih.. Pak Ronald kok lama sih” katanya.
“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.
“Bisa aja Pak Ronald..” jawab Sinta sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju “you can see” nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.
Kami pun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Sinta menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagaku pun langsung hilang, tetapi setelah melihat Sinta yang cantik, dahagaku yang lain pun muncul. Aku masih bernafsu melihat Sinta, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Ku cium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
“Pak.. Sinta ada hadiah nih untuk bapak”
“Apaan nih?” jawabku senang.
“Ini ada teman Sinta yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susi, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, mereka pun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Susi menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Ronald” kata Sinta sambil meraba-raba kemaluanku.
“Saya sih OK saja” jawabku riang.
“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Ronald jadi suamiku” kata Sinta sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Sinta kemudian meluncur menuju rumah Susi di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kami pun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Sinta pun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susi menyambut kami dengan ramah.
“Ini perkenalkan suami saya”
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Hartanto, seorang pengusaha properti yang sukses. Sinta pun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susi. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kami pun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Sinta pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Sinta berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
“Kenapa?” tanyaku.
“Habisnya Sinta nggak nafsu lihat Pak Hartanto itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Sinta. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Hartanto yang cantik sekali seperti boneka itu. Ku paksa saja Sinta untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kami pun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susi melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Hartanto mulai mengerayangi tubuh Sinta di sofa seberang. Sedangkan Sinta tampak ogah-ogahan melayaninya.
“Sebentar Pak.. Sinta mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Sinta ini. Sementara itu Susi minta ijin ke dapur sebentar. Aku pun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susi sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama aku pun merasa ingin buang air kecil, sehingga aku pun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
“Ampun non.. saya nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susi yang cantik itu.
“Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Susi.
“Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susi menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susi yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
“Dasar kamu.. Cerobohhh!!” Susi masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susi berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
“Ampun non.. Nggak akan lagi non..”
“Oh Pak Ronald..” kata Susi ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
“Sedang sibuk ya?” godaku.
“Iya nih sedang kasih pelajaran ke pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.
“Yuk kita kembali” lanjutnya.
Kami pun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Sinta masih menonton adegan di layar sementara Pak Hartanto mengelus-elus pahanya. Aku dan Susi pun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Susi pun menyambut penuh gairah.
Ku telusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dada nya yang membusung padat. Susi pun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian di sibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluanku pun mencuat keluar.
“Oh..my god.. Bener kata Sinta.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluanku pun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluanku pun mulai dihisap mulut Susi dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susi mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Ku elus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
6100game |
Sambil menikmati permainan oral Susi, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Sinta. Tampak Sinta mengocok kemaluan Pak Hartanto dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Hartanto saat dia mencapai orgasmenya. Sinta pun kemudian meninggalkan Pak Hartanto, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susi masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Hartanto sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Sinta pun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susi masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Sinta duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadaku pun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Hartanto tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Ku angkat baju Sinta dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susi masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susi kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Sinta. Susi kemudian menghampiriku dan kami pun berciuman kembali dengan bergairah.
“Ayo isap susu qu ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanan nya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susi pun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Dia pun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kami pun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Susi setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Sinta bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susi. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susi untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Sinta memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susi.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susi untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Sinta yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
SUHU DOMINO |
“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susi menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Hartanto rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Sinta dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Sinta pun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Hartanto bisa menikmati “istriku”.
Sementara itu, aku masih menggenjot Susi secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Hartanto tampak bernafsu sekali menyetubuhi Sinta dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Hartanto. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Sinta pun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susi dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Susi terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Hartanto, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susi dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susi. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
“Thanks Ronald.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
“No problem Susi.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.
Setelah itu, kami pun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kami pun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Sinta tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
“We’re in this love together..”
“Kenapa sih sayang?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
“Pokoknya Sinta nggak mau lagi deh” katanya.
“Habis Sinta nggak suka sama Pak Hartanto. Udah gitu main nya cepet banget. Sinta nanggung nih.”
Aku pun tertawa geli mendengarnya.
“Kok ketawa sih Pak Ronald.. Ayo.. Tolongin Sinta dong.. Sinta belum puas.. Tadi Sinta horny banget lihat bapak sama Susan make love” rengeknya.
“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.
“Ah.. Pak Ronald jahat..” kata Sinta merengut manja.
“Besok khan masih ada sayang” hiburku.
“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
“OK so pasti deh.. Bye”
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Sinta setelah dia disetubuhi Pak Hartanto tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Andi toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Ku kebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.
Tamat.
BACA JUGA !!!
6100game
6100game |
Cobain game seru ini kakak SUHU DOMINO
ReplyDelete