Pijat Orgasme

Posted by SP on


Sebagai seorang wanita kalau badan pegal harus susah payah cari mbok pemijat yang belum tentu ada di setiap tempat, apa lagi di kota ini.

Biasanya kalau badanku terasa pegal-pegal, kuminta bantuan adikku untuk memijatnya. Kadang kami bergantian saling pijat. Tetapi hari ini rumahku sedang kosong. Adikku masih kuliah sedangkan orang tuaku belum pulang dari tugas rutinnya mencari nafkah.

Hari ini aku agak sedikit kurang enak badan. Terasa sekali badanku pegal-pegal, namun di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Kucoba bertanya kepada tetangga kanan kiri barangkali ada yang tahu kalau-kalau ada tetangga sekitar yang bisa memijat. Sebenarnya aku tahu bahwa di ujung gang sana ada seorang tukang pijat yang terkenal di sekitar rumahku, tapi laki-laki, namanya Pak Dul. Tidak bisa kubayangkan kalau tubuh molekku ini bakal dipijat oleh seorang tukang pijat laki-laki, bisa-bisa yang dipijat nanti hanya di daerah-daerah tertentu saja.

Akhirnya aku dapatkan juga seorang tukang pijat wanita. Namanya Mbak Jum yang rumahnya juga tidak begitu jauh dari rumahku. Kucoba untuk mendatangi rumah Mbak Jum yang jaraknya hanya sekitar dua ratus meter dari rumahku. Kebetulan Mbak Jum ada di rumah dan bersedia datang ke rumah untuk memijatku. Setelah berganti pakaian dan membawa sedikit perlengkapannya, Mbak Jum mengikutiku pulang.

6100Game


Mbak Jum usianya masih relatif muda, hanya sedikit lebih tua dariku. Perkiraanku Mbak Jum saat ini berusia sekitar 31 tahun. Namun di usianya yang relatif masih muda itu Mbak Jum sudah menjanda. Ia hidup bersama ibunya, satu-satunya orang tuanya yang masih tersisa.

Mbak Jum sudah 6 tahun bercerai dengan suaminya yang telah kawin lagi dengan wanita lain karena perkawinannya dengan Mbak Jum tidak dikaruniai anak. Cerita tentang Mbak Jum ini kuperoleh dari Mbak Jum sendiri saat memijat tubuhku. Sambil memijat Mbak Jum bercerita tentang kehidupannya padaku.

Walau tinggal di Kota, Mbak Jum tetap seperti layaknya orang Desa, pengalamannya masih sedikit sekali soal dunia modern, namun untuk urusan sex sepertinya Mbak Jum punya cerita tersendiri.

Sesampai di rumahku, Mbak Jum kuajak langsung masuk ke kamarku yang sejuk ber-AC. Suhu udara di luar sana bukan main panasnya, beberapa bulan terakhir ini kota memang sedang dilanda cuaca panas yang luar biasa, konon panasnya mencapai 37 derajat celcius.

Kubuka kancing baju dan kutanggalkan hingga bagian atas tubuhku yang mulus terpampang dengan jelas sekali. Payudaraku tampak segar dan bulat dengan ujung puting susuku yang bersih berwarna merah muda sedikit kecoklatan. Rok miniku juga kutanggalkan.

Kini tubuhku sudah hampir telanjang bulat, hanya tersisa celana dalam yang kukenakan. Mata Mbak Jum tampak terkagum-kagum pada bentuk tubuhku yang ramping dan sexy, terlebih saat melihat bentuk celana dalam-ku yang mini itu. Aku saat itu memakai G String berenda yang ukuran rendanya tak lebih dari seukuran satu jari melingkari pinggangku, selebihnya sepotong renda yang tersambung di belakang pinggangku, turun ke bawah melewati belahan pantatku, melingkari selangkanganku hingga ke depan. Tepat di bagian vaginaku, terdapat secarik kain berbentuk hati kecil yang keberadaannya hanya mampu menutupi bagian depan liang vaginaku.

Lalu aku tengkurap di tempat tidur dengan hanya memakai celana dalam. Mbak Jum mulai memijat telapak kaki, mata kaki, betis, naik lagi ke pahaku. Awalnya aku biasa-biasa saja, pijatan tangannya juga terasa pas menurutku, tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras yang dapat menyebabkan terasa lebih sakit setelah dipijat. Menurutku, cara memijat Mbak Jum cukup baik. Setelah memijat kaki kanan, kini Mbak Jum berpindah memijat kaki kiriku, urutannya seperti tadi. Kini giliran pahaku bagian atas yang dipijat juga kedua belahan pantatku.

