Suster cantik bak Mia Khalifa

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari, aku masih duduk di kelas 3 SMA pada saat itu dan dalam urusan asmara, khususnya "bercinta" aku sama sekali belum memiliki pengalaman berarti. Aku tidak tahu bagaimana memulai cerita ini, karena semuanya terjadi begitu saja. Tanpa kusadari, ini adalah awal dari semua pengalaman asmaraku sampai dengan saat ini.

Sebut saja nama wanita itu Dina, karena jujur saja aku juga tidak tahu siapa namanya. Dina adalah seorang suster rumah sakit dimana aku dirawat. Karena terjangkit gejala penyakit hepatitis, aku harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Selama itu juga Dina setiap saat selalu melayani dan merawatku dengan baik. Orang tuaku terlalu sibuk dengan usaha pertokoan keluarga kami, sehingga selama dirumah sakit, aku lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas kebetulan teman-temanku datang membesukku saja.

Yang kuingat, hari itu aku sudah mulai merasa agak baikkan. Aku mulai dapat duduk dari tempat tidur dan berdiri dari tempat tidur sendiri. Padahal sebelumnya, jangankan untuk berdiri, untuk membalikkan tubuh pada saat tidur aja rasanya sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa agak panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku ber AC, dan cukup luas untuk diriku seorang diri. Namun, aku benar-benar merasa pengap dan sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, aku memang sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum, dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai demamku benar-benar turun.

SUHU DOMINO

6100game

Akhirnya aku menekan bel yang berada disamping tempat tidurku untuk memanggil suster. Tidak lama kemudian, suster Dina yang kuanggap paling cantik dan paling baik dimataku itu masuk ke kamarku.

"Ada apa Dik?" tanyanya ramah sambil tersenyum, manis sekali.

Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu tubuhku membuat aku dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat montok dan menggiurkan.

"Eh, ini sus. Aku merasa tubuhku lengket semua, mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama aku tidak mandi. Jadi aku mau tanya, apakah aku sudah boleh mandi hari ini sus?", tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.

Aku memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 4-5 tahun dari usiaku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang India kalau dilihat sekilas.

"Oh, begitu. Tapi aku tidak berani kasih jawabannya sekarang Dik. Aku musti tanya dulu sama Pak dokter apa adik sudah boleh dimandiin apa belum", jelasnya ramah.

Mendengar kalimatnya untuk "memandikan", aku merasa darahku seolah berdesir ke atas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar suster Dina mau memandikan dan menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar aku terbengong sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yang tipis itu.

"Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi".

Suster Dina ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Aku cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah tubuhku dengan selimut.

"Ngga kok sus, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem kok", elakku sambil melihat senyumannya yang semakin manis itu.

"Hmm, kalau memang kamu merasa gerah karena badan terasa lengket aku bisa mandiin kamu, kan itu sudah kewajiban aku kerja disini. Tapi aku bener-bener ngga berani kalau Pak dokter belum mengijinkannya", lanjut suster Dina lagi seolah memancing gairahku.

"Ngga apa-apa kok sus, aku tahu suster ngga boleh sembarangan ambil keputusan " jawabku serius, aku tidak mau terlihat "nakal" dihadapan suster cantik ini. Lagi pula aku belum pengalaman dalam soal memikat wanita.

Suster Dina masih tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja disamping tempat tidurku.

"Dik, aku bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa lengket", lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak.

Aku tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Aku tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Suster Dina kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang aku dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.

Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama aku tidak membayangkan hal-hal tentang seks, ataupun melakukan onani sebagaimana biasanya aku lakukan dirumah dalam keadaan sehat. Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yang dalam keadaan telungkup. Rasanya ingin kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak mungkin kulakukan karena ada suster Dina saat ini. Fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.

Beberapa saat kemudian suster Dina menyuruhku membalikkan badan. Aku merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali melihat kontolku yang ereksi.

"Iya sus..", jawabku sambil berusaha menenangkan diri, aku pun membalikkan tubuhku.

Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku, rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan memejamkan mata.

Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Aku benar-benar terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku.

"Ahh, geli dan enak banget", pikirku.

"Wah, kok jadi keras ya? he he he", aku kaget mendengar ucapannya ini.

"Ini loh, putingnya jadi keras.. kamu terangsang ya?"

Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, aku benar-benar terangsang. Kontolku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi aku tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap dia tidak melihat kearah kontolku. aku cuma tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata suster Dina semakin berani, dia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan sesekali dicubitnya putingku.

"Ahh, geli sus. Jangan digituin", kataku menahan malu.

"Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau putingnya dimainkan gini", lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.

Aku benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu sisi aku ingin terus di "kerjain" oleh suster Dina, satu sisi aku merasa malu dan takut ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba masuk.

"Adik sudah punya pacar?", tanya suster Dina kepadaku.

"Belum sus", jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.

"Adik pernah main sama cewek ngga?", tanyanya lagi.

"Belum sus" jawabku lagi.

"hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih", lanjutnya centil.

6100game

Aduh pikirku, betapa bodohnya aku bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya "main" apaan yang aku pikirkan barusan. Pasti dia berpikir aku benar-benar "nakal" pikirku saat itu.

"Pantes deh, adik dari tadi suster perhatiin ngaceng terus, Adik mau main-main sama suster ya?

Wow, nafsuku langsung bergolak. Aku cuma terbengong-bengong. Belum sempat aku menjawab, suster Dina sudah memulai aksinya. Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya.

"Ahh, geli sus", rintihku keenakan.

Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku. Awalnya aku cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat aku mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali aku mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat aku mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri.

"Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat", katanya.

Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.

Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai aku telanjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga aku sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam. Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu. Aku belum pernah berciuman dengan wanita, namun suster Dina benar-benar pintar membimbingku. Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya.

"Yes, enak.. ouh geli dik, ah.. kamu pinter banget sih", desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.

Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Aku pun melepas kuluman ku di putingnya, kini ku duduk diatas closet sambil membiarkan suster Dina memainkan kontolku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua tangannya.

"Ahh, enak banget sus.. asik.. ahh.. ahh..", desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.

Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.

Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara aku sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit becek, padahal aku cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki.

"Yes.. ah.. nakal banget kamu.. em, em, eh.. enak banget", desahnya keras.

Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga aku tidak khawatir didengar orang. Aku juga membalas desahannya dengan keras juga.

"Sus sedotin kontol aku dong.. please.. aku kepingin banget", pintaku.

Suster Dina mengarahkan kontol ku kearah mulutnya, sampai tiba-tiba aku tersadar..

Hahhh aku terbangunnn dengan nafas yang ngos-ngosan..ternyata sewaktu di lumuri bedak aku tertidur..

TAMAT..


BACA JUGA !!!

6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

1 comment:

  1. Ceritanya seru kakak !!!

    Nah bagi kalian yang mau menambah pengetahuan dan ingin tahu informasi yang menarik

    Silahkan kunjungi blog aku di INFO UNIK

    Ada juga game online terbaru yang seru
    di SUHU DOMINO

    Terima kasih !!!

    ReplyDelete

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...