Aku, Kamu, dan Dia

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100game - Nama saya Dita. Menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1988, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Vena, Anggi dan Mia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Vena. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vena di Pondok Indah. Rumah Vena besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vena, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Vena, dengan cueknya Vena, Anggi dan Mia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapih bahkan Vena mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Mia berteriak ke arah saya..

"Gile, jembut Dita lebat banget"

Kontan Vena dan Anggi menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Dita, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Anggi.
"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.
"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vena.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vena. Anggi dan Mia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vena menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vena masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Dita. Abisin aja" kata Vena.
"Nggak berani, takut lecet" jawabku.
"Sini gue bantuin" kata Vena.

SUHU DOMINO

6100game

Vena lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vena membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Vena menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vena menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam waktu 5 menit, Vena telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vena.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Vena lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Dita, elo masih perawan ya?" kata Vena.
"Iya, kok tau?"
"Vagina elo rapat banget" kata Vena.

Sekali-kali jari Vena membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vena melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.

"Ooh, Vena, geli ah"

Vena nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vena dan Vena menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.

"Memek kamu wangi"
"Jangan Vena" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Vena menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Vena di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vena mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vena berikutnya.

Dengan lembut tangan Vena membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vena. Inikah yang namanya seks? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Vena mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Mia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vena tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang.

Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Vena. Oiya, orang tua Vena sedang keluar negeri sedangkan kakak Vena lagi keluar kota karenanya rumah Vena kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vena membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Anggi dan Mia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vena juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Hari anak kelas I-6" kata Mia.
"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Axcel. Kayaknya kontolnya gede deh" kata Anggy.
"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Enji. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vena, gue kan tau Enji cowok elo" kata saya sambil tersenyum.
"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Anggy dan Mia juga horny" kata Vena. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vena menarik tangan saya.

"Eh Dita, beneran nih elo sering mikirin Enji?"
"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.
"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vena.
"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vena kembali bertanya.
"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.
"Dengan Enji. Semalam gue cerita ke dia dan dia mau aja ML dengan kamu"
"Ah gila loe Vena" jawab saya.
"Mau enggak?" desak Vena.
"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.
"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vena.
"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.
"Mau sekarang di rumahku?" kata Vena.
"Boleh"

Saya naik mobil Vena dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vena dan Enji muncul dari balkon kamar Vena. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dita" kata Enji sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Enji memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Enji sendiri tinggi dan tegap. Enji masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vena bagaikan germo.

Enji lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Enji dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Vena dan saya melihat Vena sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Enji mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C.

Saya membuka BH-ku sehingga Enji dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Enji di selangkanganku. Enji lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur.

Enji membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Enji yang besar. Selama ini saya membayangkan kontol Enji dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Enji yang berdiri tegak di depan mukaku. Enji menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu.

6100game

Saya merasakan tangan Enji kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Enji dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Saya melirik ke Vena dan Vena ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Enji lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vena bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vena kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vena di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Enji yang sedang menyetubuhi Vena dalam posisi doggy style sedangkan Vena sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Enji yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Vena. Gairah wajah Enji membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vena menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Enji ke tubuh Vena. Tidak berapa lama, Enji menjerit dengan keras sedangkan Vena tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Enji dikeluarkan dari vagina Vena. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Enji terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Enji dengan mata liar mendorong Vena ke samping lalu ia menghampiri diriku. Enji mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Enji masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Enji yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vena meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.

"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Enji mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Enji terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Enji yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Enji sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Enji menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.
"Jangan galak-galak dong, takut nih Dita" kata Vena sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vena berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Vena menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Enji yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vena membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vena yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Enji mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Enji mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Vena langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Enji.

Saya melihat Enji meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Vena. Saya melihat kontol Enji yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Enji tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Enji memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Enji menyuruh Vena berbaring ditepi tempat tidur lalu Enji kembali ngentot dengan Vena dalam posisi missionary. Vena memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vena. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Vena.

Saya menindih tubuh Vena tetapi karena kaki Vena sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vena. Saya langsung mencium Vena dan Vena melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Enji menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Enji tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Vena menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Enji kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Vena tetapi Vena memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Enji kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Vena tidak bisa menolak menerima kontol Enji.

Enji kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Enji dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Enji keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vena terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Enji ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Enji memenuhi vaginaku dan Enji berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vena dengan keras menikmati sensual dalam diriku.

Enji lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vena menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Enji sedangkan Vena disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vena.

Tamat.



BACA JUGA !!!



6100game

SUHU DOMINO

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...