Ngintip Sampe Crott ahhhhh..

Posted by SP on

SUHU DOMINO

6100GAME - Tak sengaja aku bertemu dengan sosok gadis cantik. Dia adalah saudara sepupu dari tetanggaku. Namanya Winda Lestari, atau biasa di panggil Winda. Setiap pagi dan sore dia selalu menyapu di halaman rumahnya yang kebetulan tepat di depan rumahku. Aku sangat "kesemsem" dengan penampilannya yang sangat luwes, sensual dan seksi. Mungkin usianya sekitar 20 tahunan. Aku sangat senang memperhatikan saat dia menyapu dan menyiram tanaman hiasnya. Gerakannya menunduk, membungkuk, mendorong sapu, mengumpulkan sampah ke pengki, nungging untuk mengambil dedaunan yang tak kena sapu, merapikan dan menyiram tanaman dan seterusnya.

Saat dia membungkuk aku selalu membayangkan bokongnya yang sangat menggetarkan hati ini. Aku pingin banget menciuminya, pasti bokong kayak gitu nikmat banget untuk membenamkan muka ku de dalamnya. Aku juga perhatiin punggungnya yang sedikit bongkok udang. Punggungnya itu menyimpan kenikmatan untuk bibir dan lidahku. Aku bisa menjilati atau mengecupi dengan sepenuh birahiku. Lidah dan bibirku itu akan melata dan merambah pori-pori kulit punggungmya dan merembet kesamping kanan atau kirinya kemudian sedikit kebawah menuju keteknya yang sungguh membuat aku blingsatan saat dia mengangkat sapu dan pengkinya untuk membuang sampah ke dalam tong. Oh, Winda.., kenapa kamu mempesonaku? Akankah kau biarkan aku menikmati indah tubuh mu dari kejauhan saja? Dan jawabannya adalah, ya!

Aku tinggal di lingkungan yang cukup ber-etika, moral dan budaya (di baca: lingkungan orang kaya). Tak mudah aku berlaku sembarangan, apalagi untuk hal-hal yang berbau seronok atau mesum. Hal macam itu sangat terasa tabu dan gak bermoral. Kalau sampai terjadi pasti aku akan terbuang dari lingkungan se-umur-umurku. Baik dari lingkungan tetangga se-RT bahkan bisa se-RW, juga di dalam lingkungan rumahku sendiri yang isinya komplit, ada istri, ada anak, ada ipar yang masih kuliah disamping itu juga ada yang paling ngeselin, ibu mertua ku. Oleh karenanya, aku putuskan sendiri buat ngejauhin tingkah laku mesumku. Kalau toh terpaksa, ambil aja sarung, duduk melipat kaki di teras trus sarungan deh dari bahu hingga mata kaki. Sarungan kayak gitu udah biasa bagi orang di sana. Tangan kanan pegang koran atau majalah, tangan kiri mengelus-elus, mijit-mijit atau ngocok-ngocok kontol ku sendiri. Jangan lupa pakai kacamata hitam biar aku bisa menikmati tubuh indah Winda lebih seksama di pagi atau sore hari saat dia menyapu halaman rumahnya.

Kembangkan daya khayal dan imajinasi, tetapi tetap waspada jangan sampai ada orang tau, bisa jadi ibu mertua ku yang ngesalin itu juga diam-diam merhatiin tingkahku itu, karena keheranan kenapa menantu gak berguna nya koq selalu sarungan setiap pagi dan sore. Hehehe.. Begitulah yang bisa kulakukan untuk memuaskan nafsuku. Aku menjadi semakin kreatif karena hampir setiap hari aku mengembangkan daya khayal dan semakin banyak ilmu karena koran atau bacaan apa saja tak pernah kulewatkan setiap pagi dan sore. Tidak jarang berita, iklan atau rubrik yang sama kubaca hingga 4 atau 5 kali. Tetapi lama kelamaan aku merasa statis, begitu-begitu saja setiap hari. Tak ada lagi kejutan atau sensasi yang bisa mendongkrak nafsuku untuk meraih kualitas kenikmatan birahi yang lebih tinggi lagi. Aku ingat pada saat aku menemukan ide sarungan dulu, aku bisa meraih orgasmeku hingga kontolku mau menumpahkan sperma sampe bergalon-galon rasanya. Waktu itu sarungku selalu basah dan lengket sesudahnya, dan oleh karenanya aku harus sering menjatuhkan sarungku ke lantai basah saat mandi untuk bisa beralasan mengucek-ucek dengan detergen saat menghilangkan cairan sperma ku itu.