"Mbak! celana dalam-nya kok modelnya lucu ya?" tanya Mbak jum lugu mengomentari bentuk celana dalam-ku.

"Emangnya kenapa Mbak Jum?" tanyaku padanya.

"Oh enggak Mbak! Kalau dipakai kok seperti tidak pakai celana dalam aja ya? Bokong (pantat) Mbak tetap kelihatan, dan bagian depannya, jembut (bulu kemaluan) Mbak juga kelihatan, Hii.. Hii.. Hii..! Kalau aku sih tidak berani pakai celana dalam yang model begitu", oceh Mbak Jum masih mengomentari bentuk celana dalam yang kupakai saat itu.

Sambil mengngoceh dan bercerita, tangan Mbak Jum tetap memijat pahaku. Yang kini dapat giliran adalah pahaku bagian atas, tepatnya di daerah pangkal paha dan belahan pantatku. Aku sengaja tidak menjawab ocehannya karena aku ingin menikmati pijatannya. Sambil sedikit tiduran, mataku kupejamkan saat dipijat Mbak Jum.

Letak kedua kakiku dibentangkan terpisah agak lebar sehingga posisi pahaku terbuka. Mbak Jum memijat bagian dalam pahaku yang bagian atas dekat selangkanganku hingga aku merasakan sedikit geli, tapi enak sekali. Selain pegalku di bagian kaki dan paha mulai sedikit berkurang, aku juga mulai merasa terangsang, apa lagi saat jari-jari Mbak Jum memijat bagian pangkal pahaku. Jarinya sempat menyentuh gundukan vaginaku hingga rasanya ujung celana dalam-ku mulai lembab. Untungnya Mbak Jum sudah mulai pindah posisi memijat punggungku, naik ke leher dan berakhir di kepalaku.

Selesai memijat bagian belakang tubuhku, Mbak Jum mengambil body lotion dan dioleskannya ke kaki dan pahaku. Rasanya sedikit dingin saat mengenai kulitku. Kalau tadi memijat, kini Mbak Jum ganti mengurut tubuhku mulai dari telapak kaki, betis hingga pahaku. Kembali saat mulai mengurut pahaku bagian atas aku merasa geli, terlebih saat paha bagian dalamku yang diurut olehnya.

"Mbak! celana dalam-nya dilepas aja ya, toh percuma pakai celana dalam cuma sepotong begitu, lagian kita kan sama-sama wanita dan tidak ada orang lain di kamar ini, soalnya nanti kena hand body nyucinya susah", pinta Mbak Jum padaku.


Tanpa menjawab, kumiringkan sedikit tubuhku sambil sedikit membungkuk. Kubuka celana dalam-ku dan kulepas dengan bantuan ujung kakiku. Kini aku telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhku. Posisiku kembali tengkurap menunggu tangan Mbak Jum kembali mengurut tubuhku.

Mbak Jum kembali ke tugasnya mengurut bagian bawah tubuhku yang sudah dilumuri body lotion tadi. Jarinya kembali bersarang di pangkal pahaku bagian dalam, sambil sekali-sekali mengurut kedua gundukan pantatku. Aku tidak hanya merasakan pegalku mulai berkurang, namun aku juga merasakan seperti ada suatu rangsangan tersendiri menyerang tubuhku bagian bawah.

Mulutku menggigit bantal yang kupakai untuk menopang daguku saat tengkurap karena menahan rasa geli di selangkanganku, manakala jari tangan Mbak Jum menyentuh bibir vaginaku. Terkadang sentuhannya masuk lebih dalam lagi hingga menyentuh celah belahan bibir vaginaku.

Terus terang liang vaginaku mulai basah, cairan bening tak terbendung mulai membasahi liang dan dinding dalam vaginaku. Saat mengurut gundukan pantatku, seakan dengan sengaja jari Mbak Jum disentuhkannya ke vaginaku kembali hingga ujung jarinya sempat menyenggol ujung klitorisku.

Aku jadi tersiksa sekali karena menahan hasrat birahi yang timbul akibat sentuhan tangan dan jari Mbak Jum saat memijat dan mengurut bagian bawah tubuhku. Untungnya urutan Mbak Jum segera pindah ke punggungku, terus naik ke leher dan kembali berakhir di kepalaku.

Kalau di bagian atas tubuhku, aku masih tidak merasakan suatu rangsangan seperti tadi. Namun rupanya setelah selesai memijat kepalaku, Mbak Jum kembali memijat dan mengurut kedua bongkahan pantatku, yang tentunya pangkal pahaku kembali menjadi sasarannya pula.

Aku tak kuasa menolak, karena kupikir Mbak Jum juga seorang wanita, dan juga normal karena pernah bersuami walau sudah lama bercerai. Aku toh akhirnya juga menikmati semua sentuhan tidak disengaja maupun mungkin disengaja saat jari-jari tangannya mengusap bagian luar vaginaku. Sampai akhirnya aku benar-benar tidak tahan lagi.

"Sudah! Cukup! Terima kasih ya Mbak", ujarku akhirnya.

"Kok sudah toh Mbak?", Tanya Mbak Jum padaku.

"Bagian depannya belum diurut lho! Ayo telentang Mbak, kuurut sebentar perutnya supaya ususnya tidak turun", tambah Mbak Jum dengan sedikit memerintah.

Herannya aku menurut juga. Dan lalu aku pun telentang di hadapan Mbak Jum. Mbak Jum mulai kembali mengolesi body lotion ke bagian dada dan perutku. Mbak Jum langsung mengelus bagian atas dadaku dekat leher sedang jarinya mengurut ke bawah ke arah payudaraku. Kemudian area sekitar payudaraku juga diurut lembut mirip elusan. Aku yang sudah horny sejak tadi jadi lebih blingsatan lagi hingga akhirnya aku tidak tahan untuk tidah mengaduh.

"Aduuh! Geli Mbak!" protesku, tapi Mbak Jum diam saja sambil terus mengurut pinggiran payudaraku.

Kemudian perutku diurut dari setiap penjuru mengarah ke pusar. Kini giliran pahaku diurut oleh Mbak Jum. Cara mengurutnya naik ke atas menuju pangkal paha, letak kakiku dipisahkan agak lebar sehingga posisiku lebih terkangkang lagi. Mbak Jum terus mengurut pahaku. Saat mengurut bagian dalam pahaku, aku menggeliat tak karuan.

Kemudian Mbak Jum mengurut mulai tepat di atas vagina menuju pusarku. Katanya ini adalah untuk menaikkan usus dalam perutku agar supaya tidak turun ke bawah. Aku diam saja tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, terus terang pijatannya memang enak hingga pegal yang ada di tubuhku sedah tidak terasa lagi. Namun selain itu aku juga mendapatkan rangsangan seksual dari cara Mbak Jum mengurutku.

"Sudah, sekarang yang terakhir" kata Mbak Jum sambil membuka lebar pahaku.

Mbak Jum berpindah posisi duduknya. Kini dia berjongkok tepat di hadapan selangkanganku yang terkangkang lebar. Kedua tangannya secara bersamaan mengurut kedua pahaku, dari arah lutut menuju selangkangan hingga aku jadi menggeliat tidak karuan menahan geli.


Kemudian kedua ibu jarinya mengurut-urut celah lipatan selangkangan dekat vaginaku dengan cara mengurutnya dari bawah ke atas terus berulang-ulang. Bibir vaginaku menjadi saling gesek karenanya hingga rangsangan dahsyat melanda bagian bawah tubuhku dan akhirnya aku tak kuasa lagi mengendalikan nafsu birahiku sendiri hingga tanpa perlu merasa malu lagi pada Mbak Jum, jariku kuarahkan ke klitorisku dan terus kugosok-gosokkan sambil mengangkat dan menggoyang-goyang pantatku.

Aku akhirnya orgasme di hadapan Mbak Jum. Persetan kalau mau dia tertawa, batinku. Namun ternyata Mbak Jum tetap cuek saja sampai aku selesai melepaskan orgasme. Lalu kubayar ongkos Mbak Jum memijatku dan kuminta dia untuk pulang sendiri.

TAMAT.

SUHU DOMINO 6100GAME


Previous
« Prev Post

2 comments:

Petting Dengan Kakak

SUHU DOMINO SUHU DOMINO 6100game - Nama aku Dendi 18 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 4 tahun...