SUHU DOMINO


Tetapi kan tidak mungkin setiap kali sarungku jatuh, apa kata mertuaku nanti?. Aku perlu melakukan inovasi untuk menghadirkan kembali sensasi seksual dalam hal ber-onani sambil mengkhayal ngentotin Winda dengan segala perabot tubuhnya yang demikian sensual dan membuat aku semakin mabok setengah hidup itu. Ternyata setiap bentuk inovasi itu selalu ada kandungan penyimpangannya. Ya, inovasi berarti menyimpang. Menyimpang dari rutinitas, menyimpang dari kebiasaan, menyimpang dari adat, etika dan moral dan harus juga berani nyerempet-rempet bahaya. Artinya yang tadinya mutlak tabu, dengan inovasi itu aku bisa tawar menawar dengan tabu itu. Kalau tadinya sama sekali jangan, sekarang sedikit boleh. Tentu saja dengan catatan-catatan agar yang tadinya tak legal menjadi legal. Pokoknya disiasatilah. Dan akhirnya sesudah aku mengerahkan segala dayaku datanglah disain inovasi itu. Ini benar-benar akan menjadi terobosan tingkah lakuku dalam mengejar syahwat.

Aku akan tetap berkaca mata hitam dengan tangan kanan membawa koran, tetap duduk di beranda sambil melipat kaki dengan sarung yang dikerudungkan dari bahu hingga ke mata kaki. Tangan kiriku tetap mengelus, memijit-mijit dan ngocoki kontolku dan inovasiku yang sekarang terletak pada sarungku itu. Aku akan menciptakan lorong sarung, begitulah sebutannya yang paling tepat. Lorong sarung itu akan tercipta apabila aku sedikit melonggarkan ikatan sarungku yang semula menutup mata kaki kini kuangkat naik hingga dekat ke lututku. Atau kalau kurang berhasil aku akan melonggarkan selonggar-longgarnya ikatan sarung lebih tinggi lagi, hingga selangkanganku akan luas terbuka. Aku ingin dari tempat biasa si Winda nyapu bisa memandang lorong sarungku hingga melihat kontolku. Aku akan terus bergaya membaca koran, seakan-akan aku tidak melihat bahwa dia sedang menyapu sambil ngeliatin kontolku dari dalam lorong sarung itu.

Aku akan dengan mudah mengintip tingkahnya dari celah lembaran koranku. Aku akan menikmati bagaimana serba salahnya si Winda yang birahi nya menyala menjadi gelisah saat ngeliat kontolku ini. Aku akan memperdengarkan tarikan kursiku, atau bersiul pelan atau apalah nanti untuk menarik perhatian agar Winda mau menengok ke tempat aku duduk ini. Sore itu, sekitar jam 4, seperti biasa Winda keluar dari rumahnya lengkap dengan selang air, sapu lidi dan pengkinya. Hari ini rupanya dia juga menyirami tanaman, kulihat dia mulai dengan mengatur-atur tanaman hiasnya, membersihkan dedaunan yang tua sebelum menyemprotkan air yang dia ambil melalui selang dari kran air yang terpasang di depan rumahnya. Aku langsung pasang aksi. Membetulkan dudukku, sarungan dari bahu hingga ke lututku, kemudian kuambil koran dari meja. Aku bergaya membaca, sementara mataku mencari di mana si Winda. Ah, itu dia. Si Winda masih asyik merapikan tanaman hiasnya. Woohh, dia akan melihat kontolku dari balik dedaunan tanamannya.

Aku menarik meja hingga mengeluarkan suara derit kakinya yang beradu dengan lantai. Haah, aku berhasil. Winda mengarahkan matanya pada ku. Pasti dia melihatku walaupun tadi kulihat baru sepintas. Dan benar, setelah beberapa saat kutunggu Winda bergeser ke dedaunan yang lebih rimbun dengan wajahnya yang menghadap ke arahku. Aku terus pura-pura membaca dan tanganku mulai mengelus-elus jagoku yang berada di lorong sarungku ini. Ah, benar, dia menyaksikan semua ulahku. kontolku spontan ngaceng banget sampe ngetrilll. Inilah inovasi yang bisa memberikan sensasi syahwat padaku. Kini aku gemetar merinding. Aku merasakan betapa nikmatnya memperlihatkan ulah jorokku pada si Winda ini. Aku yakin pada saat yang sama jantung Winda berdegup kencang, dan naluri birahinya terusik. Dari balik dedaunan mungkin sekali dia kegatalan trus meraba puting susunya. Kalau si Winda begitu lama berada di balik dedaunan itu aku semakin yakin bahwa dia benar-benar sedang terperangkap keasyikan syahwatnya. Kulihat dia bergeser ke kanan atau kekiri untuk menampakkan bahwa dia sedang bekerja. Tetapi sama sekali dia tak melepaskan arah pandangannya ke aku. Duh nikmatnya elusan tanganku. Jari-jariku mijit-mijit batang maupun kepala kontolku. Aku setengah merem melek karna ke enakkan. Darah birahiku mulai loncat ke-ubun-ubun. Khayalanku terbang ke awan-awan kemudian turun di halaman depan rumah untuk menyambangi Winda yang sedang menyapu.

Dia diam saja saat dengan khayalku memperosotkan celana dalamnya dan aku menciumi pantatnya. Dia membungkuk untuk memberikan kesempatan padaku meraih jilatan pada lubang bo'ol nya. Kocokkan tanganku semakin cepat. Aku juga menjilati selangkangan dan memek Winda. Ku hirup aroma pesing kencingnya dari bibir-bibir memek nya. Kutusukkan lidahku untuk menari-nari di lubang memek nya. Ku elus dan ku pijit terus kontolku. Spermaku akan muncrat nih.. Aku melototkan mataku ke arah Winda untuk menghayati sedalam-dalamnya khayalanku. Ahhhkkk.. Nikmat banget. Dan.. Windaa.. Windaaa.. Windaaaaaa.. Windaaaaaaaaaaaa.. Ahhkkkkkk.., akhirnya crot.. crot.. crot.. Kali ini tidak membasahi sarungku. Spermaku langsung loncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi. Jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku, dan menetes di lantai teras dan pot kecil di rumahku. Aku menarik nafas panjang. Ploonng.. Legaa.. Aku melihat Winda salah tingkah. Sejak tadi dia belum beranjak dari rimbunan dedaunan tanaman hiasnya. Biar dia gak gelisah, aku berdiri meninggalkan bangkuku. Aku masuk ke rumah. Aku mengambil kopi panasku yang telah disediakan istriku. Dengan kue dan kopi di tangan aku kembali ke beranda. Kini acaranya tidak lagi sarungan. Hanya ngopi sambil baca dan sesekali menyaksikan si Winda yang pasti masih penasaran.

6100game

Aku akan buat dia tetap penasaran hingga besok sore saat dia kembali nyapu dan menyiram tanaman. Aku perhatikan kini dia menyapu tanpa konsentrasi, sebentar-sebentar menengok atau melirik ke arah aku duduk. Hi.. Hi.. Benar, khan. Kali ini aku ngintip dari jendela. Ah, kasihan si Winda. Kulihat dia mondar mandir sebelum waktunya untuk nyapu, sepertinya dia men-cek tempat aku biasa duduk. Kali ini 'kecempatan' ada di tanganku. Aku akan keluar agak lambat dari waktu biasanya. Aku akan keluar nanti saat dia menyapu hampir selesai. Sementara biar aku ngintip dulu dari jendelaku. Betapa Winda ini memang sangat sensual. Dalam pakaian macam apapun. Juga dalam setiap geraknya, entah jongkok, berdiri, saat menyapu, saat membetulkan ikatan rambutnya sehingga ketiaknya nampak terbuka, entah sedang membungkuk untuk mengambil sapu. Uhhkkkk, sungguh mempesona. Aku tak tahan lagi. kontolku kembali tegang mengeras. Ah, sebaiknya aku mulai duduk saja di teras.

Dengan sarungku aku duduk di bangku teras rumahku. Kuangkat melipat kakiku ke bangku dengan tepian sarungku berhenti pada lutut sehingga terbitlah lorong sarungku. Pahaku nampak terbuka dan mata Winda pasti akan langsung menatap kontol di genggaman tanganku yang sibuk mengelusi atau mijit-mijitin dan kemudian akan mengocok-ngocoknya saat nafsu birahiku semakin meninggi dan memuncak. Duh, Windaaaa.., kenapa kamu yang secantik ini hanya menyapu halaman rumahmu? Bukankan lebih baik kalau kamu duduk di pangkuanku? Bukankah aku bisa memberikan kesenangan padamu dengan membelai tetek mu yang indah itu? Dengan menciumi bokongmu yang sangat sensual itu? Dengan menjilati ketek mu yang.. Pasti sangat harum itu? (hehehe gak tau sih kalo harum apa gak) Aaaaaahhh, Windaaa.., Windaaaaaaaa.. sini sayangggg. Biar kulepas celana dalammu. Biar kukecup dan jilati pahamu. Biar kuciumi memek indahmu. Biar kuceboki dengan lidahku saat engkau usai melepas air kencingmu. Sini, Windaa.. Mas-mu ini sangat rindu kamu.. Mataku melototi Winda yang menjadi salah tingkah. Kadang jongkok, kadang berdiri, kadang bergeser ke rerimbunan dedaunan tanaman hiasnya. Daann.., ah, itu kan Bu Dini istri Pak Jaka tetangga sebelah kanan rumah Winda. Dia juga menyapu halaman rumahnya.

Ternyata Bu Dini juga sangat cantik ketika sedang menyapu. Dan lhoo.., ituu.. Dik Asih, adik ipar Pak Fredi, tetangga sebelah kiri rumah Winda. Dia juga menyapu halamannya. Duhh.. Bodinya montok banget. Uhh.. kontolku menjadi sangat gatal. Aku sebaiknya memijat-pijat lebih keras dan mengocok lebih cepat.. Kini aku mulai menciumi Dini yang isteri Pak Joko. Aku ingat betapa ketiaknya penuh bulu. Ketiak wanita seusia Bu Dini yang 28 tahun itu pasti sangat harum baunya. Dan ketika kocokkan kontol ku semakin cepat, ciuman dan jilatanku berpindah ke Dik Asih yang sangat montok itu. Kujelajahi susu dan pentilnya. Aku merambah perutnya dan cepat turun ke  memeknya. Duh.. 'lebat'-nya rambut kemaluan Dik Asih. Aku cepat benamkan wajahku ke hutan rimba indah itu. Kuhirup udara penuh aroma syahwat di dalamnya. Lho, lho, lhoo.. Kenapa para perempuan kanan kiri rumah Winda kini pada keluar menyapu bersama? Itu ada Bu Tania, ada jeng Titik, Bu Heni, bu.. Dik.. Jeng.. Mbakyuu.. Siapa lagi ituu.. Dan kocokkanku kini mendekati puncaknya. Spermaku rasanya telah merambati batang penisku dan aahh.. wadddduhhhhhhh.. Aku tak mampu menahannya lagi.. Spermaku kembali muncrat meloncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi. Seperti kemarin, jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku, netes di lantai teras dan pot kecil di rumahku.

Kali ini cairan kental bening keputihan yang keluar kontolku ini rasanya tak habis-habisnya. Berkali-kali semprotan penisku meloncati kakiku hingga aku jatuh terseok ke bangkuku. Dan dari balik mataku yang masih setengah merem melek menanggung kenikmatan birahiku kulihat sama-samar Winda, jeng Titik, Bu Heni, Dik Asih, Bu Tania, Bu Dini. Mereka pada berhenti menyapu halaman rumahnya. Mereka menahan air liurnya sambil menapatap ke arah sarungku. Duhh.. Aku jadi tersadar. Rupanya mereka ramai-ramai menonton ulahku. Mereka telah ber-konspirasi untuk menonton tingkah mesum-ku. Dan samar-samar kudengar mereka tertawa cekikikan saat dengan rasa malu yang amat sangat aku berlari kecil masuk ke rumah. Sejak itu aku sering dengar, saat ibu-ibu pada nge-gosip dan kebetulan aku lewat di depannya, ada saja bisik-bisik, "Ssstt.. Itu "sarung burung" lewat..". Kemudian terdengar ketawa mereka yang cekikikan. Aku jadi obyek kelakar mereka. Aku benar-benar telah kehilangan 'muka' di wilayah RT dan RW-ku.

TAMAT.

6100game


Previous
« Prev Post

1 comment:

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...